www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa yang Alkitab katakan tentang neraka?

Jawaban:
Kadang-kadang ada kebingungan tentang penggunaan istilah neraka sebagai tempat berkumpulnya orang mati untuk sementara waktu (juga dikenal sebagai Sheol atau Hades). Artikel ini akan berfokus pada satu penggunaan umum kata neraka yang identik dengan lautan api, tempat hukuman kekal yang disediakan bagi mereka yang terhilang.

Jika surga banyak disalahpahami karena konsep yang salah dan kepalsuan yang berdasar oleh mitos dan budaya populer, maka realitas neraka lebih banyak disalahpahami lagi. Seni abad pertengahan, literatur khayalan, dan tidak mengerti Alkitab mungkin adalah tiga alasan utama mengapa pemahaman rata-rata orang tentang neraka diselimuti oleh ketidaktahuan dan kekeliruan. Yang memperparah masalah ini, banyak pendeta dan pengajar Alkitab yang menghindari pembahasan tentang neraka karena takut membuat jemaatnya marah. Memang, neraka adalah topik yang paling tidak menyenangkan, tetapi karena Tuhan Yesus telah mengajarkan tentang neraka, kita tidak boleh berdiam diri tentang masalah ini. Menurut Alkitab, neraka itu nyata (Markus 9:43), neraka adalah tempat orang-orang berdosa dihukum (Matius 5:22), neraka adalah tempat penyiksaan (Wahyu 14:11), dan neraka bersifat kekal (Markus 9:48). Neraka pada awalnya diciptakan untuk Setan dan para malaikatnya (Matius 25:41).

Menghilangkan beberapa mitos yang umum tentang neraka berguna untuk menambah pemahaman alkitabiah kita:

Mitos 1: Markas Setan berada di neraka. Setan tidak berada di neraka sekarang. Neraka, atau lautan api (juga disebut sebagai kematian kedua), akan menerima penghuni pertamanya pada akhir pemerintahan seribu tahun Tuhan Yesus (Wahyu 20:7-10). Selain itu, neraka adalah tempat penyiksaan (Lukas 16:23-24; Wahyu 20:10), jadi gambaran kartun tentang Setan yang berjingkrak-jingkrak mengacungkan garpu rumput sambil menari-nari dengan riang di sekeliling cincin api adalah tidak masuk akal. Alih-alih berpesta dengan pasukan iblisnya, Setan akan mendekam di neraka.

Mitos 2: Neraka hanya diperuntukkan bagi para pelaku kejahatan yang paling buruk seperti diktator yang kejam dan pembunuh berantai. Meskipun kemungkinan ada tingkatan-tingkatan hukuman kekal (Lukas 12:47-49), semua orang yang menolak belas kasihan Tuhan harus menanggung murka-Nya (Yohanes 3:18). Ada surga dan ada neraka; tidak ada pilihan ketiga. Meskipun kenyataan ini membuat kebanyakan orang tidak nyaman, akan ada lebih banyak tukang cukur, tukang ledeng, guru sekolah menengah, tukang batu, pilot maskapai penerbangan, dan akuntan yang tidak bertobat di neraka daripada para tiran seperti Hitler, Stalin, dan Mao. Stalin tidak akan dikirim ke lautan api karena ia membunuh jutaan rakyatnya sendiri; sebaliknya, Stalin, seperti pustakawan yang tidak mau bertobat, akan menderita di neraka karena ia menghina belas kasihan Tuhan dan menolak Kristus.

Mitos 3: Tuhan yang penuh kasih tidak akan mengirim orang ke neraka. Jika yang dimaksud dengan "kasih" adalah kasih yang memanjakan, memampukan, kasih sayang yang salah arah, maka tidak akan ada hukuman kekal. Tetapi Tuhan tidak dapat disamakan dengan seorang kakek yang mengantuk yang mengedipkan mata pada tingkah laku cucunya yang nakal dari kursi goyang. Tuhan itu adil (Roma 12:19), dan Dia akan membalas kejahatan dengan kesengsaraan (2 Tesalonika 1:6). Daripada menuduh Tuhan kejam, kita harus ingat bahwa neraka disediakan bagi mereka yang, dengan kehendak mereka sendiri, menghina belas kasihan Tuhan (Ibrani 2:3). Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma bagi mereka yang memintanya (Efesus 2:8-9), tetapi dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang pikiran dan hatinya dipenuhi dengan hal-hal duniawi sehingga mereka tidak memiliki tempat untuk menerima apa yang dengan senang hati Tuhan berikan kepada mereka. Pada akhirnya, neraka akan menjadi tempat bagi mereka yang bersedia menerima yang kurang dari yang terbaik yang Tuhan siapkan.

