Pertanyaan: Apakah arti penting Kekaisaran Babilonia dalam sejarah Alkitab?
Jawaban:
Babilonia berkembang dari sebuah kota Mesopotamia di Sungai Efrat menjadi sebuah negara kota yang kuat dan kemudian menjadi ibu kota dan nama salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah. Kota ini terletak di sisi timur Bulan Sabit Subur sekitar 55 mil di selatan Baghdad modern. Sejarah Babilonia seringkali bersinggungan dengan garis waktu Alkitab sejak awal. Pengaruh Babilonia terhadap Israel dan sejarah dunia sangatlah besar.
Berdirinya Babel
Penyebutan Babel yang pertama kali dalam Alkitab terdapat dalam Kejadian 10. Bab ini disebut sebagai daftar bangsa-bangsa karena bab ini menelusuri keturunan ketiga anak Nuh. Dalam silsilah Ham, "Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi" (Kejadian 10:8). Nimrod mendirikan sebuah kerajaan yang mencakup sebuah tempat yang disebut "Babel" di Sinear (Kejadian 10:10).
Menara Babel
Menara Babel ditemukan dalam Kejadian 11. Dalam bahasa Inggris, cukup mudah untuk membuat hubungan antara "Babilonia" dan "Babel", tetapi dalam bahasa Ibrani itu adalah kata yang sama. Bab ini mengukuhkan reputasi Babel sebagai kota yang memberontak terhadap Tuhan. Sejak saat itu, para penulis Alkitab secara konsisten menggunakan Babel sebagai simbol kejahatan dan pemberontakan (lihat 1 Petrus 5:13 dan Wahyu 17:5).
Pertumbuhan Awal Babel
Menjelang zaman Abraham, Babel menjadi sebuah negara kota yang merdeka dan diperintah oleh bangsa Amori. Dinasti Babilonia pertama termasuk Hammurabi, raja keenam, yang dikenal dengan kode hukumnya. Hammurabi memperluas kerajaannya, dan daerah di sekitar Babel dikenal sebagai Babilonia. Selama dinasti kedua, Babilonia menjalin komunikasi dengan Mesir dan memasuki masa peperangan selama 600 tahun dengan Asyur. Setelah masa penaklukan terhadap Kekaisaran Elam, dinasti keempat raja-raja Babilonia berkembang pesat di bawah pemerintahan Nebukadnezar I. Kemudian Babilonia jatuh di bawah bayang-bayang Asyur.
Kejayaan Babel
Pada tahun 851 SM, Babilonia baru saja merdeka, mereka membutuhkan "perlindungan" Asyur dan menghadapi banyak pergolakan internal. Akhirnya, Tiglath-pileser III dari Asyur naik takhta. Bangsa Asyur dan Merodakh-baladan, seorang Kasdim, bertukar kekuasaan lebih dari sekali. Pada salah satu masa kejayaannya, Merodakh-Baladan mengirim utusan untuk mengancam Hizkia, raja Yehuda (2 Raja-raja 20:12-19; Yesaya 39). Ketika pemimpin Kasdim, Nabopolassar, menguasai Babel pada tahun 626 SM, ia melanjutkan dengan menghancurkan Niniwe, ibu kota Asyur.
Penaklukan Nebukadnezar II atas Yehuda
Di bawah dinasti Kasdim, dan, bisa dibilang, sepanjang sejarah, tidak ada raja yang melebihi kejayaan dan kekuasaan absolut pemerintahan Nebukadnezar II. Sebagai putra mahkota (putra Nabopolassar), ia mengalahkan Firaun Necho II, yang datang untuk membantu tentara Asyur, dan memenangkan tanah-tanah bekas jajahan Asyur, termasuk Israel, untuk Babylonia. Setelah dinobatkan sebagai raja, Nebukadnezar memaksa Raja Yoyakim dari Yehuda untuk "menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia" (2 Raja-raja 24:1). Raja Babel, yang tidak terima dengan pemberontakan, merebut Yerusalem dan membawa raja dan para pemimpin lainnya, para tentara dan pengrajin sebagai tawanan ke Babel (2 Raja-raja 24:12-16). Pembuangan ini menandai dimulainya pembuangan orang Yahudi ke Babel.
Nebukadnezar menunjuk Zedekia untuk memerintah Yehuda. Namun, Zedekia, melawan nasihat nabi Yeremia, bergabung dengan orang Mesir dalam pemberontakan pada tahun 589 SM. Orang-orang Yahudi yang tersisa dideportasi, Yerusalem dibakar, dan bait suci dihancurkan pada bulan Agustus 587 atau 586 SM (Yeremia 52:1-30).
Nabi Daniel dan Kejatuhan Babel
Babel adalah latar belakang pelayanan nabi Yehezkiel dan Daniel, yang merupakan orang buangan dari Yehuda. Daniel menjadi seorang pemimpin dan penasihat kerajaan untuk Kekaisaran Babel dan Persia. Dia ditangkap setelah pertempuran di Karkemis pada tahun 605 SM (Yeremia 46:2-12). Kitab Daniel mencatat penafsiran Daniel atas mimpi Nebukadnezar (Daniel 2) dan meramalkan kejatuhan Babel ke tangan Media dan Persia (Daniel 5). Sebelumnya, nabi Yesaya juga telah menubuatkan kejatuhan Babel (Yesaya 46:1-2).
Kesimpulan
Dalam Alkitab, Babel disebutkan dari Kejadian hingga Wahyu, saat ia bangkit dari awal pemberontakannya untuk menjadi simbol dari sistem dunia yang jahat yaitu dari Antikristus. Ketika umat Tuhan membutuhkan disiplin, Tuhan menggunakan Kekaisaran Babel untuk mewujudkannya, tetapi Dia membatasi pembuangan Yehuda selama 70 tahun (Yeremia 25:11). Kemudian, Tuhan berjanji untuk "pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu" (Yeremia 25:12) karena "segala kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Sion" (Yeremia 51:24). Pada akhirnya, semua kejahatan akan dihakimi, seperti yang dilambangkan oleh kehancuran Babel dalam Wahyu 18:21: "Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi."