Pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan saudara sepenanggungan kuk (yokefellow)/ kawan sekerja di dalam Alkitab?
Jawaban:
Saudara sepenanggungan kuk (yokefellow)/ kawan sekerja adalah teman dekat, rekan kerja, atau pasangan. Kata ini hanya digunakan satu kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Filipi 4:3. King James Version menerjemahkan ayat ini seperti ini: "Dan aku minta kepadamu, hai saudara-saudara seiman, tolonglah perempuan-perempuan yang telah bekerja keras bersamaku dalam Injil, demikian juga Klemens dan kawan-kawan sekerjaku (yokefellow) yang lain, yang namanya terdaftar di dalam kitab kehidupan." Terjemahan-terjemahan yang lebih baru menggunakan kata-kata seperti rekan (companion) (NIV) atau partner (NLT), bukan kawan sekerja. Karena Paulus tidak menyebutkan nama kawan sekerjanya, kita hanya dapat berspekulasi tentang siapa yang ia maksudkan. Beberapa orang menduga bahwa yang dimaksud adalah Epafroditus atau mungkin Lukas. Karena Paulus tidak pernah menggunakan istilah ini di bagian lain dalam surat-suratnya untuk menggambarkan rekan-rekan sekerjanya yang lain, kita dapat berasumsi bahwa istilah ini ditujukan kepada seseorang yang memiliki ikatan yang kuat dengannya. Siapapun kawan sekerja Paulus, ia memahami pesannya.
Asal kata kawan sekerja (yokefellow) membantu kita memahami makna yang lebih dari sekadar teman atau sahabat dalam bahasa Inggris. Seorang yokefellow secara harfiah berarti "salah satu dari dua orang yang memikul kuk." Paulus menggunakan metafora "kuk" dalam 2 Korintus 6:14 ketika ia memperingatkan orang-orang Kristen untuk tidak menjadi "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya". Kuk adalah kerangka kayu yang berat yang diikatkan pada bahu kuda atau lembu, yang terikat pada gerobak, bajak, atau kereta. Hewan-hewan itu mendorong kuk saat mereka bergerak maju, menarik beban di belakang mereka. Para pemilik berusaha untuk memasang kuk pada dua hewan dengan ukuran dan kemampuan yang sama agar mereka dapat menarik dengan seimbang. Kuk yang tidak cocok mengakibatkan kerja yang berlebihan bagi hewan yang lebih besar, yang membawa porsi beban yang lebih besar. Kambing-kambing yang saling tarik menarik juga mengakibatkan lebih sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan. Seekor yokefellow harus berbagi secara merata dalam pekerjaan bersama.
Gagasan untuk bekerja sama dan sehati sepikir inilah yang dimaksud Paulus ketika ia menyebut saudara-saudaranya di Filipi sebagai "kawan sekerja". Ini adalah orang yang bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan sang rasul di gereja Filipi. Paulus dan saudara seiman ini bekerja sama dalam pelayanan kepada Tuhan, merindukan, berdoa, dan menderita untuk jiwa-jiwa pria dan wanita. Orang ini jelas merupakan "sahabat dekat", seperti yang dikatakan oleh sebagian besar versi Alkitab, tetapi seorang kawan sekerja akan lebih dari itu. Sahabat dapat mendukung kita, mendoakan kita, dan mendorong kita, tetapi seorang kawan sekerja ada di parit bersama kita. Seorang kawan sekerja siap untuk bekerja bersama kita. Seorang kawan sekerja merasakan penderitaan kita, ikut menderita ketika kita menderita, dan bersukacita ketika kita bersukacita (Roma 12:15). Kesamaan tujuan hidup ini adalah salah satu alasan mengapa Paulus juga memperingatkan kita untuk tidak menjadi kawan sekerja dengan orang-orang yang tidak percaya. Kita tidak akan menarik ke arah yang sama. Kita memiliki tuan yang berbeda dan mendengarkan suara yang berbeda.
Sangatlah penting bagi orang Kristen, terutama mereka yang terlibat dalam pelayanan, untuk memiliki satu atau dua orang kawan sekerja yang dapat membantu memikul beban. Kesepian dan kelelahan adalah ancaman yang selalu ada bagi mereka yang telah dipanggil Tuhan ke dalam pelayanan-Nya. Namun, seperti yang Elia pelajari pada saat ia mengalami kelelahan, ia tidak sendirian (1 Raja-raja 19:14-18). Tuhan telah memilih seorang kawan sekerja baginya yang bernama Elisa. Ketika Yesus mengutus para murid untuk melayani, Ia tidak mengutus mereka sendirian. Ia mengutus mereka berdua-dua, sebagai kawan sekerja yang dapat saling menguatkan dan menjaga agar tetap berada di jalur yang benar (Markus 6:7). Ketika kita meluangkan waktu untuk membina persahabatan rohani yang mendalam dengan mereka yang memahami panggilan kita, kita akan mendapati bahwa para sahabat karib akan menolong kita untuk menggenapi apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.