www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa artinya memiliki hati yang siap (terjemahan Inggris: hati yang teguh) (Mazmur 108:2)?

Jawaban:
Dalam Mazmur 108:2-6, Raja Daud memuji Tuhan atas kasih dan kesetiaan-Nya yang besar. Kata-kata ini diambil langsung dari Mazmur 57:8-12. Di tengah-tengah kesulitan yang besar, Daud menyatakan keyakinannya yang penuh akan perlindungan Tuhan: "Hatiku siap (terjemahan Inggris: hatiku teguh), ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku" (Mazmur 108:2).

Kata hati berbicara tentang keberadaan batin seseorang-pikiran, kehendak, emosi, dan kecenderungan seseorang. Hati yang "teguh" ditandai dengan tekad atau kesiapan yang kuat. Teguh hati berarti mapan, permanen, mantap, dan tak tergoyahkan. Seluruh batin Daud - jiwanya - telah ditetapkan dan dengan teguh memantapkan diri untuk mempercayai Tuhan.

Dengan hati yang teguh, Daud tidak akan goyah oleh keadaan yang mengancam atau tertiup angin kemalangan. Dia mengulangi refrain ini dua kali dalam Mazmur 57:7, menekankan tekad konkretnya untuk percaya kepada Tuhan: "Hatiku siap (Hatiku teguh), ya Allah, hatiku siap (Hatiku teguh); aku mau menyanyi, aku mau bermazmur." Daud menulis Mazmur 57 sebagai doa yang tulus untuk pembebasan ketika bersembunyi di gua dan diburu oleh Raja Saul. Meskipun nyawanya terancam, Daud menyuarakan keyakinan yang teguh kepada Tuhan untuk menyelamatkannya dari situasi yang menyedihkan.

Dosa adalah ancaman terbesar bagi hati yang teguh. Setelah Daud berzinah dengan Batsyeba dan kemudian membunuh suaminya, Uria, hati Daud dinodai oleh dosa. Setahun kemudian, Natan menegurnya, dan Daud mengakui keseriusan pelanggarannya terhadap Tuhan (Mazmur 51:3-6). Dia mengakui pelanggarannya dan bertobat. Daud juga menerima bahwa dosanya disebabkan oleh hati yang rusak dan cemar. Daud berdoa, meminta Tuhan untuk menghapus noda dosa dan mengembalikan keteguhan hatinya: "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mazmur 51:12).

Memiliki hati yang teguh berkaitan erat dengan kesetiaan (1 Tesalonika 1:3; 2 Tesalonika 1:4). Kualitas keteguhan adalah milik seseorang yang setia, dapat diandalkan, dan setia sampai akhir. Paulus mendorong orang-orang Kristen untuk "berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" (1 Korintus 15:58; lihat juga 1 Timotius 6:11; 2 Timotius 3:10; Titus 2:2). Yesus adalah contoh yang paling baik dari seseorang yang memiliki keteguhan hati (2 Tesalonika 3:5; Roma 15:3-5).

Yakobus mendorong orang-orang percaya untuk menerima pencobaan yang menguji iman kita karena pencobaan itu menghasilkan keteguhan di dalam diri kita: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun" (Yakobus 1:2-4). Rasul Petrus menegaskan, "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya" (1 Petrus 5:10). Yakobus menganggap orang-orang percaya yang tetap teguh sebagai "berbahagia" (Yakobus 5:11).

Memiliki hati yang teguh adalah kualitas seseorang yang mempercayai Tuhan dalam segala situasi. Kehidupan orang seperti itu mencerminkan keyakinan batin yang penuh percaya diri bahwa Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu. Alkitab The New Living Translations menerjemahkan Mazmur 108:2 sebagai berikut: "Hatiku yakin kepada-Mu, ya Allah, tidak heran aku dapat menyanyikan puji-pujian kepada-Mu dengan segenap hatiku!" Tidak peduli seberapa tidak bersahabatnya kondisi atau seberapa mengancamnya musuh, hati yang teguh akan menemukan keberanian untuk menyanyikan pujian bagi Tuhan.

© Copyright Got Questions Ministries