www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan "Ayah-ayah makan buah mentah" (terjemahan Inggris: "nenek moyang kita telah memakan buah anggur yang masam") (Yeremia 31:29)?

Jawaban:
Dalam Yeremia 31, sang nabi merujuk pada sebuah peribahasa yang digunakan orang pada zamannya. Bunyinya seperti ini:

"Ayah-ayah makan buah mentah,

dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu" (Yeremia 31:29, AYT).

Pepatah ini (yang juga muncul dalam Yehezkiel 18:2) berkaitan dengan tanggung jawab. Orang-orang yang mengalami kesulitan menunjuk orang lain sebagai penyebabnya; mereka berkata, "Allah menghakimi kita karena dosa-dosa nenek moyang kita."

Konteksnya adalah pengumuman Tuhan bahwa Dia akan membuat perjanjian baru dengan Israel dan Yehuda (Yeremia 31:31), berbeda dengan Perjanjian Lama (Yeremia 31:32). Salah satu karakteristik Perjanjian Lama (atau Perjanjian Musa) adalah sifatnya yang bersyarat. Jika Israel menaati Tuhan, Dia akan mengizinkan bangsa itu untuk tinggal di tanah itu dengan damai. Sebaliknya, jika Israel tidak menaati Tuhan dan melanggar perjanjian, Tuhan akan menghakimi mereka dan menyingkirkan bangsa itu dari tanah tersebut. Berkat dan kutuk bersifat kolektif: seluruh bangsa bangkit atau jatuh bersama-sama. Jadi, bagi banyak orang Israel, pepatah itu sepertinya benar: Allah akan menghukum "membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat" (Keluaran 20:5). Namun, dalam penggunaan peribahasa ini, mereka mengabaikan tanggung jawab pribadi.

Yeremia diutus untuk memberitakan penghakiman Tuhan yang tak terelakkan dan pembuangan bangsa itu dari negeri itu. Orang-orang menyalahkan dosa Raja Manasye - dia adalah "ayah" yang telah memakan buah anggur yang masam - dan mereka memaafkan diri mereka sendiri - itu adalah gigi mereka yang goyah. Namun, Tuhan juga mengumumkan, melalui Yeremia, bahwa akan tiba saatnya Dia akan membawa umat-Nya kembali ke tanah Israel, dan Dia akan menjaga mereka "untuk membangun dan menanam" dan bukan untuk menghancurkan (Yeremia 31:28). Pemulihan ini akan mencakup berkat-berkat individu bagi setiap orang yang berasal dari Israel (Yeremia 31:25). Tuhan akan membawa manusia dan binatang kembali ke negeri itu (Yeremia 31:27).

Tuhan menjelaskan bahwa pada masa pemulihan itu tidak akan ada lagi yang mengatakan bahwa ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu (Yeremia 31:29). Penghakiman akan dihapuskan, dan orang-orang akan melihat bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri. Saling melempar kesalahan akan berhenti. Orang yang memakan buah mentah harus menanggung akibatnya sendiri (Yeremia 31:30).

Dalam Perjanjian Musa, tindakan para leluhur, sampai batas tertentu, berdampak pada kemampuan anak-anak mereka untuk menikmati tanah itu. Apa yang dilakukan oleh satu generasi memang dapat berdampak pada generasi berikutnya. Para bapa bangsa memakan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu. Karena kegagalan generasi sebelumnya, bangsa Israel mengalami masa pembuangan di Babel. Namun, tidaklah tepat bagi bangsa Israel untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Mereka mengeluarkan pepatah seolah-olah mereka tidak menanggung rasa bersalah sama sekali. Namun, dosa merekalah yang turut berperan dalam penghakiman itu.

Tuhan menjelaskan bahwa Perjanjian Baru dengan Israel dan Yehuda akan membawa perspektif yang berbeda (Yeremia 31:31-32). Setiap orang akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan Tuhan akan memberikan kepadanya kebenaran. Tuhan berjanji,

"Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka

dan menuliskannya dalam hati mereka;

maka Aku akan menjadi Allah mereka

dan mereka akan menjadi umat-Ku" (Yeremia 31:33).

Selain itu, setiap orang di bawah Perjanjian Baru akan mengenal Tuhan, dan semua orang itu akan diampuni dosanya (Yeremia 31:34). Di bawah Perjanjian Musa, Israel bertanggung jawab sebagai sebuah bangsa atas dosa-dosa mereka. Di bawah Perjanjian Baru, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban setiap individu dan menyediakan kebenaran bagi setiap orang. Tidak ada lagi alasan bagi Israel untuk mengatakan bahwa ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu.

Perjanjian Baru yang Tuhan janjikan untuk Israel dan Yehuda tidak bersyarat, karena murni didasarkan pada karya Tuhan. Dia akan menggenapi tanggung jawab individu dan kebenaran individu dengan mengampuni dosa-dosa umat-Nya. Yesus meratifikasi perjanjian ini ketika Dia mati di kayu salib. Dengan darah-Nya yang tercurah, Dia membayar dosa-dosa semua orang yang akan menerima berkat-berkat Perjanjian Baru (Israel dan Yehuda) - dan Dia membayar dosa-dosa seluruh umat manusia, sebagai penggenapan dari janji Tuhan kepada Abraham (Kejadian 12:3b).

Tuhan itu setia dan dapat dipercaya. Meskipun ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu. Setiap orang bertanggung jawab di hadapan Tuhan, dan setiap orang dapat menjadi benar di hadapan Tuhan dengan menaruh kepercayaannya kepada Yesus.

© Copyright Got Questions Ministries