Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan membinasakan bait Allah (terjemahan Inggris: menajiskan bait Allah) (1 Korintus 3:17)?
Jawaban
Dalam 1 Korintus 3:16-17, rasul Paulus ingin agar orang-orang percaya memahami bahwa gereja Yesus Kristus adalah tempat kudus yang kudus di mana Roh Allah berdiam: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu."
Dalam ayat ini, istilah Yunani untuk "kamu" adalah jamak; dengan demikian, Paulus berbicara kepada seluruh tubuh Kristus. The New Living Translation berbunyi, "Tidakkah kamu sadar bahwa kamu semua adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu? Allah akan menghancurkan siapa saja yang menghancurkan bait ini. Karena bait Allah itu kudus dan kamu adalah bait Allah" (1 Korintus 3:16-17, NLT).
Dalam Perjanjian Lama, nama dan hadirat Tuhan berada di Kemah Suci di padang gurun (Keluaran 25:8; 33:9-10; 40:34-35) dan kemudian di Bait Suci Salomo (1 Raja-raja 8:29; 2 Tawarikh 6:2). Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk menjaga diri mereka dari kenajisan, ketidaktaatan, dan penyembahan berhala, yang akan menajiskan tempat kediaman Allah (Imamat 15:31; Bilangan 19:13; 2 Tawarikh 29:4-5; Yeremia 7:30; Zefanya 3:4). Bait suci Perjanjian Baru adalah tubuh orang percaya. Roh Kudus berdiam di dalam bait suci yang terbuat dari "batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Alla" (1 Petrus 2:5).
Di tempat lain dalam Perjanjian Baru, gambaran "bait Allah" ini diterapkan pada setiap orang percaya yang harus menyadari bahwa tubuh fisik mereka adalah "bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20). Untuk alasan ini, Paulus mendorong orang-orang Kristen, "marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2 Korintus 7:1). Sebagai bait Allah yang hidup, kita harus kudus dalam segala hal yang kita lakukan, sama seperti Allah itu kudus (1 Petrus 1:15-16).
Dengan cara yang sama seperti Bait Suci Yerusalem yang menyatukan umat Israel, bait suci Perjanjian Baru yang bersifat metaforis dirancang untuk menyatukan orang-orang percaya dalam satu komunitas yang harmonis. "demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain" (Roma 12:5; lihat juga 1 Korintus 12:12-27; Efesus 4:25). Seharusnya tidak ada perpecahan dalam tubuh Kristus.
Kata kerja Yunani yang diterjemahkan sebagai "membinasakan/ menajiskan" dalam 1 Korintus 3:17 berarti "mengacaukan atau membuat kekacauan; merusak, menghancurkan, membinasakan." Ketika Paulus menulis, "Jika ada orang yang menajiskan bait Allah," ia sedang membahas masalah khusus tentang perpecahan di dalam gereja (lihat 1 Korintus 1:10-17; 11:18). Jemaat Korintus terpecah dalam kesetiaan mereka kepada pemimpin gereja yang berbeda. Beberapa orang setia pada ajaran Paulus, yang lain mengikuti Apolos, dan beberapa lainnya bersekutu dengan Petrus. Mereka yang "super-spiritual" menyatakan, "aku dari golongan Kristus" (lihat 1 Korintus 1:12 dan 3:4-6).
Meninggikan para pemimpin Kristen sampai pada titik di mana kita melihat mereka membuat kita merasa "lebih baik" atau "lebih bijaksana" dan oleh karena itu memisahkan diri dari saudara-saudari kita di dalam Kristus, Paulus berpendapat, berarti kita telah ditipu oleh hikmat manusia, hikmat duniawi, yang dalam pandangan Tuhan adalah kebodohan (lihat 1 Korintus 3:18-23). Para pemimpin gereja adalah hamba-hamba Tuhan, yang dipanggil untuk membangun dan memelihara keutuhan dan kesatuan gereja. Kita tidak boleh mengotori bait Allah melalui perpecahan yang tidak perlu.
Peringatan Paulus untuk tidak mencemarkan bait Allah ditujukan kepada orang-orang percaya. Orang Kristen harus berhati-hati untuk tidak menciptakan kekacauan dan menghancurkan gereja melalui kelompok-kelompok, kecemburuan, dan perpecahan. Gereja akan terkoyak dan hancur ketika para anggotanya terpecah belah. Pencemaran yang paling berbahaya datang dari dalam, bukan dari luar.
Peringatan Paulus dimaksudkan untuk ditanggapi dengan serius: "Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus" (1 Korintus 3:17). Jika kita menajiskan dan menghancurkan komunitas yang telah dirancang Tuhan sebagai rumah sakit rohani, tempat perlindungan yang suci, dan tempat untuk memberi semangat, penyembuhan, dan kehidupan rohani, maka kita berada dalam perlawanan yang berdosa terhadap tujuan kudus Tuhan. Kita mengundang hukuman Tuhan. Ketika Paulus berkata, "Allah akan membinasakan dia," ia tidak berbicara tentang kebinasaan kekal (lihat 1 Korintus 3:15), tetapi hukuman yang sesuai dengan kejahatannya. Hukumannya sangat berat karena bait Allah itu kudus.
Tuhan telah memanggil kita untuk bekerja sama di dalam gereja sehingga "seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh" (Efesus 2:21-22). Kita tidak boleh mencemari bait Allah, tetapi harus "mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun" (Roma 14:19).
English
Apa yang dimaksud dengan membinasakan bait Allah (terjemahan Inggris: menajiskan bait Allah) (1 Korintus 3:17)?