Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan beralih dari tubuh?
Jawaban:
Ungkapan “beralih dari tubuh” terdapat dalam 2 Korintus 5:6-8. Paulus menyatakan bahwa dia yakin akan tujuan kekalnya dan merindukan hari ketika dia bisa “beralih dari tubuh” dan berada bersama Tuhan yang dia kasihi dan layani. “Beralih” dari tubuh berarti mati karena, pada saat kematian, roh dipisahkan dari tubuh dan berpindah ke tempat tinggalnya yang kekal—surga bersama Tuhan atau neraka, terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya.
Dengan cara yang sama, umat Kristen selalu yakin, mengetahui bahwa walau sekarang kita berada di tubuh secara jasmani, kita nantinya akan berada dalam hadirat Tuhan. Sebab kita berjalan karena iman, bukan karena melihat. Kita yakin, bahwa, lebih senang untuk beralih secara jasmani dan berada bersama Tuhan. Ketika orang percaya yang dilahirkan kembali meninggal, jiwanya segera masuk ke hadirat Tuhan. Di sana, jiwa secara sadar menantikan kebangkitan tubuh. Kepada gereja di Filipi, Paulus menulis dari penjara Roma:
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Filipi 1:21-24).
Keinginan Paulus dalam hidup adalah memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Jika dia masih hidup, dia dapat terus bekerja untuk Tuhan. Jika dia menghadapi hukuman mati, dia akan meninggalkan kehidupan ini dan tinggal bersama Kristus. Dia ingin bersama Juruselamatnya, namun jika dia tetap tinggal di bumi, dia dapat terus melayani orang lain.
Ada pula yang percaya dengan konsep jiwa tertidur, artinya ketika seseorang meninggal, jiwa dan raganya tertidur di alam kubur, menunggu kebangkitan. Namun jika hal ini benar, mengapa Paulus tidak ingin hidup untuk melayani selama mungkin, daripada tidur di dalam kubur? Dan jika benar bahwa tubuh dan jiwa tidak pernah terpisah, maka mustahil kita akan beralih dari tubuh dan berada bersama Tuhan.
Maka kita menyimpulkan bahwa orang-orang percaya yang meninggal memang tidak lagi berada dalam tubuh fisik mereka dan secara sadar berada bersama Tuhan dalam kebahagiaan sambil menantikan hari kebangkitan agung itu!