Pertanyaan: Haruskah Israel membangun permukiman di wilayah pendudukan, yaitu Tepi Barat dan Yerusalem Timur?
Jawaban:
Pada bulan Desember 2016, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan sebuah resolusi yang mengutuk Israel atas pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Namun, resolusi tersebut tidak lain adalah pernyataan resmi dari apa yang telah diyakini oleh sebagian besar negara di dunia tentang permukiman tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi serupa terhadap Israel sejak tahun 1979. Bedanya, resolusi-resolusi tersebut tidak memiliki otoritas Dewan Keamanan. Sebelum tahun 2016, Amerika Serikat selalu memveto resolusi Dewan Keamanan terhadap Israel. Israel dan hubungannya dengan negara-negara tetangganya serta Tepi Barat (dan Gaza) merupakan isu yang rumit. Berikut adalah sejarah singkatnya:
Israel menjadi negara berdaulat pada tahun 1948 ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi mengakui keberadaannya. Dengan segera, negara-negara tetangga Israel menyerang negara baru ini, berusaha menghancurkannya sebelum negara ini berdiri. Konflik ini dikenal sebagai Perang Arab-Israel tahun 1948, dan Israel berhasil mengalahkan tentara Mesir, Suriah, Yordania, dan Irak. Setelah pertempuran berakhir, negara Israel tetap berada di dalam perbatasan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948. Sembilan belas tahun kemudian, pada tahun 1967, Mesir, Yordania, Suriah, dan Irak menyerang lagi, dengan bantuan tambahan dari negara-negara Arab lainnya. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Enam Hari, Israel kembali mengalahkan para penyerang. Namun, setelah konflik ini, Israel menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur (dari Yordania), Semenanjung Sinai dan Gaza (dari Mesir), dan Dataran Tinggi Golan (dari Suriah). Sejak saat itu, pendudukan Israel atas wilayah-wilayah tersebut telah menjadi bahan perdebatan internasional. Israel mengembalikan Semenanjung Sinai kepada Mesir pada tahun 1979 sebagai bagian dari Perjanjian Perdamaian Mesir-Israel. Pada tahun 1994, Israel menyerahkan kendali lokal atas kota Gaza dan Yerikho kepada Otoritas Palestina. Pada tahun 2005, Israel menarik semua permukiman dari Jalur Gaza serta empat permukiman di Tepi Barat. Tahun berikutnya, kelompok teroris Hamas mengambil alih kendali politik Jalur Gaza dan secara militan menentang Negara Israel sejak saat itu. Pada bulan Oktober 2023, Hamas melakukan serangan teror paling mematikan terhadap Israel sejak Israel memperoleh kemerdekaannya.
Israel telah membangun pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat sejak tahun 1972, meskipun pembangunan pemukiman telah diperluas dalam beberapa tahun terakhir. Warga Palestina di Tepi Barat telah melakukan protes keras, mengklaim bahwa tanah-tanah tersebut adalah milik mereka. Namun, Israel diserang oleh negara-negara tetangganya atas perintah Palestina. Ada konsep yang dipahami secara universal bahwa, jika Anda menyerang sebuah negara dan kalah, ada konsekuensinya. Serangan-serangan terhadap Israel pada tahun 1948 dan 1967, intifada yang tak terhitung jumlahnya, tindakan terorisme, penculikan, dll., semuanya tidak beralasan. Israel tidak pernah menjadi agresor militer terhadap negara-negara tetangganya. Ketika sebuah negara merebut wilayah dari negara yang menyerangnya, tindakan itu biasanya dilihat sebagai cara yang dapat dibenarkan bagi negara tersebut untuk memperkuat pertahanannya. Dalam situasi apa pun yang tidak melibatkan Israel, akan ada pengakuan universal atas hak negara untuk mengendalikan wilayah yang direbut.
Untuk beberapa alasan, ketika situasi ini melibatkan Israel, komunitas internasional selalu berada di pihak Palestina dan negara-negara tetangga Arab Israel. Mengapa demikian? Anti-Semitisme yang laten dan terang-terangan? Pengaruh yang luar biasa dari negara-negara Arab karena kendali mereka atas pasar minyak? Belas kasihan terhadap orang-orang Palestina? Kemungkinan besar merupakan kombinasi dari faktor-faktor tersebut dan faktor-faktor lainnya. Namun, tak satu pun dari faktor-faktor tersebut yang dapat mengubah sejarah. Israel mengalami serangan yang tidak beralasan dan menduduki wilayah-wilayah tersebut untuk mempertahankan diri dari serangan di masa depan.
Secara Alkitabiah, Israel memiliki hak untuk memiliki, menduduki, dan membangun rumah di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan, Gaza, dan masih banyak lagi. Semua wilayah tersebut berada di dalam batas-batas tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Israel saat ini hanya memiliki sebagian kecil dari tanah yang dinyatakan oleh Firman Tuhan sebagai miliknya (lihat Kejadian 15:18 dan Yosua 1:4). Kecuali jika orang Palestina adalah keturunan dari suku-suku Israel (yang mungkin saja terjadi), mereka sama sekali tidak memiliki klaim alkitabiah untuk tinggal di tanah tersebut. Apapun masalahnya, mereka tidak memiliki dasar alkitabiah untuk mencegah bangsa Israel menduduki dan membangun rumah di wilayah tersebut.
GotQuestions.org secara jelas dan tanpa malu-malu adalah pro-Israel. Kami tidak menyatakan bahwa Israel sepenuhnya tidak bersalah dalam konflik dengan Palestina. Namun, kejahatan apa pun yang telah dilakukan Israel tidak sebanding dengan terorisme, kejahatan, dan serangan militer yang dilakukan oleh Palestina dan negara-negara Arab tetangganya. Kegagalan atau penolakan PBB untuk mengakui hal ini sungguh mengherankan dan menyedihkan. Tidak ada penjelasan yang memadai untuk kebutaan PBB terhadap realitas konflik Israel-Palestina selain tipu daya setan.