www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa itu ajaran Buddhisme Vajrayana?

Jawaban:
Meskipun banyak yang menganggap Buddhisme Vajrayana sebagai cabang Buddhisme yang sepenuhnya terpisah, Buddhisme Vajrayana lebih baik dipahami sebagai evolusi dari Buddhisme Mahayana, yang sangat menekankan penggunaan tantra-teknik spiritual tradisional tertentu-untuk memperoleh pencerahan secepat mungkin. Menurut para penganut Vajrayana, tujuan akhir dari ajaran Buddha dapat direalisasikan secara efisien melalui praktik-praktik ini. Pada saat yang sama, beberapa dari teknik ini dianggap terlalu canggih atau bahkan berbahaya bagi mereka yang belum tahu. Hal ini memberikan kecenderungan yang kuat terhadap kerahasiaan dalam Vajrayana dan membuatnya semakin sulit untuk dipahami oleh non-praktisi.

Karena popularitasnya di negara-negara Himalaya seperti Tibet, Nepal, dan Mongolia, aliran Vajrayana terkadang disebut sebagai "Buddhisme Tibet". Namun, seperti hampir semua agama Timur, ada banyak variasi dalam kepercayaan dan praktik, sehingga istilah-istilah tersebut hanya diterapkan secara longgar.

Vajrayana biasanya diterjemahkan sebagai "kendaraan berlian" atau terkadang "kendaraan petir". Istilah vajra berarti "petir", yang merupakan senjata utama dewa utama Hindu, Indra. Senjata yang tidak dapat dihancurkan ini dapat menembus apa pun; istilah vajra terkadang digunakan untuk bahan pembuat petir. Karena kata ini menunjukkan substansi yang "tidak bisa dihancurkan", kata ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "berlian". Dalam konteks kepercayaan Vajrayana, hal ini menunjukkan gagasan untuk menusuk secara langsung dan efisien pada tujuan ajaran Buddha, yaitu pencerahan sempurna: Kebuddhaan.

Seperti halnya aliran Buddhisme Mahayana lainnya, Vajrayana menganut konsep upaya. Secara singkat, ini adalah filosofi utilitarian "apa pun yang berhasil". Menurut upaya, apa pun yang membawa seseorang pada pencerahan yang lebih besar adalah baik. Namun, Vajrayana memiliki keunikan tersendiri karena bersikeras bahwa cara yang paling efisien untuk memperoleh pencerahan adalah praktik spiritual tertentu yang dikenal sebagai tantra. Menurut ajaran Buddha Vajrayana, tantra-tantra ini cukup efektif sehingga seseorang dapat memperoleh kebuddhaan dalam satu masa kehidupan daripada melalui reinkarnasi yang tak terhitung jumlahnya.

Istilah tantra dalam bahasa Sanksekerta sebenarnya berarti "menenun" atau "alat tenun" dan menyiratkan keterkaitan antara kebijaksanaan, tradisi, pengajaran, dan praktik, menciptakan gambaran yang lebih besar tentang kebenaran. Orang Barat sering mengasosiasikan istilah tantra dengan seksualitas, yang tidak sepenuhnya salah. Secara historis, tantra telah mencakup ritual seks dan bahkan penggunaan cairan tubuh untuk tujuan spiritual. Namun, sebagian besar tantra tidak ada hubungannya dengan seksualitas, dan dalam praktiknya istilah ini hanya mengacu pada teknik spiritual tertentu. Hal ini dapat melibatkan nyanyian, penggunaan simbol, ritual, teknik meditasi, atau hampir semua bentuk tindakan spiritual lainnya.

Teknik utama yang terkait dengan Buddhisme Vajrayana adalah penggunaan doa dan meditasi yang difokuskan pada satu dewa pribadi. Aliran Buddhisme ini juga menempatkan penekanan yang lebih besar pada ritual, perilaku yang dirumuskan, ucapan yang diulang-ulang, dan sebagainya, dibandingkan dengan sub-kelompok Mahayana lainnya.

Umat Buddha Vajrayana mengklaim bahwa pandangan mereka terhadap ajaran Buddha sama dengan pandangan Buddha Gautama, namun menyatakan bahwa Buddha merasa umat manusia belum siap untuk mendapatkan pengetahuan seperti itu. Beberapa praktik tantra, menurut Vajrayana, terlalu berbahaya untuk dipelajari oleh orang awam. Mereka rentan disalahgunakan, mudah disalahpahami, atau berbahaya. Hal ini, konon, adalah alasan mengapa Buddha Gautama mempraktikkan teknik-teknik ini sendiri tetapi tidak mengajarkannya kepada orang lain. Akibatnya, Vajrayana berfungsi seperti agama misteri: hanya mereka yang telah disiapkan dengan benar dan disumpah untuk merahasiakannya yang dapat mempelajari rahasia yang lebih dalam. Tidak perlu dikatakan lagi, kurangnya keterbukaan ini membuat sangat sulit bagi non-praktisi untuk mempelajari Vajrayana.

Budaya Barat mengakui beberapa aspek dari ajaran Buddha Vajrayana dalam klise-klise budaya. Sebagai bagian dari keyakinannya dalam menjaga rahasia spiritual, Vajrayana sering menggunakan bahasa atau simbol yang dikaburkan. Hal ini agak berkaitan dengan konsep koan yang biasanya dikaitkan dengan Buddhisme Zen. Banyak simbol, frasa, dan gerakan stereotip yang diasosiasikan oleh orang Barat dengan Zaman Baru atau spiritualitas Timur berasal dari Buddhisme Vajrayana.

Meskipun ajaran Buddha Vajrayana memiliki sebagian besar kepercayaan yang sama dengan Mahayana dan berkembang dari aliran Mahayana, beberapa ahli melihatnya sebagai aliran Buddha yang sepenuhnya terpisah. Jika dilihat dengan cara ini, Buddhisme Vajrayana akan menjadi yang terkecil dari tiga aliran utama pemikiran Buddhis: Mahayana, Theravada, dan Vajrayana.

© Copyright Got Questions Ministries