Pertanyaan: Apa artinya tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari?
Jawaban:
Pengkhotbah 1:9 adalah asal mula peribahasa yang telah menjadi peribahasa umum, "tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari." Ayat tersebut berbunyi seperti ini: "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari." Sebagai idiom modern, "tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari" sering digunakan sebagai keluhan terhadap kehidupan yang monoton. Ketika Salomo menulis pernyataan tersebut, ia menekankan sifat siklus kehidupan manusia di bumi dan kehampaan hidup hanya untuk "siklus berulang".
Frasa "di bawah matahari" digunakan 29 kali dalam Pengkhotbah dan tidak ditemukan di bagian lain dalam Alkitab. Makna yang dimaksudkan dalam Pengkhotbah adalah bahwa apa yang terjadi "di bawah matahari" dalam kehidupan yang terpisah dari Tuhan adalah universal-sudut pandang dalam Pengkhotbah adalah sudut pandang yang terikat pada bumi.
Mengatakan bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari berarti tidak ada yang benar-benar baru di bumi. Semua aktivitas manusia selama hidupnya akan hilang dalam skema besar dan akan segera dilupakan (Pengkhotbah 1:11).
Mengatakan bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari tidak berarti mengabaikan penemuan atau kemajuan teknologi; namun, inovasi-inovasi ini tidak berarti perubahan mendasar di dunia. Pada masa Salomo, banyak kemajuan yang terjadi di masyarakat, tetapi, dari perspektif kehidupan yang lebih besar, sifat dasar manusia tetap dan akan selalu sama.
Konteks Pengkhotbah 1 membahas tentang bagaimana bumi beroperasi. Matahari (ayat 5), angin (ayat 6), dan air (ayat 7) terus berfungsi seperti di masa lalu. Terlepas dari usaha manusia (ayat 2), dunia tetap tidak berubah. Bagian dari rasa frustrasi penulis dari pengamatan ini adalah bahwa "Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya" (ayat 11). Orang-orang cenderung melupakan masa lalu, dan mengulangi kesalahannya.
Apakah fakta bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari berarti bahwa orang tidak boleh mencoba memperbaiki diri mereka sendiri, kehidupan orang lain, atau dunia di sekitar mereka? Seluruh kitab Pengkhotbah harus dibaca sebelum mengambil kesimpulan. Pada akhirnya, Salomo menulis ini: "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat" (Pengkhotbah 12:13-14).
Dengan kata lain, hidup ini melibatkan lebih dari sekadar apa yang terjadi "di bawah matahari." Hidup bagi Tuhan dan kemuliaan-Nya adalah tujuan hidup. Mereka yang tidak mencari tujuan ini akan dihakimi. Bahkan perbuatan baik kita yang tidak terlihat dalam kehidupan ini pun dilihat oleh Tuhan dan akan dibalas di masa depan. Pengetahuan ini seharusnya menghasilkan kehidupan yang dijalani bagi Tuhan, dengan kasih yang mendalam bagi orang lain dan keinginan untuk membuat perbedaan.
Yeremia 29:11 berkata, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Amanat Agung juga memberikan misi khusus bagi kehidupan Kristen: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20). Kehidupan Kristen bukanlah sesuatu yang tidak berarti. Mungkin tidak ada yang baru di bawah matahari, tetapi Yesus berjanji, suatu hari nanti, akan menjadikan segala sesuatu baru (Wahyu 21:5).