Mitos 4: Tuhan yang adil tidak akan mengirim orang ke neraka. Dari semua argumen yang menentang neraka, ini mungkin yang paling lemah. Ke mana lagi Tuhan yang adil akan mengirim para pemberontak yang dengan keras kepala dan teguh menolak untuk bertobat dari kejahatan mereka? Bahkan di dalam sistem peradilan pidana kita yang terkadang korup, para pelanggar hukum dikirim ke penjara. Haruskah Tuhan yang adil menghadiahi para pelaku kejahatan yang keras kepala dengan kebahagiaan kekal? Selain itu, mereka yang akan menempati neraka adalah mereka yang menghindari kontak, persahabatan, dan komunikasi dengan Dia yang menciptakan mereka. Mengapa kita berpikir bahwa orang berdosa yang tidak bertobat dan lari dari hadirat Tuhan di bumi ini akan berbahagia dalam kebersamaan dengan-Nya yang intim di surga?

Dengan gayanya yang bernas, penulis dan apologis Kristen C.S. Lewis menjelaskan, "Hanya ada dua jenis orang pada akhirnya: mereka yang berkata kepada Tuhan, 'Jadilah kehendak-Mu', dan mereka yang pada akhirnya mendengar Tuhan berkata, 'Jadilah kehendak-Mu'" (The Great Divorce, Signature Classics, hal. 339). Neraka akan dihuni oleh orang-orang yang memilih untuk berada di sana.

Mitos 5: Neraka hanyalah taktik menakut-nakuti untuk menegakkan kesetiaan atau perilaku tertentu. Jika neraka itu nyata, maka kita sebaiknya takut, dan jika neraka hanyalah taktik untuk menakut-nakuti, maka mungkinkah hal yang sama berlaku untuk peringatan terhadap penggunaan tembakau, mengemudi sambil mabuk, atau penipuan pajak penghasilan? Yesus memperingatkan tentang bahaya neraka (Matius 10:28). Akankah Dia memperingatkan kita akan bahaya neraka jika bahaya itu tidak nyata? Apakah mereka yang menyangkal keberadaan neraka lebih bijaksana, lebih pintar, dan lebih tahu daripada Anak Allah? Menyangkal bahaya neraka berarti meragukan perkataan Juruselamat kita.

Neraka adalah tempat kesengsaraan dan penderitaan; neraka adalah tempat di mana siksaan dan penderitaan tidak pernah berhenti (Wahyu 14:11). Entah api itu secara harfiah atau simbolis mewakili suatu kesengsaraan yang lebih besar, kita dapat yakin bahwa semua yang ditawarkan dunia ini-uang, ketenaran, reputasi, kekuasaan, atau kepuasan seksual-hampir tidak sebanding dengan kehilangan jiwa kita yang kekal (Markus 8:36-38).

Tuhan tidak berkenan dengan kematian orang fasik (Yehezkiel 18:32). Dia tidak menemukan kepuasan dalam diri mereka yang memilih neraka daripada Dia. Sebaliknya, Tuhan begitu mengasihi dunia sehingga Dia mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dan menebus kita (Yohanes 3:16). Kematian dan kebangkitan Yesus adalah kabar baik bagi orang-orang berdosa yang terhilang yang mau percaya bahwa hutang dosa kita telah dibayar lunas. Mereka yang menerima kasih karunia Tuhan melalui iman akan hidup selamanya bersama-Nya.

Yesus adalah yang terbaik yang dapat Tuhan berikan kepada kita. Tidak ada yang lebih besar yang dapat Tuhan berikan selain Anak-Nya. Mereka yang telah menaruh iman mereka kepada Yesus Kristus tidak memiliki alasan untuk takut akan kematian dan kubur; sebaliknya, yang terbaik masih akan datang. Namun, ada orang-orang yang hatinya dikeraskan dan lebih tertarik untuk mendapatkan apa yang ditawarkan oleh dunia. Sungguh tragis, karena Kristus telah mengalahkan dosa, maut dan neraka bagi kita.

© Copyright Got Questions Ministries