settings icon
share icon
Pertanyaan

Apa artinya bahwa Tuhan tidak akan memandang hina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk (Mazmur 51:19)?

Jawaban


Mazmur 51 ditulis oleh Raja Daud setelah ia berzinah dengan Batsyeba dan suaminya dibunuh untuk menutupi dosanya (2 Samuel 11). Telah dikatakan tentang Daud bahwa ia berdosa besar, tetapi bertobat lebih besar lagi. Dia adalah teladan bagi kita tentang bagaimana pertobatan hati yang sesungguhnya. Dia menulis mazmur ini sebagai seruan penuh penderitaan kepada Tuhan untuk memohon pengampunan.

Mazmur 51:19 berkata, "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." Makna dari ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya. Ayat 18 mengatakan, "Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya." Daud menyatakan bahwa tidak ada yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan untuk menenangkan-Nya ketika kita telah berdosa. Lebih banyak korban binatang bukanlah yang Tuhan cari. Tuhan menginginkan pertobatan yang sejati.

Banyak orang melewatkan kebenaran ini. Alih-alih bertobat, mereka mencoba untuk "membersihkan diri," dengan cara memberi lebih banyak, berdoa lebih banyak, atau menyibukkan diri dalam kegiatan keagamaan lainnya dengan harapan bahwa Tuhan akhirnya akan "melupakan" kemarahan-Nya kepada mereka. Dalam Mazmur 51, Daud mengatakan bahwa Tuhan tidak menginginkan semua itu. Aktivitas keagamaan eksternal tidak dapat menggantikan penyesalan yang tulus dari dalam hati (1 Samuel 16:7).

Mazmur 51:19 menunjukkan satu hal yang paling diinginkan Tuhan: kehancuran hati atas dosa kita sendiri. Ketika kita setuju dengan Tuhan tentang betapa buruknya dosa kita, kita mengambil langkah pertama menuju pendamaian dengan-Nya. Selama kita mencoba untuk membenarkan, memaklumi, atau merasionalisasi kejahatan hati kita sendiri, kita tidak akan pernah menemukan jalan untuk kembali ke hadirat Tuhan. Pertobatan adalah pintu menuju kebebasan. Setan mengetahui hal ini dan melakukan segala cara untuk menjauhkan kita darinya. Dia menyarankan hal-hal yang disukai oleh sifat egois kita: "Dosamu tidak seburuk itu." "Dibandingkan dengan orang lain, kamu tidak apa-apa." "Tuhan sudah melupakannya. Tidak perlu mengakuinya." Ketika kita mendengarkan kata-kata kotor iblis, kita menjauh dari pintu kebebasan dan tetap berada dalam perbudakan. Kita mungkin merasa menyesal atau kecewa, tetapi itu semua bukanlah pengganti yang cukup untuk pertobatan yang sejati (lihat Ibrani 12:17).

Daud mengingatkan kita bahwa satu-satunya jalan menuju pengampunan adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk (bdk. Matius 5:3). Ketika kita menyerahkan diri kita kepada belas kasihan Tuhan, Dia berkenan mengangkat kita (Lukas 18:13-14). Ketika kita secara terbuka mengakui dosa kita terhadap Tuhan, berbalik dari dosa, dan berseru untuk disucikan, Tuhan berjanji bahwa Dia akan mendengar dan mengampuni kita (1 Yohanes 1:9).

Menarik untuk dicatat bahwa, meskipun Daud berdosa kepada Batsyeba dan suaminya, Daud membuat pernyataan ini kepada Tuhan: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa" (Mazmur 51:6). Daud memahami mengapa Tuhan sangat membenci dosa. Dosa adalah pelanggaran terhadap sifat-Nya. Kita diciptakan menurut gambar-Nya, tetapi dosa kita menodainya, seperti noda pada cermin. Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk mengundang Tuhan untuk membersihkan noda itu dan mengembalikan kita ke dalam hubungan yang benar dengan-Nya.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apa artinya bahwa Tuhan tidak akan memandang hina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk (Mazmur 51:19)?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries