www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah artinya orang percaya tidak berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:6; 5:18)?

Jawaban:
Dalam suratnya yang pertama, rasul Yohanes membahas tentang jaminan keselamatan kita: "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal" (1 Yohanes 5:13). Karena ia ingin para pembacanya "mengetahui" bahwa mereka memiliki hidup yang kekal, Yohanes memberikan sebuah ujian iman yang dapat kita gunakan untuk menguji apakah kita sungguh-sungguh diselamatkan atau tidak.

Dalam 1 Yohanes terdapat berbagai gambaran tentang orang percaya yang sejati. Jika seseorang mengenal Kristus dan bertumbuh di dalam kasih karunia, ia secara umum akan ditandai dengan ciri-ciri berikut ini:

1. Orang percaya menikmati persekutuan dengan Kristus dan umat-Nya yang telah ditebus (1 Yohanes 1:3).

2. Orang percaya berjalan di dalam terang, bukan di dalam kegelapan (1 Yohanes 1:6-7).

3. Orang percaya mengakui dan menyesali dosanya (1 Yohanes 1:8).

4. Orang percaya menaati Firman Tuhan (1 Yohanes 2:3-5).

5. Orang percaya mengasihi Tuhan dan bukan dunia (1 Yohanes 2:15).

6. Kehidupan orang percaya dicirikan dengan "berbuat kebenaran" (1 Yohanes 2:29).

7. Orang percaya berusaha untuk mempertahankan kehidupan yang murni (1 Yohanes 3:3).

8. Orang percaya melihat pola dosa yang semakin berkurang dalam hidupnya (1 Yohanes 3:5-6; 5:18).

9. Orang percaya menunjukkan kasih kepada orang Kristen lainnya (1 Yohanes 3:14).

10. Orang percaya "melakukan apa yang dikatakan", bukan hanya "berbicara saja" (1 Yohanes 3:18-19).

11. Orang percaya memelihara hati nurani yang bersih (1 Yohanes 3:21).

12. Orang percaya mengalami kemenangan dalam perjalanan kekristenannya (1 Yohanes 5:4).

Nomor 8 dalam daftar di atas adalah bahwa orang percaya akan menunjukkan pola dosa yang semakin berkurang dalam hidupnya. Inilah yang dikatakan Yohanes:

"Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia [Kristus], tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia." (1 Yohanes 3:6)

dan

"Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya" (1 Yohanes 5:18)

Beberapa orang salah menafsirkan ayat-ayat ini dengan mengartikan bahwa orang Kristen dapat mencapai kesempurnaan tanpa dosa. Lagi pula, Yohanes mengatakan bahwa "setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi" (1 Yohanes 3:6) dan "setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa" (5:18). Berdasarkan ayat-ayat tersebut, mereka beralasan, dosa haruslah menjadi masa lalu. Jika Anda berbuat dosa, itu adalah bukti bahwa Anda tidak diselamatkan, karena orang Kristen tidak berdosa. Tetapi bukan itu yang diajarkan oleh Yohanes.

Kita tahu bahwa ketika Yohanes menulis bahwa orang percaya tidak terus berbuat dosa, ia tidak mengacu kepada kesempurnaan tanpa dosa karena ia menulis di bagian lain dalam surat yang sama. Kepada orang-orang percaya, Yohanes berkata, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita" (1 Yohanes 1:8). Jadi, kita semua adalah orang berdosa, dan kita terus bergumul dengan dosa bahkan setelah kita diselamatkan. Kita tidak akan pernah mengetahui ketiadaan dosa secara total sampai kita bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan: "apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia" (1 Yohanes 3:2).

Jika Yohanes tidak mengacu kepada kesempurnaan tanpa dosa, apa yang ia maksudkan dengan orang percaya tidak akan berbuat dosa? Secara sederhana, maksudnya adalah bahwa orang percaya tidak akan terus mempraktikkan dosa sebagai cara hidup mereka. Akan ada perbedaan antara kehidupan lama tanpa Kristus dan kehidupan baru di dalam Kristus. Pencuri yang dicirikan oleh kejahatanya bukanlah pencuri lagi; ia sekarang memiliki cara hidup yang berbeda. Seorang pezinah yang ditandai dengan perzinahannya bukanlah seorang pezinah lagi; pola perilakunya telah berubah. Anak Tuhan yang dulunya adalah seorang pencuri mungkin masih bergumul dengan ketamakan, tetapi ia tidak lagi hidup menurut pola mencuri. Anak Tuhan yang dulunya adalah seorang pezinah mungkin masih bergumul dengan hawa nafsu, tetapi ia telah melepaskan diri dari kehidupan lama yang amoral. "Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" (1 Yohanes 3:3).

The Amplified Bible menyoroti makna Yohanes dengan jelas:

"Tidak ada seorang pun yang tetap tinggal di dalam Dia [yang tetap bersekutu dengan-Nya - dengan sengaja, sadar, dan terbiasa] berbuat dosa. Tidak ada seorang pun yang biasa berbuat dosa, yang pernah melihat Dia atau mengenal Dia" (1 Yohanes 3:6, AMP)

dan

"Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia (Yesus) yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya" (1 Yohanes 5:18, AYT).

Kata terbiasa adalah kuncinya. Orang percaya akan bergumul dengan dosa dan terkadang menyerah, tetapi menyerah pada dosa tidak lagi menjadi hal yang normatif. Ketika kita bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan (lihat 2 Petrus 3:18), kita dikuduskan. Ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita akan semakin berjalan dalam ketaatan kepada Firman Tuhan.

Jika seseorang mengaku sebagai orang Kristen tetapi hidup dalam pertentangan dengan Firman Tuhan, maka orang tersebut menunjukkan kepada dunia bahwa ia belum diselamatkan. Tidak ada seorang pun yang terus hidup dalam dosa yang disengaja dapat mengenal Tuhan. Karena dosa yang terus menerus tidak sesuai dengan hidup baru di dalam Kristus, hidup dalam homoseksualitas, penyembahan berhala, atau kepalsuan yang tidak bertobat adalah bukti bahwa belum ada karya regeneratif Roh Kudus yang terjadi di dalam hati, terlepas dari pernyataan siapa pun yang mengatakan sebaliknya.

Yohanes memberi kita alasan mengapa orang percaya tidak terus berbuat dosa: "Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah" (1 Yohanes 3:9). Orang Kristen sejati tidak akan "dengan sengaja, sadar, dan terbiasa" berbuat dosa. Itu tidak ada dalam "DNA rohani" mereka.

© Copyright Got Questions Ministries