Pertanyaan
Bagaimana saya dapat berhenti menjadi orang Kristen yang pemarah?
Jawaban
Sifat pemarah menjadi ciri khas beberapa tipe kepribadian dibandingkan tipe kepribadian lainnya. Beberapa orang terlahir dengan watak yang ceria dan selalu melihat gelasnya setengah penuh. Yang lainnya tampaknya sudah pemarah sejak lahir, melihat setiap gelas hampir kosong-dan siapa yang meminumnya? Sayangnya, bahkan setelah beberapa orang pemarah menjadi orang Kristen, mereka tetap membawa sifat pemarah mereka. Karena mereka selalu seperti itu, mereka sering kali percaya bahwa sifat pemarah adalah bagian integral dari diri mereka dan bukannya suatu kekurangan yang perlu diubah. Orang-orang Kristen lainnya mungkin bahagia di awal kehidupan mereka, tetapi mereka menjadi lebih pemarah seiring bertambahnya usia. Alasan untuk menjadi pemarah berbeda-beda, tetapi hidup memang membawa dampaknya. Bagi mereka yang menyadari bahwa sifat pemarah yang terus menerus bertentangan dengan sukacita Tuhan (Kisah Para Rasul 13:52; Galatia 5:22; Roma 14:17), ada beberapa langkah praktis untuk mengubah sikap mereka:
1. Ketahuilah bahwa marah-marah terus-menerus adalah dosa. Anggaplah sifat-sifat kepribadian negatif seperti teritip (hama remis) di lambung kapal. Teritip adalah kutukan bagi pemilik kapal karena krustasea kecil ini bergerombol dalam jumlah ribuan, sehingga meningkatkan hambatan dan mengurangi efisiensi bahan bakar kapal. Teritip juga terkenal sulit dihilangkan. Dosa kepribadian, seperti sifat pemarah, memang seperti itu. Dosa-dosa itu melekat dalam hidup kita, membebani kita dan menghalangi kita untuk mengalami apa artinya "hidup oleh Roh" (Galatia 5:16, 25). Orang Kristen yang pemarah harus menahan diri untuk tidak meremehkan masalah dengan mengatakan hal-hal seperti, "Memang begitulah saya selalu" atau "Terlalu sulit untuk berubah." Yesus telah membayar harga yang terlalu mahal untuk membebaskan kita dari cara hidup kita yang lama sehingga jangan kita memilih untuk tetap diperbudak (Roma 6:1-4).
2. Akuilah sifat pemarah sebagai dosa setiap kali sifat itu muncul (1 Yohanes 1:9). Sifat pemarah menjadi kebiasaan yang lebih mudah dilihat oleh orang lain daripada oleh kita sendiri; banyak orang Kristen yang pemarah bahkan tidak menyadari ketika mereka sedang marah. Untuk mengatasi suasana hati yang pemarah, kita harus setuju dengan Tuhan tentang hal itu. Yesus tidak pernah marah-marah, terlepas dari semua yang Dia hadapi dan salib yang Dia pikul (lihat Lukas 10:21). Begitu juga dengan sifat pemarah yang tidak seharusnya ada dalam kehidupan para pengikut-Nya (Roma 8:29). Ketika kita mulai memperhatikan cara kita merespons situasi tertentu, kita dapat menyadari bagaimana kita tampil di hadapan orang lain. Jika kita mengembangkan kebiasaan untuk mengakui sifat pemarah sebagai dosa setiap kali kita menyadarinya, kita akan menjadi lebih peka terhadapnya, dan kita dapat meminta pertolongan Tuhan untuk mengubah cara-cara lama kita.
3. Mengucap syukurlah kepada Tuhan untuk setiap pemberian baik yang telah diberikan-Nya (Yakobus 1:17). Hati yang bersyukur adalah hati yang bahagia. Rasa kesal dan rasa syukur tidak dapat hidup berdampingan. Pilihlah untuk "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1 Tesalonika 5:18). Orang yang selalu marah-marah begitu fokus pada apa yang tidak benar sehingga mereka mengabaikan apa yang benar. Orang Kristen yang pemarah dapat ditolong dengan membuat jurnal ucapan syukur. Dalam jurnal tersebut, catatlah satu hal setiap hari yang dapat Anda syukuri. Kemudian, ketika rasa kesal muncul, ubahlah fokus Anda dengan membaca jurnal tersebut dan ingatkan diri Anda akan kebaikan Tuhan yang tidak ada habisnya.
4. Beristirahatlah sejenak. Ketika Anda merasa marah, beristirahatlah sejenak. Meskipun hanya beberapa detik, memberi diri Anda waktu untuk mundur dan mengevaluasi kembali berbagai hal akan sangat membantu. Jika Anda punya waktu, habiskan waktu istirahat Anda dengan berdoa, membaca Alkitab, atau mendengarkan musik pujian yang memuji Kristus. Makanlah makanan ringan yang sehat. Cari cermin dan periksa ekspresi wajah Anda. Tersenyumlah.
5. Identifikasi area yang berkontribusi terhadap rasa kesal. Temukan sumber kemarahan, dan Anda bisa langsung mengatasinya. Seringkali, orang yang pemarah tertarik pada informasi dan orang-orang yang mendorong sifat pemarah mereka. Mereka berpesta dengan berita negatif, mencari teman yang negatif, dan mendengarkan musik yang mengecilkan hati. Mengatasi sikap negatif mengharuskan kita untuk berhenti memberinya makan. Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga hati kita (Amsal 4:23). Ada baiknya kita menyaring semua hiburan dan informasi dari luar melalui kalimat ini: "Apakah ini mengangkat hati saya untuk memuji Tuhan atau menjatuhkannya ke dalam kemarahan dan depresi?"
Seorang Kristen yang mudah marah dapat mengatasinya dengan cara yang sama seperti kita mengatasi sifat negatif lainnya. Kita mengenalinya sebagai dosa, meminta pertolongan Tuhan untuk berubah, dan mengambil tindakan untuk menciptakan keadaan yang baru. Ganjarannya adalah pandangan yang lebih bahagia, hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan, dan pertumbuhan rohani yang akan bermanfaat bagi semua orang di sekitar kita.
English
Bagaimana saya dapat berhenti menjadi orang Kristen yang pemarah?