settings icon
share icon
Pertanyaan

Dalam Kidung Agung, mengapa dikatakan bahwa kita jangan membangkitkan cinta sebelum diingininya?

Jawaban


Tiga kali dalam Kidung Agung, putri-putri Yerusalem diberi tugas ini: "jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!" (Kidung Agung 2:7; 3:5; 8:4). Kata-kata dalam NIV juga serupa: "Janganlah membangkitkan atau membangunkan cinta sampai ia berkenan" Dengan pengulangan sebanyak tiga kali, perintah ini dapat dianggap sebagai sebuah refrain dan menjadi tema yang mengalir di sepanjang lagu.

Pembicara berbicara kepada "putri-putri Yerusalem" - para wanita muda yang belum menikah di ibu kota Israel - dan memberikan beberapa nasihat bijak kepada mereka. Jangan membangkitkan cinta sebelum diingininya. Ini adalah nasihat yang serius, yang diberikan oleh seseorang yang telah menemukan cinta sejati dan mengalami kegembiraannya. Jangan mencoba untuk membangkitkan atau membangunkan cinta. Jangan membangkitkannya. Cinta harus dibiarkan "beristirahat" sampai ia terbangun dengan sendirinya.

Maknanya adalah: cinta sejati, yang layak disebut "cinta", haruslah spontan. Ada bahaya dalam mencoba "memaksa" cinta atau membangkitkan gairah sebelum waktunya. Ada kecenderungan, terutama di kalangan anak muda, untuk menjadi korban "cinta monyet" atau salah mengartikan kegilaan sebagai cinta sejati. Pembicara dalam Kidung Agung akan menyelamatkan kita dari kesedihan. Perintah untuk tidak membangkitkan cinta sampai cinta itu menyenangkan adalah sebuah peringatan untuk tidak memasuki hubungan romantis terlalu muda. Ini adalah peringatan agar kita tidak terlalu putus asa untuk menemukan cinta sehingga kita mulai mencarinya di tempat yang salah. Ini adalah peringatan agar kita tidak mencoba menciptakan perasaan cinta yang sebenarnya tidak ada.

NLT menerjemahkan Kidung Agung 2:7 dengan cara yang menekankan perlunya waktu yang tepat: "Berjanjilah kepadaku, hai perempuan-perempuan Yerusalem, . . . janganlah membangkitkan cinta sampai waktunya tiba." Menunggu tidak pernah mudah; dalam masalah hati, menunggu mungkin lebih sulit lagi. Tetapi menunggu orang yang tepat, pada waktu yang tepat, telah mencegah banyak orang patah hati. Biarkan cinta tumbuh secara alami; biarkan kasih sayang itu tanpa pengaruh. Hasilnya akan menjadi indah.

Jika sebuah hubungan ingin melangkah ke jenjang berikutnya, maka hubungan itu akan berjalan tanpa tipu muslihat. Jika romansa adalah kehendak Tuhan, maka romansa akan datang. Tidak perlu dipaksakan. Cinta sejati itu istimewa. Ia tidak dapat dipaksakan, dan tidak dapat dimanipulasi. Perasaan romantis tidak boleh diaduk terlalu dini. Biarkan mereka tidur sampai saatnya mereka bangun.

Kata-kata yang digunakan dalam pengukuhan ini menarik dan cukup signifikan. Dalam dua contoh, tuntutan tersebut membuat seruan kepada fauna. Berikut ini adalah keseluruhan Kidung Agung 2:7: "Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!" Dengan menggunakan perumpamaan yang indah, pengkhotbah menggarisbawahi kebenaran bahwa cinta harus memiliki kebebasan. Sama seperti rusa dan kijang yang bebas berkeliaran, demikian juga cinta harus memiliki kebebasan untuk bergerak di dalam hati kita dalam waktu dan caranya sendiri. Cinta tidak boleh dimanipulasi seperti halnya kijang yang dibelenggu atau dikurung.

Ketika waktunya tepat, cinta akan bersemi. Hingga saat itu, kebijaksanaan menyarankan kita untuk menjaga hati kita. Itu akan sepadan dengan penantiannya.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Dalam Kidung Agung, mengapa dikatakan bahwa kita jangan membangkitkan cinta sebelum diingininya?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries