Jawaban:
Masada adalah sebuah benteng gunung yang terkenal di atas pantai barat Laut Mati di Israel. Sejarah Masada berawal dari tahun 31 SM, ketika Herodes Agung menyelesaikan pembangunan "istana perlindungan" yang ia bangun ketika terjadi pemberontakan terhadapnya.
Menurut sejarawan Josephus, Raja Herodes adalah orang Edom yang ditunjuk oleh Kekaisaran Romawi sebagai penguasa atas Yudea. Karena dia bukan orang Yudea dan kejam terhadap rakyatnya, Herodes dibenci oleh orang-orang Yahudi. Beberapa psikolog modern, yang meneliti rekam jejak Herodes, telah mengklasifikasikannya sebagai penderita bipolar dan menderita paranoid ekstrem. Dari proyek-proyek pembangunannya yang luas, termasuk Masada, hingga berbagai pembunuhan politiknya, Herodes menunjukkan paranoia akan kehilangan kekuasaan. Kecurigaannya yang tidak sehat terlihat jelas bagi semua orang.
Masada dibangun di dataran tinggi. Benteng ini berisi sejumlah barak, gudang senjata, dan struktur pertahanan. Benteng ini juga memiliki gudang-gudang besar dan tangki-tangki air, yang berisi makanan dan air selama berbulan-bulan. Pertahanan utama Masada adalah "jalur ular" tunggal yang mendaki gunung setinggi 1.300 kaki. Jalur ini sangat mudah dipertahankan dari titik-titik pandang di atas.
Sekitar seratus tahun setelah Herodes Agung membangun benteng Masada yang "tak tertembus", benteng ini menjadi rumah bagi sekelompok orang Yahudi Zelot yang bersembunyi di sana selama penaklukan Romawi atas Israel. Setelah jatuhnya Yerusalem pada tahun 70 M, Masada menjadi tempat pertahanan terakhir Yahudi. Ketika pasukan Romawi bergerak ke selatan untuk melakukan pembersihan terakhir, mereka sampai di Masada dan menghadapi perlawanan Yahudi di sana.
Pada tahun 72 M, pasukan Romawi di bawah komando Jenderal Flavius Silva akhirnya mengepung Masada, namun mereka tidak dapat mengalahkan sekelompok kecil orang yang bertahan di puncak. Dengan gaya Romawi yang sesungguhnya, Romawi membawa ribuan budak dan menghabiskan waktu beberapa bulan untuk membangun jalan pengepungan yang sangat besar di bagian belakang gunung. Ketika Romawi akhirnya berhasil menerobos benteng pada musim semi tahun 73 Masehi, mereka menemukan pemandangan yang mengerikan. Orang-orang Zelot, yang memilih mati daripada ditangkap, telah melakukan upacara bunuh diri. Secara keseluruhan, 953 pria, wanita, dan anak-anak tewas dalam sebuah penolakan terakhir terhadap penindasan Romawi.
Kisah pengepungan Masada dan bunuh diri massal itu kemudian dilaporkan oleh dua orang wanita yang bersembunyi di dalam sebuah waduk bersama lima orang anak. Mereka menceritakan kata-kata terakhir dari pemimpin mereka, Eleazar, yang ditulis oleh Yosefus:
"Karena kita, dahulu kala, sahabat-sahabatku yang murah hati, telah bertekad untuk tidak pernah menjadi hamba orang Romawi, tidak kepada siapa pun selain kepada Tuhan sendiri, yang adalah Tuhan yang benar dan adil bagi umat manusia, maka kini tiba saatnya untuk mewujudkan tekad tersebut dalam praktik."
Israel menjadi negara resmi pada tahun 1948. Dan, hampir 1.900 tahun setelah jatuhnya Masada, benteng ini masih menjadi bagian penting dalam budaya Israel. Sebagai bagian dari mempertahankan negara mereka yang baru, semua pria dan wanita Israel diminta untuk menjalani masa wajib militer di IDF-Pasukan Pertahanan Israel. Setelah menyelesaikan pelatihan dasar, para tentara IDF baru mendaki "jalur ular" menuju Masada pada malam hari dan dilantik dalam sebuah upacara yang diterangi obor di puncak Masada. Pernyataan terakhir mereka pada malam hari sebelum menuruni gunung sebagai tentara penuh adalah "Masada tidak akan jatuh lagi."