Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan sistem kasta Hindu?
Jawaban:
Tidak ada bangsa atau orang yang terbebas dari kemiskinan, kekurangan, atau ketidakadilan melalui agama Hindu. Meskipun sistem kasta secara resmi dilarang di India pada tahun 1950, pada kenyataannya, sistem kasta Hindu terus memperbudak manusia, mengikat mereka dalam kesengsaraan, dan bertanggung jawab atas penderitaan manusia yang tak terkatakan. Sistem kasta Hindu membagi orang ke dalam empat kelompok hierarki yang kaku, yang hanya didasarkan pada keturunan. Anggota dari setiap kasta dibatasi dalam pekerjaan dan pergaulan mereka dengan kasta lainnya. Dalam Manusmriti, yang dianggap sebagai buku paling penting tentang hukum Hindu yang berasal dari 3.000 tahun yang lalu, sistem kasta dianggap sebagai dasar dari tatanan masyarakat. Berikut adalah empat kasta dalam agama Hindu:
- Brahmana: para guru dan intelektual
- Ksatria: prajurit dan penguasa
- Waisya: pedagang dan saudagar
- Sudra: buruh dan pekerja kasar
Di luar sistem kasta terdapat kelompok lain, yang dikenal sebagai Dalit, "kasta orang yang tidak murni." Kaum Dalit, atau "yang tak tersentuh", diharapkan untuk menerima kemiskinan dan degradasi sebagai sebuah fakta kehidupan. Terlalu banyak bekerja, kekurangan gizi, dan tanpa akses ke perawatan kesehatan yang layak atau kebersihan dasar, para Dalit bekerja dalam kondisi yang menderita dan tidak manusiawi dengan upah yang sangat kecil yang hampir tidak cukup untuk membuat mereka tetap hidup. Banyak dari para pekerja paksa ini adalah perempuan muda dan anak-anak. Mereka hanya memiliki sedikit hak. Sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan kesempatan pendidikan. Orang-orang yang terpinggirkan ini hidup dalam kekotoran dan kemelaratan serta bekerja berjam-jam dalam kondisi yang berbahaya dan sering kali mematikan.
Mayoritas anak-anak Dalit mengalami kekurangan gizi kronis, dan hanya 2-3 persen wanita Dalit yang dapat membaca atau menulis. Anak-anak Dalit yang bersekolah dipisahkan dari teman-teman sekelas mereka dan sering kali ditugaskan untuk melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan seperti membersihkan toilet. Di sebuah negara yang sudah tenggelam dalam kemiskinan, adat istiadat kuno agama Hindu mencegah kaum Dalit untuk bangkit dari penderitaan dan kekurangan mereka.
Tidak dapat disangkal bahwa tindakan-tindakan biadab telah dilakukan atas nama Kekristenan, tetapi mereka yang bersalah atas ketamakan dan pertumpahan darah yang tidak masuk akal melakukannya di luar otoritas Kitab Suci. Tidak ada pemutarbalikan Kitab Suci yang dapat mengubah kata-kata Yesus menjadi seruan untuk fanatisme, kebencian, dan kekerasan, namun salah satu kitab paling suci dalam agama Hindu, Manusmriti, memberikan sanksi terhadap sistem kasta yang kejam dan tidak adil yang telah memperbudak banyak orang selama lebih dari tiga ribu tahun. Tuhan Yesus dapat membebaskan para tawanan (Lukas 4:18); sedangkan dewa Hindu berkepala empat, Brahma, tidak bisa.
Berbagai ayat Alkitab mengajarkan kebalikan dari sistem kasta Hindu:
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah" (Lukas 6:20).
Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:3).
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya" (Kisah Para Rasul 10:34-35).
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yakobus 1:27).
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? (Yakobus 2:1-4).
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia (Amsal 14:31).