Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan sial/ kutukan (jinx)? Apa yang dimaksud dengan pembawa sial?
Jawaban:
Sial (jinx) adalah sesuatu (atau seseorang) yang dianggap membawa kesialan. mengatakan sial (jinx) berarti membawa kesialan padanya. Sering kali, sial (jinx) dibicarakan dalam konteks yang tidak serius; misalnya, "kesialan Bambino" adalah kesialan yang dianggap mempengaruhi Red Sox sebagai akibat dari perpindahan Babe Ruth ke New York Yankees pada tahun 1919. Selain itu, orang-orang juga dikenal sering mengatakan, "Sial!" ketika mereka mengucapkan kata atau frasa yang sama pada waktu yang sama. Seseorang lain tampaknya memiliki nasib buruk atau menarik nasib buruk bagi orang-orang di sekitarnya juga terkadang disebut pembawa sial.
Namun, dalam konteks lain, kesialan lebih serius. Ada kesialan dari kutukan yang digunakan dalam ilmu gaib. Ada orang yang mencoba merapal mantra dan mengutuk orang lain dengan kemalangan, dan Alkitab tidak memperlakukan kutukan, sihir, atau bentuk-bentuk okultisme lainnya sebagai sesuatu yang palsu atau menggelikan. Raja Balak dari Moab meminta Bileam untuk mengutuk orang Israel (Bilangan 23:7-8), dan kita tahu bahwa ini adalah kutukan yang berkaitan dengan praktik ramalan, bukan sekadar ancaman kosong (Bilangan 23:23). Tuhan menyuruh Bileam untuk tidak mengutuk Israel, yang membuat kita berasumsi bahwa jika Bileam mengutuk mereka, maka hal itu akan memberikan dampak rohani. Dalam kitab Kisah Para Rasul, para rasul bertemu dengan seorang tukang sihir bernama Simon yang tertarik dengan mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh para rasul dan ingin belajar bagaimana cara melakukannya (Kisah Para Rasul 8:13). Ia dikatakan telah mempraktikkan sihir di kota itu, membuat orang-orang kagum sehingga mereka menyebutnya "Kuasa Besar" dan "Kuasa Allah" (Kisah Para Rasul 8:9-10). Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Simon dengan kuasa setan disalahartikan sebagai pertunjukan kuasa Tuhan, tetapi ketika ia melihat kuasa Tuhan yang sesungguhnya, Simon ingin beralih karena ia dapat melihat kuasa para rasul lebih besar daripada kuasanya. Semua ini, terutama perintah Tuhan untuk melawan sihir dan ilmu gaib, memberikan kredibilitas terhadap realitas sihir (Galatia 5:20; Ulangan 18:10-12).
Telah diamati dalam banyak budaya bahwa orang yang ingin mencelakakan musuh atau mengubah kehendak orang lain menjadi kehendak mereka dapat menggunakan mantra, kutukan, dan sihir untuk memanipulasi dunia spiritual untuk melakukan perintah mereka. Tidak ada penjelasan dalam Alkitab tentang mengapa atau bagaimana hal ini terjadi atau mengapa setan mau melakukan perintah manusia, kecuali untuk menipu mereka agar percaya bahwa merekalah yang berkuasa. Selain itu, Tuhan melarang membaca mantra dan kutukan, dan itu seharusnya menjadi alasan yang cukup untuk menjauh.