Pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan persembahan biji-bijian?
Jawaban:
Persembahan biji-bijian adalah jenis persembahan yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama (Imamat 2) yang dipersembahkan oleh orang Israel kepada Tuhan. Persembahan biji-bijian kemungkinan besar berupa gandum atau jelai, tergantung pada apa yang tersedia. Sementara korban-korban lain memiliki instruksi yang sangat spesifik dari Tuhan tentang bagaimana korban tersebut harus dipersembahkan, aturan yang mengatur korban biji-bijian memiliki fleksibilitas.
Persembahan biji-bijian dapat diberikan kepada Tuhan baik yang belum dimasak maupun yang sudah dimasak di dalam oven atau wajan (Imamat 2:1; 4-5). Persyaratan untuk persembahan biji-bijian adalah harus ditumbuk halus dan mengandung minyak dan garam (Imamat 2:1, 4, 13). Persembahan ini tidak boleh mengandung ragi (juga disebut yis) atau madu (Imamat 2:11). Ketika seseorang membawa persembahan biji-bijian kepada para imam, sebagian kecil dari persembahan tersebut dipersembahkan kepada Tuhan, dengan kemenyan, di atas mezbah. Sisa dari persembahan biji-bijian itu diberikan kepada para imam (Imamat 2:10). Tidak ada jumlah tertentu dari biji-bijian yang dibutuhkan untuk persembahan; orang bebas memberikan apa yang mereka miliki.
Persembahan sajian biji-bijian digambarkan sebagai "bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN!" (Imamat 2:10b). Persembahan biji-bijian sering kali dipersembahkan setelah persembahan bakaran, yang merupakan korban binatang yang diwajibkan Tuhan untuk penebusan dosa. Darah harus ditumpahkan agar pengampunan dosa dapat terjadi, sehingga persembahan biji-bijian tidak memiliki tujuan yang sama dengan persembahan bakaran. Sebaliknya, tujuan dari persembahan biji-bijian adalah untuk menyembah Tuhan dan mengakui penyediaan-Nya. Persembahan bakaran, yang memiliki peraturan yang ketat dan tidak boleh ada tambahan apa pun di dalamnya, dengan tepat mewakili fakta bahwa kita tidak mengambil bagian dalam penebusan dosa. Namun, persembahan sajian biji-bijian dapat menjadi lebih "personal" dalam penyajiannya. Persembahan ini diberikan atas kehendak bebas seseorang, sama seperti ibadah kita yang merupakan persembahan kehendak bebas kita kepada Tuhan hari ini.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa selama empat puluh tahun pengembaraan bangsa Israel di padang gurun, biji-bijian menjadi sangat langka. Hal ini membuat persembahan biji-bijian menjadi lebih mahal dan berharga bagi umat untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Memberikan persembahan biji-bijian dalam situasi seperti itu melambangkan ketergantungan penuh bangsa Israel kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari. Yesus telah menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17), dan kita tidak lagi harus melakukan persembahan seperti yang dilakukan dalam Perjanjian Lama. Namun, jika persembahan biji-bijian serupa dengan persembahan ibadah kita, menarik untuk dipertimbangkan: berapa banyak biaya yang kita keluarkan untuk ibadah kita hari ini?