www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah artinya bahwa Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (Filipi 2:6)?

Jawaban:
Merujuk kepada Yesus, Filipi 2:6 mengatakan, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan." King James Version (KJV) menerjemahkan ayat tersebut sebagai berikut: "Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus direbut." Perbedaan kata-kata di sini disebabkan oleh perbedaan penafsiran kata Yunani harpagmon, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "perampokan" atau "perampasan". Namun, mengingat keilahian Yesus, mungkin lebih baik dan lebih akurat secara teologis untuk memahami kata tersebut sebagai "sesuatu yang harus dipegang" atau "sesuatu yang harus dipertahankan dengan cara apa pun."

Apa yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam Filipi 2:6 adalah bahwa Yesus tidak berusaha untuk "mempertahankan" atau "menggenggam" status dan peran ilahi-Nya yang unik sebagai Anak Allah dalam inkarnasi-Nya. Sebaliknya, Dia dengan rela melepaskan hal itu dan "mengosongkan diri-Nya" (Filipi 2:7) untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya dengan menjadi manusia.

Filipi 2:6 adalah bagian dari pembahasan yang lebih besar (Filipi 2:5-11) yang menyoroti kerendahan hati Yesus ketika Dia mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia. Bagian ini berirama dan puitis, dan para ahli Alkitab meyakini bahwa bagian ini merupakan sebuah nyanyian pujian yang digunakan oleh orang-orang Kristen pada zaman dahulu untuk mengakui dan menegaskan keilahian Yesus. Paulus menggunakan puisi ini sebagai panggilan bagi orang-orang percaya untuk meniru kerendahan hati dan pelayanan Kristus dalam hubungan mereka satu sama lain. Dengan kata lain, Paulus ingin mereka bertindak seperti Kristus dengan bersikap rendah hati dalam persekutuan mereka.

Penting untuk dicatat bahwa, meskipun Yesus tidak berpikir bahwa menjadi setara dengan Allah dalam inkarnasi-Nya, Dia tidak berhenti menjadi Allah. Yesus sepenuhnya adalah Allah dan menjadi satu dengan Bapa (Yohanes 8:58; 10:30). Dia selalu ada sejak kekekalan. Bahkan, Filipi 2:6 mengisyaratkan tentang pra-eksistensi Yesus yang kekal dengan mengatakan bahwa Dia selalu ada dalam "rupa Allah" (lihat juga Yohanes 1:1, 14).

Jadi, dengan tidak menganggapnya sebagai perampokan saat menjadi sama dengan Allah, Yesus menunjukkan kerendahan hati dan pelayanan yang sejati ketika Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa manusia. Seperti yang diperintahkan Paulus dalam Filipi 2:5, Tuhan ingin kita masing-masing menunjukkan kerendahan hati yang sama dalam hubungan kita dengan satu sama lain. Seperti Kristus, kita harus "tidak menganggapnya sebagai perampokan" untuk dengan sengaja mengosongkan diri kita dari status atau peran khusus apa pun saat kita melayani dan mengasihi satu sama lain. Ketika kita berusaha untuk hidup dalam kerendahan hati yang sejati, kita tidak boleh mencoba untuk menggunakan posisi atau kekuasaan kita untuk menguntungkan diri kita sendiri dan mengesampingkan orang lain. Dengan kata lain, alih-alih berusaha merugikan orang lain untuk menguntungkan diri kita sendiri, kita seharusnya berusaha merugikan diri kita sendiri untuk menguntungkan orang lain. Dalam hal ini, Kristuslah yang menjadi pemimpinnya.

© Copyright Got Questions Ministries