Jawaban:
Kita tahu dari 1 Samuel 18:1 bahwa Yonatan mengasihi Daud. Kedua Samuel 1:26 mencatat ratapan Daud setelah kematian Yonatan, di mana ia berkata bahwa cintanya kepada Yonatan lebih besar daripada cinta seorang wanita. Beberapa orang menggunakan kedua ayat ini untuk mengisyaratkan adanya hubungan homoseksual antara Daud dan Yonatan. Namun, penafsiran ini harus ditolak setidaknya karena tiga alasan.
Pertama, kata Ibrani untuk "kasih" yang digunakan di sini mencakup arti yang luas dan tidak berarti kasih "romantis" atau "seksual" kecuali jika konteksnya menuntut demikian. Bentuk-bentuk kata yang sama digunakan untuk mengasihi Allah (Keluaran 20:6), mengasihi sesama seperti diri sendiri (Imamat 19:18), memperlakukan orang asing dengan baik (Imamat 19:34), berbagi persahabatan (Ayub 19:19), menjalin hubungan diplomatik (1 Raja-raja 5:1), menikmati hasil kerja seorang bawahan (1 Samuel 16:21), dan bahkan "mengasihi" benda-benda mati (Amsal 21:17).
Kedua, perbandingan Daud tentang hubungannya dengan Yonatan dengan hubungan dengan wanita mungkin merujuk pada pengalamannya dengan putri-putri Raja Saul. Dia dijanjikan salah satu putri Saul karena telah membunuh Goliat. Anak perempuan pertama tiba-tiba diberikan kepada pria lain. Putri kedua dijanjikan, tetapi Saul terus menambahkan syarat dalam perjanjian itu, berharap untuk melihat Daud terbunuh dalam pertempuran (1 Samuel 18:17, 25). Kesetiaan dan persahabatan Daud dengan Yonatan datang tanpa syarat dan jauh lebih berharga daripada persahabatan dengan putri Saul.
Ketiga, Alkitab dengan jelas dan konsisten mengecam homoseksualitas (Kejadian 1:26-27; Imamat 18:22; 20:13; Roma 1:18-25). Memuji cinta homoseksual antara Daud dan Yonatan akan bertentangan dengan larangan-larangan yang ditemukan di seluruh Alkitab.
Persahabatan antara Daud dan Yonatan adalah sebuah hubungan perjanjian. Dalam 1 Samuel 18:1-5, kita membaca bahwa Daud dan Yonatan membuat sebuah perjanjian. Dalam perjanjian ini, Yonatan akan menjadi orang kedua dalam pemerintahan Daud di masa depan, dan Daud harus melindungi keluarga Yonatan (1 Samuel 20:16-17, 42; 23:16-18).
Jelas, kedua orang ini juga merupakan teman yang sangat baik. Dalam hubungan mereka, kita dapat melihat setidaknya tiga kualitas persahabatan sejati. Pertama, mereka berkorban untuk satu sama lain. Dalam 1 Samuel 18:4, kita membaca bahwa Yonatan memberikan pakaian dan perlengkapan perang kepada Daud. Arti penting dari pemberian ini adalah bahwa Yonatan menyadari bahwa Daud suatu hari nanti akan menjadi raja Israel. Bukannya iri atau cemburu, Yonatan tunduk pada kehendak Tuhan dan mengorbankan haknya sendiri atas takhta. Kedua, dalam 1 Samuel 19:1-3, kita membaca tentang kesetiaan Yonatan kepada dan membela Daud. Raja Saul memerintahkan para pengikutnya untuk membunuh Daud. Yonatan menegur ayahnya dan mengingat kesetiaan Daud kepadanya dalam membunuh Goliat. Akhirnya, Yonatan dan Daud pun bebas mengekspresikan emosi mereka satu sama lain. Dalam 1 Samuel 20, kita membaca rencana yang dibuat oleh Yonatan untuk mengungkapkan rencana ayahnya terhadap Daud. Yonatan akan berlatih memanah. Jika ia mengatakan kepada pelayannya bahwa anak panah yang ia tembakkan meleset dari sasaran, maka Daud akan aman. Jika Yonatan mengatakan kepada pelayannya bahwa anak panahnya meleset dari sasaran, Daud harus pergi dan tidak boleh kembali. Yonatan mengatakan kepada hambanya bahwa anak panahnya meleset dari sasaran, yang berarti Daud harus melarikan diri. Setelah melepaskan pelayannya, Yonatan menemukan Daud dan kedua orang itu menangis bersama.
Alih-alih menjadi bukti adanya hubungan homoseksual dalam Alkitab, kisah Daud dan Yonatan merupakan contoh persahabatan sejati dalam Alkitab. Persahabatan sejati, menurut Alkitab, melibatkan kesetiaan, pengorbanan, kompromi, dan ya, keterikatan emosional. Itulah yang harus kita pelajari dari Daud dan Yonatan. Gagasan bahwa Daud dan Yonatan mempraktikkan homoseksual (atau biseksual) tidak memiliki dasar Alkitabiah.
