settings icon
share icon
Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan orang yang tidak mau bekerja tidak boleh makan (2 Tesalonika 3:10)?

Jawaban


2 Tesalonika 3:10 berbunyi, " Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Ayat ini berada dalam konteks 2 Tesalonika 3:6-15, yang memperingatkan orang-orang percaya untuk tidak bermalas-malasan. Fokus dari perintah ini adalah terhadap mereka yang menolak untuk bekerja, bukan mereka yang tidak mampu melakukannya.

Ayat-ayat yang mendahului instruksi kepada mereka yang tidak mau bekerja menceritakan sebuah teladan yang positif: "Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti" (2 Tesalonika 3:7-9). Paulus dan rekan-rekannya tidak datang kepada orang-orang di Tesalonika untuk mengambil makanan atau uang dari mereka, tetapi untuk membagikan Kristus kepada mereka. Mereka bersedia bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Sebaliknya, jika ada pekerja Kristen yang datang ke gereja dan menolak untuk bekerja, Paulus mengatakan untuk tidak menawarkan makanan kepadanya. Instruksi ini juga berlaku untuk orang-orang di dalam jemaat mereka. Ayat 11-12 mencatat, "kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri." Ini adalah etos kerja Kristen. Orang-orang percaya harus dikenal karena bekerja keras, bukan karena sikap malas.

Alkitab sering menyebut kemalasan atau kelambanan sebagai dosa. Sebagai contoh, Amsal 18:9 mengatakan, "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak." Amsal 19:15 menambahkan, "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" - ada hubungan yang jelas antara tidak bekerja dan tidak makan dalam amsal ini. Pengkhotbah 10:18 juga mencatat konsekuensi negatif dari kemalasan: "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah."

Sekali lagi, peringatan bahwa "orang yang tidak mau bekerja tidak akan makan" lebih berkaitan dengan keengganan daripada ketidakmampuan. Ada perbedaannya. Yakobus 1:27 menggambarkan agama yang benar, bagian di dalamnya, adalah "mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka." Anak-anak dan janda-janda yang membutuhkan, orang-orang cacat, mereka yang berkebutuhan khusus, para lansia, dan mereka yang tidak dapat mencari nafkah layak untuk mendapatkan bantuan.

Sebagai orang percaya, penting bagi kita untuk dikenal karena etos kerja kita yang kuat dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan. Kita harus "bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16).

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apa yang dimaksud dengan orang yang tidak mau bekerja tidak boleh makan (2 Tesalonika 3:10)?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries