www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa artinya ramah seorang terhadap yang lain (Efesus 4:32)?

Jawaban:
Di zaman yang penuh dengan hak, promosi diri, dan hubungan virtual yang impersonal ini, banyak orang yang lupa akan arti dari bersikap baik terhadap sesama. Bagi orang Kristen, yang dipanggil untuk menjadi seperti Yesus Kristus, Alkitab mengajarkan, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Efesus 4:31-32).

Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus untuk membuang enam sikap dan perilaku yang berdosa: kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Kepahitan adalah kerangka pikiran yang menolak untuk mengampuni. kegeraman dan amarah digabungkan di sini untuk merujuk pada ledakan kemarahan manusia yang tidak terkendali. Pertikaian berbicara tentang teriakan dan pertengkaran yang keras. Fitnah berarti perkataan yang jahat, dan kata Yunani yang diterjemahkan "kedengkian" menyiratkan kejahatan, yang merupakan akar dari semua dosa lainnya yang tercantum di sini. Semua praktik yang harus ditolak ini berpusat pada hubungan kita dengan orang lain.

Sebagai ganti dari hal-hal ini, orang percaya harus mengutamakan keramahan, kasih, dan pengampunan. Ketiga kebajikan ini juga berhubungan dengan hubungan antarpribadi. Dalam bahasa aslinya, frasa yang diterjemahkan "ramah seorang terhadap yang lain" secara harfiah berarti "teruslah berbuat baik kepada satu sama lain." Kemurahan hati Tuhan, yang juga terdapat dalam diri Yesus Kristus, menunjukkan kepada kita apa artinya berbuat baik kepada sesama. Karena Tuhan bertindak baik kepada kita, kita harus berperilaku dengan cara yang sama terhadap orang lain. Karena Kristus menawarkan kasih karunia sebagai dasar pengampunan bagi kita, maka kita pun seharusnya demikian.

Berbuat baik satu sama lain bukanlah hal yang opsional bagi umat Tuhan (Mikha 6:8; Zakharia 7:9; 1 Petrus 3:8). Dalam ayat-ayat berikutnya, Paulus menginstruksikan jemaat di Efesus untuk "Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah" (Efesus 5:1-2). Berjalan dalam kasih berarti mengikuti teladan Yesus Kristus.

Paulus mengulangi ajaran tentang kebaikan kepada jemaat di Kolose: "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3:12-14). Paulus menyebutkan beberapa kebajikan yang harus dikenakan oleh orang-orang percaya: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sekali lagi, ini semua berkaitan dengan hubungan pribadi.

Belas kasihan dan kebaikan memiliki kaitan yang erat. Belas kasihan dapat didefinisikan sebagai "simpati atau empati yang tulus terhadap mereka yang menderita atau membutuhkan." Kebaikan adalah semangat menolong yang melihat orang lain yang membutuhkan dan termotivasi untuk merespons melalui perbuatan baik. Kebaikan adalah tindakan nyata yang dihasilkan dari belas kasih. Kebaikan lebih dari sekadar kata-kata; kebaikan diterjemahkan ke dalam tindakan saling menolong dan melayani (Kisah Para Rasul 28:2).

Kebaikan adalah salah satu sifat Tuhan (Titus 3:4), salah satu buah Roh (Galatia 5:22), dan salah satu bukti seorang pelayan Injil yang setia (2 Korintus 6:6). Bersikap baik satu sama lain adalah cara kita menunjukkan kasih: "Kasih itu sabar, kasih itu murah hati" (1 Korintus 13:4).

Berbuat baik kepada sesama berarti memperhatikan orang lain, memikul beban mereka, dan menghargai mereka lebih dari diri kita sendiri (Roma 12:10; Galatia 6:2; Filipi 2:3). Kebaikan memotivasi kita untuk berbicara tentang kehidupan dan dorongan kepada orang lain, bukan tentang kematian dan keputusasaan (Amsal 16:24; Efesus 4:29; 1 Tesalonika 5:11). Mengekspresikan dukungan dan penegasan, bukannya kecaman, adalah ciri khas kebaikan (Amsal 15:4).

Berbuat baik kepada satu sama lain berarti mencari cara untuk mengampuni daripada menyalahkan (Matius 5:7; Lukas 6:36; 10:37; Yakobus 2:13). Mungkin contoh yang paling menakjubkan dari hal ini dapat ditemukan dalam tindakan kebaikan Tuhan yang paling agung yang menyediakan pengampunan dan keselamatan bagi kita ketika Dia mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita di kayu salib: "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?" (Roma 2:4; lihat juga Roma 11:22; Titus 3:4-7).

© Copyright Got Questions Ministries