www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah kesadaran Kristus (Christ consciousness) itu?

Jawaban:
Istilah kesadaran Kristus telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir karena para selebriti dan tokoh masyarakat mengklaim bahwa mereka telah "menemukan kebenaran" dalam bentuk kerohanian ini. Mereka yang memperjuangkan ide ini terkadang menyebut diri mereka sebagai orang Kristen; namun, definisi mereka tentang kata Kristen jauh berbeda dengan makna Alkitab. Nama Tuhan Yesus Kristus digunakan sebagai alat untuk menormalkan sebuah agama yang sebenarnya tidak lebih dari sebuah mistisisme Timur yang diberi nama ulang.

Situs web Center for Christ Consciousness (Pusat untuk mendapatkan kesadaran Kristus) mendefinisikan kesadaran Kristus sebagai "kondisi tertinggi dari perkembangan intelektual dan kematangan emosional." Mereka kemudian mengklaim bahwa "Yesus mencapai [kondisi yang lebih tinggi] ini dalam kehidupan manusia, dan diberi istilah ini [Kristus] di namanya sebagai pengakuan atas pencapaian status spiritual ini. Jalan ini terbuka bagi siapa saja tanpa memandang tradisi agama mereka, jika ketika mereka terbuka untuk menjadi bejana cinta dan kebenaran yang hidup di planet ini dan secara aktif berusaha untuk mencapainya." Situs lain mendefinisikannya seperti ini: "Kesadaran akan Kristus adalah keadaan kesadaran akan hakikat sejati kita, diri kita yang lebih tinggi, dan hak kesulungan kita sebagai anak-anak Allah." Tidak perlu banyak penelitian untuk menemukan akar kuno dari gagasan ini. Ini adalah filosofi yang berpusat pada manusia, yang sama dengan yang ada di balik sebagian besar agama.

Apa yang disebut "kesadaran Kristus" telah dikenal dengan berbagai nama dalam sejarah, seperti Jainisme, Buddhisme, Hinduisme, dan sebagian besar agama mistik Timur. Baru-baru ini, Deepak Chopra telah mempopulerkan versi "kristenisasi" dari spiritualitas semu yang sama. Bahaya dalam versi terbaru mistisisme ini adalah penggunaan ayat-ayat Alkitab dan istilah-istilah Kristen, yang dapat dengan mudah menyesatkan mereka yang tidak memeriksa Kitab Suci untuk diri mereka sendiri.

Premis dasar dari mistisisme adalah bahwa manusia dapat, dalam dirinya sendiri, melampaui keberadaan fisik dan mengalami kebaikannya sendiri sebagai "satu" dengan alam semesta, menjadi tuhan, atau berada di tingkat yang lebih tinggi yang ia pilih untuk dipercayai. Nama Yesus hanya digunakan sebagai penyangga dalam versi terbaru dari ide yang sama. Yesus dipandang sebagai "pemimpin" dalam menunjukkan kepada kita bagaimana cara meninggikan kebaikan batin kita sendiri dan, dengan melakukan hal tersebut, membuat diri kita benar dengan tuhan apa pun yang kita pilih untuk kita akui. Kelompok-kelompok kesadaran Kristus mengklaim bahwa Yesus mendapatkan gelar "Kristus" dengan secara sempurna menyalurkan kesadaran ilahi yang dapat kita capai, dan mereka berusaha menghubungkan filosofi ini dengan Tuhan Yesus. Mereka yang memperjuangkan ideologi ini hanya menggunakan nama Yesus sebagai sarana untuk menyembah diri mereka sendiri. Mereka ingin mendapatkan pengampunan dosa tanpa pertobatan, pengakuan dosa, atau mengakui kematian dan kebangkitan Yesus sebagai pengganti (1 Korintus 15:3-4).

Pengkhotbah 1:9 mengatakan, "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari." Hal ini berlaku untuk gerakan kesadaran Kristus. Keselamatan yang dirancang sendiri hanya dikemas ulang dengan nama yang berbeda, kali ini berhasil menipu mereka yang menginginkan sebagian dari Kekristenan tetapi tidak secara keseluruhan. Menyebut nama Yesus menenangkan hati nurani mereka yang tertusuk oleh kebenaran Firman Tuhan. Hal ini memungkinkan para pengikutnya untuk membayangkan bahwa mereka telah mencapai keselamatan dengan mengakui Yesus dengan cara tertentu, sementara mengabaikan bagian-bagian Injil yang mereka anggap tidak menarik. Orang-orang selalu berusaha untuk memilih dan memilah apa yang mereka sukai dari perkataan Yesus, bahkan ketika Yesus masih berada di bumi (lihat Yohanes 6:66).

