www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah orang Kristen harus terus menerus meminta pengampunan untuk dosa-dosa mereka?

Jawaban:
Pertanyaan yang kerap kali ditanyakan adalah, “Bagaimana kalau saya berdosa dan meninggal sebelum saya sempat untuk mengakui dosa tersebut kepada Allah?"

Pertanyaan lain yang kerap ditanyakan adalah, "Apa yang terjadi kalau saya berdosa, namun lupa dan tidak pernah mengakuinya kepada Allah?”

Kedua pertanyaan ini bisa ada karena asumsi yang keliru. Keselamatan bukan mengenai orang-percaya yang berusaha mengakui dan bertobat dari setiap dosa yang mereka perbuat sebelum mereka meninggal dunia. Keselamatan bukanlah berdasarkan apakah seseorang sudah mengakui dan bertobat dari setiap dosanya atau tidak.

Ya, kita mesti mengakui dosa kita kepada Allah, begitu kita menyadari bahwa kita telah berdosa. Namun, kita tidak harus selalu meminta Allah untuk mengampuni kita.

Ketika kita percaya pada Yesus Kristus untuk keselamatan kita, SEMUA dosa kita diampuni. Itu meliputi masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang, besar atau kecil. Orang-orang percaya tidak harus terus menerus mohon ampun atau bertobat demi mendapatkan pengampunan dosa.

Yesus sudah mati untuk membayar hukuman atas semua dosa-dosa kita, dan ketika dosa-dosa itu diampuni, semuanya diampuni (Kolose 1:14, Kisah 10:43).

Apa yang kita perlu lakukan adalah mengakui dosa kita: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Harap diperhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan minta pengampunan dari Allah. Kitab Suci tidak pernah menginstruksikan orang-orang yang percaya dalam Kristus untuk minta pengampunan Allah.

Apa yang 1 Yohanes 1:9 maksudkan adalah "mengakui" dosa kita kepada Allah. Kata "mengakui" berarti "sepakat."

Ketika kita mengakui dosa kita kepada Allah, kita sepakat dengan Allah bahwa kita salah, bahwa kita sudah berdosa. Melalui pengakuan dosa, Allah terus menerus mengampuni kita berdasarkan fakta bahwa Dia "setia dan adil."

Bagaimana Allah “setia dan adil?" Dia setia melalui pengampunan dosa, Dia sudah berjanji untuk melakukan hal itu bagi semua yang menerima Kristus sebagai Juruselamat. Dia adil melalui penerapan pembayaran Kristus pada dosa-dosa kita, mengenali bahwa dosa-dosa kita telah ditebus.

Namun, 1 Yohanes 1:9 juga mengindikasikan bahwa pengampunan itu bergantung pada sudah belumnya mengakui dosa kita kepada Allah. Bagaimana hal ini terjadi kalau semua dosa kita sudah diampuni pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat?

Sepertinya, yang digambarkan Rasul Yohanes di sini adalah pengampunan “relasional." Secara “posisi” semua dosa kita telah diampuni pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat. Pengampunan secara "posisi" ini menjamin keselamatan kita dan menjanjikan rumah kekal di surga.

Ketika kita berdiri di hadapan Allah setelah meninggal dunia, Allah tidak akan menolak kita masuk surga karena dosa-dosa kita. Ini adalah pengampunan secara “posisi.”

Konsep pengampunan secara “relasi” itu berdasarkan fakta bahwa ketika kita berdosa, kita menyinggung hati Allah dan mendukakan RohNya (Efesus 4:30). Walaupun Allah telah mengampuni semua dosa yang kita lakukan, dosa-dosa itu masih menghalangi hubungan kita dengan Allah.

Seorang anak yang bersalah kepada ayahnya tidak lantas langsung dibuang dari keluarga. Ayah yang baik akan mengampuni anaknya tanpa syarat. Pada saat bersamaan, hubungan baik antara ayah dan anak tidak akan bisa tercapai sampai hubungan itu dipulihkan.

Ini hanya dapat terjadi pada saat anak itu mengakui kesalahan-kesalahannya kepada ayahnya dan minta maaf. Itu sebabnya kita perlu mengakui dosa kita kepada Allah … bukan untuk mempertahankan keselamatan kita, namun untuk membawa kita kembali dalam persekutuan yang dekat dengan Allah yang mengasihi kita, dan yang telah mengampuni kita.

© Copyright Got Questions Ministries