www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Mengapa Yesus berkata, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu" dalam Matius 5:39?

Jawaban:
Dalam Matius 5:39, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat." Perintah ini merupakan bagian dari Khotbah di Bukit yang dikhotbahkan Yesus dalam Matius 5-7. Dalam khotbah ini, Yesus membahas banyak topik termasuk kemarahan, amoralitas seksual, pernikahan, puasa, hubungan, dan banyak lagi. Melalui khotbah ini, Dia mengajarkan murid-murid-Nya bagaimana menjalani hidup yang murni dan benar di hadapan Tuhan dan sesama.

Ketika Yesus berkata, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu," Dia sedang mengungkapkan isi hati Tuhan tentang bagaimana kita harus memperlakukan mereka yang berbuat jahat kepada kita. Inilah konteksnya: "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil" (Matius 5:38-41). Alih-alih membalas dendam, Yesus berkata kepada kita bahwa kita harus "memberikan pipi yang lain". Dengan kata lain, kita harus mengadopsi sikap rendah hati dan berusaha untuk berdamai dengan mereka yang telah berbuat salah kepada kita.

Penting untuk dicatat bahwa dengan mengatakan, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu," Yesus tidak meminta kita untuk menjadi orang yang cinta damai atau tidak pernah melawan kekuatan jahat. Bahkan, Yakobus 4:7 dan 1 Petrus 5:9 memerintahkan kita untuk melawan iblis dan perbuatan-perbuatannya yang jahat. Jika orang percaya atau orang yang dikasihinya diancam atau diserang, tidaklah salah untuk melakukan pembelaan atau mencari keadilan yang tepat terhadap orang yang bersalah. Apa yang Yesus tuntut dengan memerintahkan kita untuk tidak melawan orang jahat adalah untuk tidak membalas. Kita tidak membalas dengan balasan yang setimpal, dan kita tidak boleh mencoba untuk "membalasnya." Dan, ketika pelanggaran itu tidak lebih dari sekadar kesalahan pribadi, kita dapat mengabaikannya.

Dengan tidak membalas dendam atau menyerang balik kepada orang-orang yang telah berbuat jahat kepada kita, kita sebenarnya dapat mengungkapkan kepada mereka seperti apa Tuhan itu. Tuhan, dalam kasih karunia-Nya, tidak membalas dendam kepada mereka yang bersalah kepada-Nya; Dia tidak berusaha untuk "membalaskan dendam" kepada para pendosa. Sebaliknya, Tuhan mengundang mereka ke dalam hubungan dengan diri-Nya dan, di dalam Kristus, menawarkan untuk mengampuni dosa-dosa mereka.

Mungkin alasan terpenting mengapa kita tidak boleh melawan orang jahat adalah karena Yesus sendiri tidak melakukannya. Yesus mempraktikkan apa yang Dia khotbahkan. Ketika Dia ditangkap dan disalibkan, Yesus tidak melawan atau melawan. Dia tidak membalas dendam atau mencoba untuk "menyamakan kedudukan" dengan para penyiksanya. Sebaliknya, Dia mengasihi mereka dan mati untuk mereka, dan Dia meminta Bapa Surgawi-Nya untuk mengampuni kesalahan yang mereka lakukan (Lukas 23:34). Mengikuti teladan Yesus, kita tidak boleh melawan orang yang berbuat jahat. Kita juga dapat memilih untuk mengasihi dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita.

Sebagai orang percaya, kita tidak boleh melawan orang yang berbuat jahat. Tuhan mengajarkan kita bahwa membalas dan membalas dendam itu salah, dan kita harus meneladani teladan Juruselamat kita. Rasul Paulus menyimpulkannya dalam Roma 12:21: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"

© Copyright Got Questions Ministries