Pertanyaan: Apakah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Israel?
Jawaban:
Mungkin tidak ada tanah yang lebih banyak disengketakan di dunia ini selain tanah Israel. Bahkan menyebut "Israel" saja akan menimbulkan keberatan dari beberapa pihak. Orang-orang Yahudi mengklaim tanah tersebut karena mereka pertama kali memilikinya ribuan tahun yang lalu dan karena Tuhan secara langsung memberikan tanah tersebut kepada mereka, seperti yang tercatat dalam Alkitab.
Dalam Kejadian 12:7, Tuhan berjanji kepada Abram, yang baru saja tiba di Kanaan, "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Kemudian, dalam Kejadian 15:18, Tuhan memperluas janji tanpa syarat itu: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat." Kemudian, dalam Kejadian 17:8, Tuhan mengulangi janji tersebut kepada Abraham, dengan menambahkan bahwa pemberian tanah tersebut tidak dapat ditarik kembali: "Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya." Tuhan kemudian mengulangi janji ini kepada anak Abraham, Ishak (Kejadian 26:3-4) dan anak Ishak, Yakub (Kejadian 28:13), yang namanya kemudian diubah Tuhan menjadi Israel.
Dalam Perjanjian Abraham, Tuhan menetapkan luas tanah yang akan menjadi milik keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub-sebuah wilayah yang mencakup seluruh Kanaan dan membentang dari Mesir hingga ke Irak modern. Beberapa abad kemudian, ketika tiba waktunya bagi bangsa Israel untuk benar-benar memiliki Tanah Perjanjian, Tuhan kembali berbicara tentang wilayah yang sangat luas "Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam" (Yosua 1:4).
Janji akan tanah milik bani Israel bersifat permanen. Bahkan ketika bangsa Israel terusir dari tanah mereka, yang telah terjadi dua kali dalam sejarah, Tuhan berjanji bahwa mereka akan kembali: "Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu , dan engkaupun akan memilikinya pula" (Ulangan 30:4-5). Janji ini adalah bagian dari apa yang sekarang disebut sebagai Perjanjian Palestina atau Perjanjian Tanah (Ulangan 29:1-30:10).
Dalam menubuatkan pemindahan bangsa Israel dari tanah mereka, Perjanjian Palestina melihat Pembuangan ke Babel (586 SM) dan penghancuran Yerusalem oleh Romawi (70 M). Dalam kedua kasus tersebut, janji perjanjian itu terbukti benar: orang-orang Yahudi mendapatkan kembali tanah dan bangsa mereka pada tahun 537 SM dan sekali lagi pada tahun 1948 Masehi. Israel masih berada di tanah mereka, meskipun para penakluk mereka, Babilonia dan Romawi, telah lama pergi. Semua ini memperkuat janji yang diberikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub bahwa Tuhan akan menegakkan Israel di tanah mereka sebagai umat pilihan-Nya (Ulangan 29:13). Perjanjian Tanah juga berisi beberapa janji khusus kepada Israel yang diyakini banyak orang tidak akan digenapi sepenuhnya sampai pemerintahan seribu tahun Kristus.
Menurut Kejadian 15:18 dan Yosua 1:4, tanah yang Tuhan berikan kepada Israel meliputi segala sesuatu dari Sungai Nil di Mesir hingga Lebanon (selatan ke utara) dan segala sesuatu dari Laut Mediterania hingga Sungai Efrat (barat ke timur). Pada peta hari ini, tanah yang Tuhan nyatakan sebagai milik Israel mencakup semua yang dimiliki Israel modern, ditambah semua wilayah yang diduduki Palestina (Tepi Barat dan Gaza), ditambah sebagian Mesir dan Suriah, ditambah semua Yordania, ditambah sebagian Arab Saudi dan Irak. Dengan demikian, Israel saat ini hanya memiliki sebagian kecil dari tanah yang dijanjikan Tuhan; sisa warisan mereka kemungkinan besar menunggu kedatangan Mesias, Yesus Kristus. Tuhan telah memberikan firman-Nya bahwa bangsa Israel tidak akan pernah lenyap selama matahari masih bersinar di siang hari dan bulan dan bintang-bintang masih bersinar di malam hari (Yeremia 31:35-37).