www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Mengapa Yesus menyebut Bait Allah sebagai "rumah Bapa-Ku" (Yohanes 2:16)?

Jawaban:
Meskipun Yesus digambarkan dalam Alkitab sebagai anak domba (Yohanes 1:29; Kisah Para Rasul 8:32), Dia tidak selalu lemah lembut dan pendiam. Bahkan, Dia kadang-kadang membalikkan meja, seperti yang dicatat dalam Yohanes 2:16 ketika Dia menyucikan Bait Allah untuk pertama kalinya. Pada saat itu, Yesus berseru, "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Tidak ada orang yang memiliki moral yang lurus yang dapat berdiam diri dalam menghadapi pelecehan, terutama ketika hal itu terjadi di dalam rumah sendiri. Tindakan Yesus ketika Ia membersihkan Bait Allah adalah respons yang adil terhadap eksploitasi yang dilakukan oleh para pedagang dan penukar uang. Secara signifikan, Yesus menyebut Bait Allah sebagai rumah Bapa-Nya. Bait Allah dianggap sebagai rumah Tuhan: "rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa" (Yesaya 56:7; bdk. 1 Raja-raja 6:1; 2 Tawarikh 23:18; Hagai 1:8). Jadi, ketika Yesus menyebut Bait Allah sebagai "rumah Bapa-Ku," Dia menyatakan, secara tidak langsung, bahwa Dia adalah Anak Allah.

2 Tawarikh 7:16 adalah bagian dari jawaban Tuhan atas doa Salomo pada saat peresmian Bait Suci: "Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa." Salomo mengakui ketidakmampuan Bait Suci untuk menampung Tuhan (2 Tawarikh 6:18), namun Tuhan berkenan menyebut tempat itu sebagai rumah-Nya. Para pedagang dan orang-orang yang hadir ketika Yesus menyucikan Bait Allah tahu di mana mereka berada: tempat yang dipilih oleh Tuhan sebagai rumah doa dan penyembahan, tempat di mana Tuhan sendiri tinggal. Ketidakjujuran dan keserakahan mereka telah menodai tempat suci itu.

Dalam Yohanes 2:17, para murid mengingat perkataan Daud dalam Mazmur 69:10: "sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku." Mereka membuat hubungan antara Daud di masa lampau dengan Anak Daud yang sama bersemangatnya untuk bait Allah. Namun, dengan menyebut Bait Allah sebagai "rumah Bapa-Ku", Yesus menunjukkan bahwa Ia lebih dari sekadar Anak Daud; Ia adalah Anak Allah.

Kebenaran Perjanjian Baru adalah bahwa orang percaya adalah bait Allah, seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 6:19-20: "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (bdk. 1 Korintus 3:16-17). Sebagaimana hadirat Tuhan mendiami Bait Allah di Yerusalem (1 Raja-raja 8:10-11), demikian pula Roh Allah mendiami mereka yang menjadi milik Kristus (Roma 8:9). Sebagaimana Bait Allah disebut sebagai rumah Tuhan, demikian pula kita dianggap sebagai milik Tuhan. Kita telah "dibeli dengan suatu harga." Dan, sama seperti Yesus yang dengan penuh semangat mempertahankan Bait Allah, kita juga harus dengan penuh semangat menghormati Tuhan dengan tubuh kita, membuang segala sesuatu yang menajiskan atau mengurangi penyembahan kepada Dia yang layak disembah.

© Copyright Got Questions Ministries