settings icon
share icon
Pertanyaan

Apakah makna rubah-rubah dalam Kidung Agung 2:15?

Jawaban


Dalam Kidung Agung 2:15, sang pembicara berkata, "Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!" Mungkin tampak aneh, bahwa di tengah-tengah percakapan yang romantis dan lembut, muncul masalah perburuan rubah. Seperti kebanyakan gambaran dalam puisi yang indah ini, rubah adalah simbolis.

Para pembaca kitab Salomo menganggap rubah sebagai binatang perusak yang dapat menghancurkan kebun-kebun anggur yang berharga (bdk. Hakim-hakim 15:4; Mazmur 63:10; Yehezkiel 13:4). Ketika perempuan Sulam dan kekasihnya menyatakan cinta mereka satu sama lain, kita tiba-tiba dihadapkan pada kebutuhan untuk menangkap rubah-rubah yang merusak kebun anggur. Jika kebun anggur yang sedang mekar menebarkan keharumannya (Kidung Agung 2:13) mengacu pada percintaan yang berkembang di antara pasangan tersebut, maka rubah-rubah dalam ayat 15 mewakili potensi masalah yang dapat merusak hubungan sebelum pernikahan (yang terjadi di pasal 5). Perintahnya, pada intinya, adalah "Ambillah langkah-langkah pencegahan untuk melindungi cinta ini dari segala sesuatu yang dapat merusaknya."

Dalam literatur kuno, binatang buas sering digunakan untuk mewakili masalah yang dapat memisahkan sepasang kekasih. Sebagai contoh, lagu-lagu cinta Mesir menggunakan buaya untuk menggambarkan ancaman terhadap cinta yang romantis. Di Israel, buaya tidak umum, tetapi rubah yang umum.

Dalam Perjanjian Lama, rubah disebutkan dalam Hakim-hakim 15. Simson mengikatkan obor pada 300 rubah dan melepaskannya untuk menghancurkan ladang gandum orang Filistin. Dalam Nehemia 4:3, Tobia yang jahat mengolok-olok pembangunan kembali tembok Yerusalem dengan mengatakan, "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka"

Yesus pernah menggunakan gambaran kata rubah dengan cara yang negatif. Ketika berbicara tentang Herodes, Yesus berkata, "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai" (Lukas 13:32). Yesus menyebut Herodes sebagai "rubah/ serigala" sebagai teguran atas sifat licik dan tidak berharga dari raja tersebut.

Kidung Agung 2:15 adalah ayat yang bijaksana dan indah. Kebun-kebun anggur sedang "berbunga" - percintaan itu hidup dan bertumbuh dan bersiap untuk menghasilkan buah. Namun, ada kebutuhan untuk mengumpulkan "rubah-rubah" -semua potensi ancaman terhadap hubungan harus disingkirkan. Rubah-rubah itu "kecil"-hal-hal kecil, hal-hal yang terabaikan, yang sering merusak hal-hal yang berharga. Mempertahankan hubungan yang baik membutuhkan kerja keras. Sepasang kekasih harus mengatasi potensi bahaya terhadap hubungan mereka dan menyingkirkan semua ancaman terhadap cinta mereka. Ketika mereka memperhatikan "hal-hal kecil", sepasang kekasih akan bebas untuk terus mengejar pernikahan dan keintiman seksual.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah makna rubah-rubah dalam Kidung Agung 2:15?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries