Pertanyaan: Apa yang Alkitab maksudkan dengan "laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kejadian 1:27)?
Jawaban:
Dalam Kejadian 1:26, Tuhan menyatakan niat-Nya untuk menciptakan manusia. Dalam Kejadian 1:27, Dia menyelesaikannya dan memberi tahu pembaca bahwa Dia menciptakan manusia (Ibrani, adam) menurut gambar dan rupa-Nya, tetapi narasi ini menambahkan bahwa Dia juga menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan nuansa halus bahwa umat manusia-yang disebut "manusia" (adam)-lebih dari sekadar manusia individual yang bernama Adam. Sementara kisah penciptaan dalam Kejadian 1 mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia (umat manusia), rincian tentang bagaimana Dia membedakan laki-laki dan perempuan dapat ditemukan dalam pasal berikutnya. Kejadian 2:7 menceritakan tentang penciptaan Adam. Tuhan membentuknya dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kepadanya, dan Adam pun menjadi makhluk yang hidup.
Setelah Tuhan menciptakan Adam, Dia menyatakan bahwa tidak baik bagi Adam untuk sendirian-Tuhan telah merancang manusia untuk menjadi laki-laki dan perempuan, dan tugas itu belum selesai. Jadi, Dia menunjukkan kepada Adam bagaimana makhluk-makhluk lain memiliki pasangan yang berlawanan jenis kelamin (Kejadian 2:19-20) dan tidak ada satu pun dari mereka yang cocok untuk Adam. Setelah kebutuhan itu ditunjukkan, Tuhan menidurkan Adam, mengambil salah satu tulang rusuk Adam (Kejadian 2:21), dan dari tulang rusuk itu dibuatlah pasangan Adam yang berjenis kelamin perempuan (Kejadian 2:22). Ketika Tuhan membawanya kepada Adam, Adam mengakui bahwa Hawa berasal dari jenis yang sama-mengakui kesetaraannya, namun berbeda (Kejadian 2:23). Kesetaraan, saling melengkapi, dan perbedaan itu diakui di seluruh Alkitab. Sebagai contoh, Petrus kemudian menyebut perempuan sebagai sesama pewaris kasih karunia (1 Petrus 3:7)
Kisah penciptaan dalam kitab Kejadian memberikan latar belakang dan dasar bagi perbedaan gender, seksualitas, dan bahkan pernikahan (lihat Kejadian 2:24). Hal ini sangat tepat waktu di zaman di mana terdapat banyak kebingungan gender dan di mana identitas gender sering kali dianggap sebagai pilihan. Tuhan menciptakan manusia sebagai pasangan yang saling melengkapi - laki-laki dan perempuan - dan binaritas dari karya kreatif tersebut memberikan kerangka kerja bagi hubungan antar manusia. Namun, semakin jauh suatu masyarakat dari Sang Pembuat Rancangan, semakin jauh pula budaya tersebut dari rancangan awalnya.
Banyak orang saat ini berjuang untuk memahami siapa mereka dan untuk apa mereka diciptakan. Bagi mereka yang bergumul dengan ketidakpastian, kita dapat dikuatkan dengan mengetahui bahwa Sang Pencipta telah merancang kita dan peduli kepada kita bahkan ketika kita kehilangan arah. Di manakah tempat yang lebih baik untuk mencari definisi dan rancangan kita selain Dia yang telah mendefinisikan dan merancang kita? Paulus mengingatkan kita bahwa kita buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah, dan agar kita dapat menggenapi rancangan-Nya bagi kehidupan kita (Efesus 2:10).