www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Mengapa Tuhan menghukum Firaun karena kebohongan Abram (Kejadian 12:17)?

Jawaban:
Dalam Kejadian 12, Abram dan istrinya Sarai (nama mereka kemudian diganti menjadi Abraham dan Sarah) pergi ke Mesir karena adanya bencana kelaparan di Kanaan. Abram memerintahkan istrinya untuk mengatakan kepada orang-orang di Mesir bahwa Sarai adalah saudara perempuannya, bukan istrinya. Alasannya adalah untuk melindungi dirinya sendiri. Karena Sarai sangat cantik, Abram takut seseorang akan membunuhnya dan mengambil Sarai sebagai istrinya. Rencana untuk menyamar sebagai saudara perempuannya akan memastikan bahwa Abram akan diterima dengan baik oleh orang-orang yang ditemuinya.

Di Mesir, kecantikan Sarai menarik perhatian Firaun, penguasa negara itu. Sarai dibawa masuk ke dalam istana Firaun, dan banyak hadiah diberikan kepada Abram (Kejadian 12:16). Kejadian 12:17 berkata, "Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu." Hal ini tampak membingungkan. Bagaimanapun juga, raja adalah korban dari tipu daya Abram dan Sarai.

Hasil dari hukuman ini mengungkapkan alasannya. Ketika Firaun menyadari bahwa Sarai adalah istri Abram, ia memanggil Abram dan berkata, "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!" (Kejadian 12:18-19). Jika Tuhan tidak mendatangkan tulah-tulah yang menimpa Firaun dan keluarganya, dia mungkin tidak akan tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Tulah itu membawa Firaun pada penemuan bahwa Sarai adalah istri Abram. Jika Firaun tetap mempertahankan Sarai, maka Abram tidak akan mendapatkan seorang anak laki-laki dari Sarai sebagai penggenapan janji Tuhan kepadanya (Kejadian 12:2; 17:19). Abram telah berbohong, tetapi Tuhan dengan penuh kasih karunia turun tangan untuk menepati perjanjian-Nya dengan Abram.

Pada akhirnya, Firaun mengembalikan istri Abram dan memberikan perlindungan kepadanya: "Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya" (Kejadian 12:20). Terlepas dari kesalahan Abram, Tuhan bekerja untuk menggenapi janji-Nya. Abram meninggalkan Mesir bersama istrinya Sarai, dalam perlindungan raja, dan bertambah makmur.

Kejadian ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana Tuhan terkadang mengizinkan hal-hal buruk terjadi dalam kehidupan seseorang sebagai bagian dari situasi yang lebih besar. Tuhan menggunakan penderitaan keluarga Firaun untuk mendatangkan kebaikan bagi Abram. Kita mungkin tidak selalu tahu mengapa hal-hal buruk terjadi, tetapi bukan berarti hal itu tanpa tujuan. Tuhan memiliki tujuan yang lebih besar di balik segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini (Yeremia 29:11). Seperti yang Paulus ajarkan dalam Roma 8:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Abram dengan tidak bijaksana mempercayai kelicikannya sendiri untuk menyelamatkan hidupnya, dan dia terjebak dalam kebohongan. Tuhan membuktikan bahwa kekuatan-Nya sempurna dan bahwa Dia adalah satu-satunya Pribadi yang berkuasa menyelamatkan. Lebih jauh lagi, kita melihat bahwa Tuhan memiliki tujuan yang lebih besar dalam segala hal, termasuk penderitaan. Kehendak-Nya berdaulat, dan Nama-Nya akan dimuliakan.

© Copyright Got Questions Ministries