Pertanyaan: Apa saja tema-tema Kristiani yang ada di dalam film Narnia: Kursi Perak?
Jawaban:
Kursi Perak adalah buku keempat dari seri "Chronicles of Narnia" karya C.S. Lewis. Eustace Scrubb, setelah mempelajari beberapa pelajaran sulit di buku sebelumnya, kembali ke Narnia. Di sana, dia dan seorang gadis bernama Jill memulai sebuah pencarian untuk menyelamatkan seorang pangeran dan menyelamatkan Narnia dari intrik penyihir jahat.
Pangeran Rilian, putra Raja Caspian dari buku Prince Caspian, menderita di bawah kutukan Penyihir Zamrud, yang telah menahannya selama sepuluh tahun dengan bantuan kursi ajaib. Eustace dan Jill, bersama dengan makhluk melankolis yang lucu bernama Puddleglum, dikirim oleh Aslan untuk menemukan Rilian dan membawanya kembali ke Narnia. Aslan memberikan empat "Tanda" kepada para petualang, yang harus mereka ingat dan patuhi. Sayangnya, Tanda-tanda itu segera dilupakan, dan anak-anak itu diliputi oleh banyak bahaya tambahan. Ini adalah simbol dari Alkitab, yang memberikan kita kebijaksanaan yang kita butuhkan untuk mengambil jalan yang benar dalam hidup. Ketika kita melupakan kebijaksanaannya, kita akan menemukan diri kita berada dalam berbagai macam bahaya. Namun, pada akhirnya, kursi itu dihancurkan, para tawanan dibebaskan, dan kasih karunia menang.
Tema utama dalam Kursi Perak adalah mengikuti kebenaran-Tanda-tanda-lawan mengikuti kepalsuan, yang sering kali tampak benar. Seperti yang dikatakan Aslan kepada Jill di bab kedua, "Jangan perhatikan penampilan. Ingatlah Tanda-Tanda dan percayalah pada Tanda-Tanda itu. Tidak ada hal lain yang penting." Contoh-contoh penampakan palsu dalam buku ini termasuk penyamaran penyihir, kedok para raksasa yang lembut, dan anak-anak yang salah membaca para goblin. Tuhan Yesus (dalam bentuk Aslan) ditampilkan sebagai Pemandu yang bijaksana yang menuntut ketaatan namun dengan sabar mengampuni mereka yang tersesat. Tema-tema lain termasuk kebangkitan, penguatan, dan kekurangan pendidikan "progresif". Buku ini juga mencakup gambaran yang indah tentang "mata air kehidupan" (Wahyu 21:6).