www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Kapan Yesus mengetahui bahwa Ia adalah Allah?

Jawaban:
Alkitab tidak menjelaskan apakah ada waktu khusus ketika Yesus mengetahui bahwa DiriNya adalah Sosok kedua dalam Tritunggal. Yang kami ketahui, pada suatu kala Yesus menyadari siapakah DiriNya dari kekekalan, dan Ia pun menyatakannya demikian, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada" (Yohanes 8:58). "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada" (Yohanes 17:5). Akan tetapi sebelum Kristus mewujudkan Diri di bumi, Ia mengetahui bahwa DiriNya adalah Sosok kedua dalam Tritunggal. Ia ikut menciptakan dunia: "maka pada zaman akhir ini Ia (Allah) telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta" (Ibrani 1:2). Yesus mengetahui sebelum peletakan pondasi bumi bahwa Ia akan mati bagi dosa kita: "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kejadian 3:15), dan "dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih" (Wahyu 13:8).

Meskipun kita tidak mempunyai firman khusus mengenai pikiran di benak Yesus ketika Ia masih seorang bayi, kita dapat menyadari dari Firman bahwa di saat Ia masih seorang anak Ia telah menyadari pelayananNya. Yesus sedang dipersiapkan walaupun masih seorang anak untuk menggenapi karya BapaNya yang telah mengutus Dia. Ketika kedua orang tua-Nya prihatin ketika Ia absen dalam perjalanan mereka ke Yerusalem, mereka menemuiNya di Bait dan "Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka" (Lukas 2:46). Ketika ditanya mengapa Ia menghilang dan meresahkan orang tua-Nya, Ia menjawab mereka: "'Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?' Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka" (Lukas 2:49-50). Yusuf dan Maria mungkin tidak mengerti pada saat itu, akan tetapi Yesus sudah mengerti ketika Ia berumur dua belas tahun bahwa Ia adalah Anak Allah dan BapaNya telah menetapkan pekerjaan yang harus Ia lakukan.

Setelah peristiwa di Bait, dikatakan "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Lukas 2:52). Jika pada waktu ini Yesus mengetahui segalanya, maka tidak logis jika Ia perlu "bertambah hikmat-Nya". Kita mengetahui bahwa Ia harus tumbuh secara jasmani (dalam perawakan), tetapi kita juga harus mempercayai firman ketika kita kurang mengerti, yakni, bahwa Ia menempatkan DiriNya dalam posisi dimana Ia perlu mengumpulkan pengetahuan sebagai manusia. Ia perlu benar-benar menjadi manusia. Ia selalu merupakan Allah, tetapi Ia perlu menjadi manusia dalam segala hal, terkecuali dalam hal dosa. Dalam bahasa teologia hal ini disebut sebagai hypostatic union. Supaya Ia mengalami percobaan secara pribadi, Ia harus membatasi kelebihan illahiNya. Dalam melakukan ini Ia mengosongkan semua sifat jasmani yang menandakan keillahianNya sebagaimana terungkap dalam kitab Wahyu: "Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah" (Wahyu 1:14-15). Kita mengetahui ini benar karena nubuatan nabi Yesaya mengenai Yesus sebagaimana ditulis: "Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya" (Yesaya 53:2).

Kita dapat mencapai konklusi bahwa sebelum perwujudanNya sebagai Yesus yang kita kenal, Ia mengetahui siapakah DiriNya dan apakah tugasNya di dunia ini. Setelah berwujud sebagai Yesus, Ia menyadari hal ini pada suatu ketika di dalam kehidupanNya di dunia. Kapankah Ia menyadari? Kita tidak bisa pasti.
© Copyright Got Questions Ministries