www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa artinya anggaplah sebagai suatu kebahagiaan (Yakobus 1:2)?

Jawaban:
Dalam beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris, Yakobus 1:2 memuat kalimat anggaplah sebagai suatu kebahagiaan. Ini adalah perintah pertama yang Yakobus berikan dalam suratnya; untuk memahami apa yang ia maksudkan, kita harus melihat keseluruhan ayat ini dan ayat-ayat di sekitarnya: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun" (Yakobus 1:2-4).

Kata anggaplah (terjemahan Inggris: hitunglah) adalah istilah keuangan, dan artinya adalah "mengevaluasi". Ketika Yakobus berkata untuk "menghitung semuanya dengan sukacita," ia mendorong para pembacanya untuk mengevaluasi cara mereka memandang pencobaan. Dia memanggil orang-orang percaya untuk mengembangkan sikap yang baru dan lebih baik yang memandang pencobaan dari sudut pandang Tuhan. Yakobus ingin agar orang percaya mengetahui bahwa dalam kehidupan Kristen akan ada "berbagai macam pencobaan" (Yakobus 1:2). Kita harus siap dan tidak lengah ketika pencobaan tiba-tiba datang kepada kita. Pencobaan adalah bagian dari pengalaman Kristen. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan" (Yohanes 16:33).

Biasanya, pencobaan bukanlah kesempatan untuk bersukacita. Yakobus tidak menyarankan agar kita mengejar pencobaan atau kesulitan; kita juga tidak boleh berpura-pura bahwa pencobaan itu menyenangkan untuk ditanggung. Pencobaan itu sulit dan menyakitkan. Tetapi mereka ada untuk suatu tujuan. Pencobaan memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu yang baik dalam diri kita, dan karena alasan ini, pencobaan adalah kesempatan untuk mengekspresikan sukacita. Dengan mengetahui bahwa ada gambaran yang lebih besar, kita dapat menganggap pencobaan sebagai sesuatu yang membuat kita bersukacita. Meskipun sukacita bertentangan dengan reaksi normal kita, Yakobus mendorong kita untuk berusaha mengubah sikap kita terhadap masalah dari ketakutan menjadi pengharapan yang positif, iman, kepercayaan, dan bahkan sukacita.

Yakobus tidak hanya mengatakan "anggaplah sebagai suatu kebahagiaan", tetapi ia mengatakan "anggaplah (terjemahan Inggris memiliki tambahan kata: semuanya) sebagai suatu kebahagiaan"; artinya, kita dapat menganggap pencobaan dan ujian sebagai sukacita yang murni. Terlalu sering, kita melihat pencobaan dalam sudut pandang yang negatif, atau kita berasumsi bahwa sukacita tidak mungkin ada dalam kesusahan; lebih buruk lagi, kita menganggap masa-masa sulit itu sebagai kutukan Tuhan atas kita atau hukuman-Nya atas dosa kita, bukannya sebagai kesempatan untuk dengan sukacita bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Yakobus 1:3 menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki pencobaan untuk menguji iman kita dan menghasilkan ketekunan rohani. Pencobaan seperti tantangan latihan bagi seorang atlet. Mereka membangun ketahanan fisik dan stamina. Atlet menantikan tantangan fisik dan mental karena manfaat yang akan diperolehnya. Jika kita menjalani hidup di jalan yang mudah dan tidak pernah menghadapi kesulitan, karakter Kristen kita tidak akan teruji dan tidak berkembang. Pencobaan mengembangkan otot-otot rohani kita, memberi kita stamina dan daya tahan untuk tetap kuat (Roma 5:2-5). Kita dapat menganggap semua ujian sebagai sukacita karena di dalamnya kita belajar untuk bergantung pada Tuhan dan mempercayai-Nya. Iman yang teruji akan menjadi iman yang tulus, iman yang teguh, iman yang tidak kenal kompromi: "Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya" (1 Petrus 1:6-7).

Tuhan juga menggunakan ujian untuk mendisiplinkan kita: "Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya" (Ibrani 12:10). Ujian membantu membersihkan kekurangan rohani kita dan mendewasakan iman kita. Ujian-ujian itu mendorong sukacita karena menghasilkan kekudusan dalam kehidupan orang-orang percaya yang teguh.

Yakobus mendorong orang Kristen untuk menerima pencobaan bukan untuk apa yang mereka alami saat ini, tetapi untuk hasil yang akan Tuhan capai melalui pencobaan tersebut. Yakobus 1:12 menjanjikan, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."

Ketika Yusuf dijual ke dalam perbudakan oleh saudara-saudaranya (Kejadian 37:1-38), ia tidak dapat melihat hasil yang indah dan menyelamatkan yang akan Tuhan capai melalui penderitaan dan ketekunannya selama bertahun-tahun di Mesir. Setelah cobaan yang dialaminya dengan istri Potifar, Yusuf menghabiskan waktu bertahun-tahun yang panjang untuk dilupakan di dalam penjara. Akhirnya, rencana Tuhan membuahkan hasil, dan Yusuf diangkat menjadi orang yang paling berkuasa kedua di Mesir. Melalui banyak cobaan dan ujian, Yusuf belajar untuk mempercayai Tuhan. Yusuf tidak hanya menyelamatkan keluarganya dan bangsa Israel dari kelaparan, tetapi juga menyelamatkan seluruh Mesir.

Iman Yusuf telah diuji melalui berbagai cobaan, dan ketekunan menyelesaikan pekerjaannya. Setelah melewati ujian dengan penuh kemenangan, Yusuf memahami tujuan baik Tuhan dalam semua yang telah ia alami. Yusuf dapat melihat tangan Tuhan yang berdaulat di balik semua itu. Dengan dewasa dan lengkap, Yusuf mengucapkan kata-kata pengampunan kepada saudara-saudaranya: "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (Kejadian 50:19-20).

Yakobus 1:4 mengatakan bahwa orang percaya yang bertekun dalam pencobaan akan menjadi "sempurna". Ini bukan berarti ia menjadi tidak berdosa atau tanpa kegagalan moral. Sempurna berbicara tentang kedewasaan atau perkembangan rohani. Orang Kristen yang menghadapi pencobaan dengan pandangan yang penuh sukacita - mempercayai Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya yang baik - akan berkembang menjadi kedewasaan rohani yang penuh. Mereka akan diperlengkapi dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk mengatasi setiap pencobaan yang mereka hadapi. Itu tentu saja merupakan alasan yang baik untuk bersukacita.

Untuk menganggap semua itu sebagai sukacita ketika kita menghadapi pencobaan, kita harus mengevaluasi kesulitan-kesulitan dalam hidup dengan mata iman dan melihatnya dalam terang tujuan Tuhan yang baik. Terjemahan Yakobus 1:2-4 oleh J.B. Phillips dapat membantu pemahaman kita: "Apabila segala macam pencobaan dan godaan datang ke dalam hidupmu, saudara-saudaraku, janganlah kamu membencinya sebagai pengganggu, tetapi terimalah dia sebagai sahabat! Sadarilah bahwa mereka datang untuk menguji imanmu dan untuk menghasilkan kualitas ketekunan di dalam dirimu. Tetapi, biarkanlah proses itu berjalan sampai ketekunan itu berkembang sepenuhnya, dan engkau akan mendapati bahwa engkau telah menjadi orang-orang yang berkarakter dewasa dengan kemandirian yang benar."

© Copyright Got Questions Ministries