settings icon
share icon
Pertanyaan

Apakah orang Kristen membutuhkan hari istirahat?

Jawaban


Istirahat adalah tema penting yang disebutkan di seluruh Alkitab. Tuhan ingin umat-Nya mempraktikkan dan mengalami istirahat ketika mereka bekerja keras menghadapi tantangan hidup.

Praktik peristirahatan pertama kali ditetapkan oleh Tuhan sendiri dalam Kejadian 1-2. Setelah menciptakan dunia dalam enam hari, Tuhan "beristirahat"-yaitu berhenti dari pekerjaan-Nya. Model enam hari kerja dengan satu hari istirahat ini adalah sesuatu yang kemudian diperintahkan Tuhan kepada bangsa Israel untuk dipatuhi ketika mereka melakukan perjalanan dan tinggal di Tanah Perjanjian (Keluaran 16:21-23). Hari ketujuh untuk beristirahat ini kemudian dikenal sebagai "Sabat" (berasal dari kata Ibrani shabbat, yang berhubungan dengan kata kerja yang berarti "berhenti atau beristirahat"). Begitu pentingnya konsep peristirahatan ini bagi Tuhan, sehingga jika seorang Israel tidak menghormati hari Sabat, hukum Taurat mengharuskannya dihukum mati (Keluaran 35:2).

Jadi, Tuhan sangat peduli dengan umat-Nya yang mempraktikkan dan mengalami istirahat.

Namun, karena Kristus adalah penggenapan seluruh hukum Taurat (Matius 5:17), orang Kristen tidak diwajibkan atau diharuskan untuk beristirahat pada hari Sabat. Yesus adalah perhentian Sabat yang utama, dan di dalam Dia tidak ada lagi pekerjaan yang harus dilakukan (Ibrani 4:9-11). Itu termasuk pekerjaan menaati tuntutan hukum Taurat, seperti memegang hari Sabat. Lebih jauh lagi, dalam Sidang di Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 15, memegang hari Sabat bukanlah salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh para rasul bagi orang-orang percaya bukan Yahudi yang ingin mengikut Kristus.

Apakah orang Kristen perlu merayakan hari peristirahatan agar dosa-dosa mereka diampuni dan mendapatkan janji keselamatan kekal? Tidak. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan adalah karena kasih karunia melalui iman saja (Efesus 2:8-9). Kebaikan dan kasih Tuhan, yang dinyatakan dalam pengorbanan dan kebangkitan Kristus, adalah yang menyelamatkan kita, bukan perbuatan baik atau amal saleh kita (Titus 3:4-5).

Dapatkah orang Kristen merayakan hari peristirahatan sebagai ungkapan iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan? Tentu saja. Mengambil satu hari istirahat adalah salah satu cara terbaik untuk terhubung kembali dengan Tuhan setelah bekerja keras. Hal ini memungkinkan seseorang untuk mempercayai Tuhan dengan waktu dan tanggung jawabnya. Hal ini juga memungkinkan untuk pembaharuan dan penyegaran fisik. Beristirahat juga tidak harus dilakukan setiap minggu. Seorang Kristen dapat mengambil waktu istirahat sebulan sekali atau bahkan hanya sekali dalam tiga bulan.

Pertanyaan apakah seorang Kristen membutuhkan hari libur atau istirahat pada akhirnya adalah masalah keyakinan pribadi. Alkitab mengajarkan bahwa orang percaya memiliki kebebasan rohani dalam hal bagaimana mereka mengekspresikan keyakinan iman mereka (selama mereka tetap berada dalam batas-batas Firman Tuhan). Menjalankan hari istirahat adalah salah satu dari keyakinan tersebut. Dalam Roma 14:5, Paulus mengatakan bahwa beberapa orang percaya menganggap satu hari lebih kudus daripada hari lainnya, sementara yang lain menganggap semua hari adalah sama. Namun, tidak ada satu pun dari kedua kelompok ini yang dianggap lebih atau kurang berkenan di hadapan Tuhan karena keyakinan mereka.

Secara teratur melakukan hari istirahat dapat menjadi ekspresi iman seorang Kristen kepada Tuhan, tetapi itu bukan persyaratan dari Tuhan.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah orang Kristen membutuhkan hari istirahat?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries