settings icon
share icon
Pertanyaan

Apakah orang Kristen berbuat dosa?

Jawaban


Sebelum membahas apakah orang Kristen berbuat dosa atau tidak, mari kita mendefinisikan beberapa istilah. Terlepas dari betapa compang-campingnya kata Kristen sepanjang sejarah, definisi alkitabiah dari seorang "Kristen" adalah orang yang menjadi pengikut Kristus, murid Yesus (Kisah Para Rasul 11:26). Seorang Kristen BUKAN seseorang yang menganut kepercayaan atau praktik keagamaan tertentu, bergabung dengan gereja, berdoa, atau berpartisipasi dalam sakramen atau ritual tertentu. Seorang Kristen adalah orang yang telah menanggapi keyakinan Roh Kudus (Yohanes 6:44) dengan menaruh seluruh imannya pada karya paripurna Kristus untuk keselamatan (Efesus 2:8-9; Yohanes 3:15-18). Orang Kristen adalah mereka yang telah bertobat dari dosa dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas hidup mereka (Roma 10:9-10; Kisah Para Rasul 2:38). Mereka dilahirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus (Yohanes 3:6-7).

"Dosa" adalah setiap pikiran, perkataan, atau tindakan yang bertentangan dengan karakter atau hukum Tuhan. Kita semua berdosa (Roma 3:23), dan bahkan apa yang kita anggap sebagai perbuatan baik pun sering kali dinodai oleh motif yang mementingkan diri sendiri atau kesombongan (Yesaya 64:6). Jika kita mengandalkan diri kita sendiri, mustahil kita dapat menyenangkan hati Tuhan atau bebas sepenuhnya dari dosa (Roma 3:10; Pengkhotbah 7:10).

Ketika kita datang kepada Kristus dengan iman dan mempercayai Dia untuk mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa kita, pada saat itu juga kita dilahirkan kembali (Yohanes 3:3). Kelahiran baru oleh roh menghasilkan ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Tuhan memberikan hati yang baru kepada orang berdosa yang bertobat, yang kini berbalik untuk menaati dan menyenangkan Dia, bukan untuk diri sendiri (2 Korintus 5:9; Roma 8:5-6). Jika sebelumnya kita adalah hamba dosa, sekarang kita adalah "hamba kebenaran" (Roma 6:16). Kuasa dosa telah dipatahkan oleh kuasa Yesus (Roma 6:6; Titus 2:14).

Namun, kita masih hidup dalam daging, dan daging cenderung menginginkan apa yang diinginkannya. Dalam Roma 7:21-23, Paulus mengakui adanya pertarungan antara daging dan roh dalam kehidupannya: "Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku." Setiap peperangan melawan pencobaan dimenangkan atau dikalahkan berdasarkan seberapa jauh kita menyerahkan diri kita kepada kendali Roh Kudus (Galatia 5:16-17).

Kitab 1 Yohanes ditulis untuk orang-orang Kristen. Sang rasul berkata, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yohanes 1:8-9). Dari ayat ini jelaslah bahwa mereka yang telah dilahirkan kembali dan ditebus oleh darah Yesus pun masih dapat berbuat dosa. Melalui pikiran, sikap, atau tindakan, kita akan "mendukakan" (Efesus 4:30) dan "memadamkan" (1 Tesalonika 5:19) Roh Kudus dari waktu ke waktu. Tetapi ayat ini juga meyakinkan kita bahwa Tuhan menawarkan kasih karunia yang terus-menerus dan berkelanjutan setiap kali kita sepakat dengan-Nya tentang dosa kita dan meminta penyucian dari-Nya.

Namun, ayat-ayat lain menjelaskan batas-batas samudera kasih karunia ini. 1 Yohanes 3:6 mengatakan, "Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia." Ayat 9 mengatakan bahwa mereka yang telah "lahir dari Allah" tidak akan terus hidup dalam dosa. Implikasinya adalah bahwa ini bukanlah masalah berusaha lebih keras. Sebaliknya, hal ini sama dengan mengatakan, "Seekor ikan tidak dapat tinggal lama di darat karena sifatnya adalah mencari air." Seekor ikan bisa saja mendarat di pantai dan bertahan hidup untuk waktu yang singkat. Tetapi ia tidak diciptakan untuk berada di darat dan tidak dapat terus berada di sana. Ketika kita dilahirkan kembali, sifat kita berubah, dan kita tidak dapat terus berada di dalam dosa. Kristus tidak hanya menghapus dosa kita di masa lalu; Dia juga mengubah hati kita sehingga kita tidak lagi menginginkannya (Kolose 2:13-14).

Paulus bertanya, "Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?" (Roma 6:1-2). Meskipun orang Kristen masih akan berbuat dosa setelah diselamatkan, perubahan hati yang dibawa oleh Roh Kudus akan menghasilkan sikap yang baru terhadap dosa. Dosa tidak dapat terus menjadi pilihan gaya hidup jika kita telah menyerahkan hidup kita kepada Yesus. Itulah yang dimaksud dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9; Kolose 2:6). Kita memiliki bos yang baru. Kita tidak bisa menjadi pengikut Kristus dan pengikut dosa pada saat yang bersamaan. Keduanya berjalan ke arah yang berlawanan (Lukas 9:23; 14:33). Roma 12:2 memerintahkan, "Berubahlah oleh pembaharuan budimu." Pembaharuan dapat memakan waktu, tetapi ini adalah sebuah proses yang menghasilkan perubahan perilaku.

Ketika seorang anak Tuhan yang sejati tersesat, Bapa kita memberikan disiplin untuk membawanya kembali ke dalam ketaatan. Ibrani 12:7-8 berkata, "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." Jika seorang yang mengaku Kristen dapat memilih gaya hidup berdosa tanpa mengalami disiplin yang cukup untuk membawanya kepada pertobatan, maka menurut Kitab Suci ini, sangat tidak mungkin orang tersebut adalah anak Tuhan.

Apakah orang Kristen berdosa? Ya. Apakah mereka dengan sengaja terus berbuat dosa? Tidak. Alkitab menunjukkan bahwa, meskipun kita akan selalu "kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23), kita memiliki pengharapan bahwa kuasa Tuhan bekerja di dalam diri kita untuk "kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18).

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah orang Kristen berbuat dosa?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries