www.GotQuestions.org/Indonesia



Apakah menjadi pendonor sperma/telur itu dosa? Apakah menggunakan pendonor sperma/telur itu dosa?

Jawaban:
Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa menggunakan pendonor sperma untuk membuahi sel telur—atau mendonasikan sel telur Anda sendiri agar orang lain bisa hamil—adalah salah karena hal itu melanggar kehendak Tuhan. Jika Tuhan menginginkan orang tersebut memiliki anak, maka ia berpikir, ia tidak memerlukan sperma dari orang lain selain suaminya. Namun, jika kita mengambil alasan ini secara ekstrem, maka kita harus mengatakan bahwa kematian penderita radang usus buntu juga merupakan kehendak Tuhan, karena melakukan operasi penyelamatan jiwa akan “melewati kehendak Tuhan.” Alasan seperti ini keliru karena intervensi medis pada dasarnya bukanlah dosa.

Namun, ada perbedaan antara menyelamatkan nyawa yang berada dalam bahaya (melakukan operasi usus buntu) dan menggunakan prosedur medis untuk membantu penciptaan kehidupan baru oleh Tuhan. Seberapa besar kemajuan ilmu pengetahuan yang memuliakan Tuhan (1 Korintus 6:19-20; 10:31)? Apakah semua teknologi merupakan sesuatu yang Tuhan ingin agar digunakan oleh anak-anak-Nya? Di wilayah “abu-abu” ini, orang yang percaya kepada Yesus membutuhkan hikmat. Ada baiknya untuk mengumpulkan informasi rinci dan mempelajari secara cermat prosedur-prosedur dalam mendonorkan sperma/telur atau menerima sumbangan sperma/telur. Selain itu, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter dan orang beriman lainnya, dan yang terpenting, meluangkan banyak waktu untuk berdoa.

Pada akhirnya, penciptaan kehidupan masih berada di tangan Tuhan (Mazmur 139:13–16; Efesus 2:10; Mazmur 110:3). Ilmu pengetahuan mungkin dapat membantu seseorang untuk hamil, namun teknologi bukanlah sumber kehidupan, dan Tuhan tetap dapat mencegah kehamilan apa pun yang tidak Dia inginkan terjadi. Pada saat yang sama, Tuhan mengizinkan dosa meskipun Dia tidak menyetujuinya. Jadi yang menjadi pertanyaan: apakah mendonorkan sperma/telur atau menerima sumbangan sperma/telur itu berdosa? Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan mendonorkan sperma yang dapat membantu seseorang mengambil keputusan yang berdasarkan informasi yang baik dan memuliakan Tuhan. Dua pertanyaan pertama ditujukan untuk pria yang sedang mempertimbangkan untuk mendonorkan spermanya:

Pertama, apakah sperma yang disumbangkan akan dibagikan kepada ibu yang tidak diketahui identitasnya? Jika demikian, Anda tidak mempunyai cara untuk mengetahui apakah anak Anda akan tumbuh dalam rumah yang penuh kasih, apakah dia akan dibesarkan untuk mengenal Tuhan, atau bahkan apakah dia akan memiliki rumah dengan dua orang tua. Apakah berkontribusi terhadap situasi keluarga yang penuh kekerasan akan menghormati Tuhan? Jika ada kemungkinan bahwa anak Anda tidak akan dibesarkan di rumah yang saleh, dan jika kemungkinan itu membuat Anda tidak memiliki kedamaian saat Anda mendoakannya, kemungkinan besar Tuhan tidak ingin Anda menyumbangkannya.

Kedua, apa pengaruh donasi Anda terhadap anak yang dibantunya? Jika Anda tidak membesarkan anak Anda sendiri, anak tersebut mungkin akan bergumul selama bertahun-tahun dengan pertanyaan tentang mengapa Anda “menjual” dia dan tidak pernah menjadi bagian dari hidupnya. Ada Blog online untuk anak-anak yang mencari ayah biologis mereka (atau “donor sperma”), saat mereka mencoba memahami asal keturunan mereka dari orang tua yang tidak biasa.

Kini, pertanyaan bagi wanita yang sudah menikah dan mempertimbangkan untuk menggunakan sperma sumbangan: apakah Anda dan suami sudah mempertimbangkan implikasi etis dan moral dari memasukkan sperma pria lain ke dalam tubuh Anda? Tuhan merancang pernikahan untuk menjadi penyatuan seorang pria dan seorang wanita menjadi “satu daging” (Kejadian 2:24).

Bagi wanita yang mempertimbangkan untuk menyumbangkan telur, pertanyaan mengenai kehidupan rumah tangga dan kesejahteraan emosional anak-anak mereka juga berlaku bagi wanita dan pria. Juga, bagaimana sel telurnya akan digunakan? Untuk benar-benar membantu pasangan yang tidak subur dalam kehamilan atau untuk melanjutkan penelitian sel induk embrionik?

Dan yang terakhir, sebuah pertanyaan yang patut dipertimbangkan: apakah sperma dari bank sperma digunakan untuk membuahi lebih dari satu sel telur (seperti pada prosedur in-vitro/ bayi tabung)? Apakah semua sel telur yang disumbangkan akan dibuahi? Jika demikian, banyak zigot/embrio akan tercipta, dan beberapa di antaranya mungkin akan hancur karena terlalu banyak yang tumbuh di dalam rahim. Embrio “ekstra” lainnya dibekukan dan tidak pernah ditanamkan. Jika Anda setuju bahwa aborsi adalah salah, maka Anda mungkin setuju bahwa perlakuan demikian terhadap embrio juga salah.

Orang percaya harus berdoa, membaca Firman Tuhan, dan menunggu jawaban yang jelas dari Tuhan (Kisah 17:11; 2 Timotius 2:15; Kolose 1:9-10). Keputusan Anda mempengaruhi banyak orang lain, dan itu mempengaruhi potensi kehidupan (atau bahkan kematian) manusia lainnya.

© Copyright Got Questions Ministries