www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Mengapa wanita memiliki peran yang begitu kecil dalam Alkitab?

Jawaban:
Tidak dapat dipungkiri bahwa relatif sedikit wanita yang disebutkan dalam Alkitab, dan sangat sedikit yang memiliki peran yang dapat dianggap "utama". Alasannya terutama karena faktor budaya. Namun, beberapa wanita dalam Alkitab memiliki peran yang sangat besar, dan kehormatan yang diberikan kepada mereka terus berlanjut hingga hari ini.

Selama periode sejarah yang dicakup dalam Alkitab, sebagian besar masyarakat bersifat patriarkis, yang berarti laki-laki memegang kekuasaan eksklusif dengan pengecualian yang jarang terjadi pada ratu yang berkuasa. Dinamika kekuasaan ini meluas ke setiap bagian kehidupan, termasuk agama, pemerintahan, dan keluarga. Karena Alkitab terutama mencatat peristiwa-peristiwa bersejarah, seperti kebangkitan bangsa Israel, dan tindakan-tindakan para pemimpin seperti para nabi, imam, dan raja, sebagian besar orang yang disebutkan adalah laki-laki.

Banyak ahli Alkitab menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dicatat dalam Alkitab tidak biasa, mengingat masyarakat yang didominasi oleh pria saat Alkitab ditulis. Pencantuman kisah-kisah perempuan, mulai dari Hana, Rut, Ester, dan Debora dalam Perjanjian Lama hingga Maria, Elisabet, dan Priskila dalam Perjanjian Baru, tampaknya mengindikasikan bahwa Tuhan lebih menghargai perempuan daripada masyarakat secara keseluruhan. Yang menjadi catatan khusus adalah kisah kebangkitan. Murid-murid Yesus, yang semuanya laki-laki, bersembunyi dalam ketakutan sementara para perempuan pergi ke kubur, menemukannya kosong, bertemu dengan Tuhan yang telah bangkit, dan menjadi penginjil pertama di dunia (Matius 28).

Selama sebagian besar sejarah dunia, wanita memainkan peran yang lebih kecil daripada pria, dan kenyataan itu tercermin secara akurat dalam Alkitab. Mayoritas raja dan pemimpin lainnya adalah laki-laki. Wanita terbiasa ditempatkan pada peran sekunder. Itulah salah satu alasan mengapa perempuan di sumur itu terkejut ketika Yesus berbicara kepadanya: "Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: 'Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?'" (Yohanes 4:9). Bukan hanya karena ia seorang Samaria, tetapi karena ia adalah seorang perempuan Samaria, yang membuatnya berpikir bahwa Yesus akan mengabaikannya. Namun, dia salah; Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan semua orang yang terhilang, termasuk perempuan. Dan, di dalam Kristus, laki-laki dan perempuan adalah setara (Galatia 3:28).

© Copyright Got Questions Ministries