Jadi, apakah kesadaran Kristus adalah bentuk kekristenan yang sebenarnya? Sebuah situs menjelaskan kesadaran Kristus sebagai "tingkat kesadaran di mana Anda tidak lagi melihat kesalahan dalam tindakan apa pun yang Anda lakukan atau dalam diri manusia lain, tetapi hanya melihat keindahan dan kesempurnaan dalam segala hal. Karena Kesadaran Kristus tidak menghakimi, tidak mengkritik, memaksa, mencobai, tidak memaafkan, tidak bereaksi negatif."

Apakah itu yang Yesus lakukan dan ajarkan? Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Yesus disalibkan karena mengkritik dan "bereaksi negatif" terhadap sistem agama yang sudah mapan pada zaman-Nya (Markus 12:12; Lukas 20:19-20). Dia tidak melihat "keindahan dan kesempurnaan dalam segala sesuatu." Sebaliknya, Dia menegur orang-orang yang sombong (Matius 12:34), memerintahkan orang-orang berdosa untuk berhenti berbuat dosa (Yohanes 5:14; 8:11), dan menegaskan bahwa semua orang, termasuk yang mengira telah mencapai kesadaran Kristus tidak bisa mewarisi hidup kekal sendiri (Matius 7:21-23). Dia mengatakan bahwa Dia telah datang untuk mempersembahkan diri-Nya sebagai korban agar manusia yang berdosa dapat diampuni (Matius 20:28; Yohanes 12:27). Dia tidak melayang-layang dalam awan euforia transenden. Kitab Suci mengijinkan kita untuk melihat Dia berduka (Yohanes 12:27), sedih (Yohanes 11:35), marah (Yohanes 2:15-17), dan berkonfrontasi (Matius 23:33).

Kesadaran Kristus menyatakan kepercayaan kepada Yesus Kristus, tetapi sebenarnya kesadaran ini mendorong iman pada kemampuan diri sendiri untuk membuat diri sendiri berkenan kepada Tuhan melalui perubahan sikap dan pengalaman mistik. Galatia 2:16 menyatakan bahwa "tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: 'tidak ada seorangpun yang dibenarkan' oleh karena melakukan hukum Taurat." Iman kepada Kristus tidak berarti kita berusaha untuk menjadi seperti Dia dengan kekuatan kita sendiri. Dia tidak menampilkan diri-Nya sebagai guru moral yang hebat. Dia disalibkan karena Dia mengaku sebagai "Anak Tunggal Allah" (Yohanes 1:14, 18; 3:15-18; 1 Yohanes 4:9). Menjadi "serupa dengan gambar Kristus" (Roma 8:29) datang melalui kuasa Roh Kudus, yang diberikan kepada mereka yang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan (Yohanes 1:12; Markus 6:12; 2 Korintus 5:5).

Satu-satunya "kesadaran Kristus" yang diajarkan Alkitab ditemukan dalam Filipi 2:5-7, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." 1 Korintus 2:16 mengatakan bahwa, sebagai orang percaya, kita "memiliki pikiran Kristus." Namun hal ini dinyatakan dalam konteks manusia rohani versus manusia duniawi, yang tidak dapat memahami hal-hal yang berasal dari Roh (ayat 14-15). Ketika kita dilahirkan kembali (Yohanes 3:3), kita menerima Roh Kudus sebagai karunia (Lukas 24:49; Kisah Para Rasul 2:38). Dia memampukan kita untuk memahami hal-hal rohani (1 Korintus 2:14), melayani Yesus dengan hati yang penuh kasih (Markus 7:6; 1 Petrus 4:11), dan hidup dengan benar meskipun menghadapi pencobaan (1 Korintus 10:13; 1 Yohanes 3:8-10).

1 Yohanes 4:1 memberikan kita arahan mengenai filosofi seperti kesadaran Kristus: "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia." Kesadaran yang berkenan kepada Kristus adalah agar manusia mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa (Roma 3:23), mengakui Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan (Roma 10:8-9), dan mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan serta mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Lukas 10:27).

© Copyright Got Questions Ministries