Jawaban:
Penyebutan pertama kali tentang air pahit di dalam Alkitab adalah Keluaran 15:23. Ketika bangsa Israel melakukan perjalanan di padang gurun, mereka tiba di sebuah mata air. Tetapi ketika mereka mencoba meminumnya, mereka menemukan bahwa airnya pahit. Kata yang diterjemahkan "pahit" adalah mara dalam bahasa Ibrani, dan itulah yang kemudian menjadi nama tempat itu. Air tersebut mungkin memiliki rasa asin, seperti logam dan tidak dapat diminum seperti halnya air laut yang tidak dapat diminum. Masih ada mata air di daerah itu yang memiliki rasa pahit. Secara ajaib, Tuhan mengubah air Mara dari pahit menjadi manis (ayat 25).
Penggunaan istilah air pahit yang membingungkan ditemukan dalam Bilangan 5:11-31. Sebagai bagian dari Hukum Taurat Israel, air pahit digunakan untuk menentukan apakah seorang istri setia kepada suaminya atau tidak. Ini adalah jenis air pahit yang berbeda dengan yang kita lihat dalam Keluaran. Air pahit di Mara tampaknya memiliki penyebab alami, seperti endapan atau polusi dari sumber yang tidak diketahui. Tetapi air pahit dalam Bilangan 5 adalah air murni yang diambil dari Kemah Suci dan bercampur dengan debu dari lantai (ayat 17). Imam harus menuliskan tuduhan terhadap perempuan tersebut, serta kutukan yang menyertainya pada sebuah gulungan kitab, mengibaskan gulungan kitab tersebut ke dalam air, dan menyuruh perempuan yang dituduh itu meminum air pahit tersebut. Jika perempuan itu tidak bersalah, tidak ada yang akan terjadi, dan dia bebas untuk pergi.
Namun, jika perempuan itu berzinah, setelah ia meminum air pahit itu, "akan masuk ke badannya dan menyebabkan sakit yang pedih, sehingga perutnya mengembung dan pahanya mengempis, dan perempuan itu akan menjadi sumpah kutuk di antara bangsanya" (Bilangan 5:27). Jelas tidak ada sesuatu di dalam air itu yang menyebabkan air itu terasa pahit atau menyebabkan kondisi fisik yang ekstrim seperti itu. Kekuatannya ada pada kutukan yang diucapkan oleh imam Tuhan kepada orang yang bersalah. Penghakiman Tuhan atas seorang istri yang tidak setia itulah yang menyebabkan reaksi yang merugikan.
Tuhan sering kali menggunakan benda-benda alam untuk mendatangkan hasil yang supernatural. Dalam pencobaan terhadap seorang istri yang berzinah, Tuhan menggunakan air yang bercampur debu untuk menyatakan kebenaran. Air yang pahit digunakan Tuhan untuk membawa penghakiman yang pahit atas dosa.
Wahyu 8:10-11 berbicara tentang jenis air pahit yang lain. Ketika Tuhan mencurahkan murka-Nya yang adil ke atas bumi di akhir zaman, satu fase dari penghukuman ini disebut penghakiman sangkakala. Penghakiman sangkakala yang ketiga digambarkan sebagai berikut: "Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit." Apsintus adalah semak berkayu yang digunakan untuk membuat obat dan dikenal karena rasanya yang pahit. "Pahit seperti apsintus" adalah metafora yang umum karena semua orang tahu betapa tidak enaknya rasanya. Apsintus juga digunakan untuk menggambarkan kepahitan jiwa dan pengalaman. Dalam penghakiman akhir zaman, air yang "pahit" pasti juga beracun karena orang mati karena meminumnya.
Jadi, di dalam Alkitab, air pahit dapat merujuk kepada air yang sebenarnya terkontaminasi dan terasa pahit. Air pahit juga dapat merujuk kepada air yang digunakan Tuhan dengan cara supernatural untuk mencapai tujuan-Nya. Dan air pahit dapat digunakan secara metaforis untuk menggambarkan kehidupan yang penuh dengan kesedihan dan kekacauan yang diakibatkan oleh ketidaktaatan kepada Tuhan (Yeremia 9:15).