Pertanyaan
Bagaimana kisah Ahab dan Izebel?
Jawaban
Raja Ahab dan Ratu Izebel menjabat sebagai pemimpin kerajaan Israel bagian utara pada masa banyak kejahatan di negeri itu. Raja Ahab adalah seorang raja Israel yang menikahi seorang wanita Sidon bernama Izebel dan terlibat dalam penyembahan kepada Baal, dewa bangsanya. Ahab membangun sebuah rumah untuk Baal di ibu kota Samaria dan membuat tiang Asyera sebagai alat penyembahan berhala. Kita diberitahu, Ahab "menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya" (1 Raja-raja 16:33).
Izebel juga dikenal karena tindakannya yang jahat. Dia adalah putri dari Etbaal, raja Sidon. Setelah menikah dengan Ahab, tindakannya yang pertama kali tercatat adalah membunuh para nabi Tuhan (1 Raja-raja 18:4). Obaja, seorang perwira yang takut akan Tuhan di istana Ahab, mencatat bahwa Izebel membunuh banyak nabi, meskipun Obaja telah berusaha untuk menyelamatkan mereka: "Tidakkah diberitahukan kepada tuanku apa yang telah kulakukan pada waktu Izebel membunuh nabi-nabi TUHAN, bagaimana aku menyembunyikan seratus orang nabi-nabi TUHAN dalam gua, lima puluh lima puluh sekelompok dan mengurus makanan dan minuman mereka?" (1 Raja-raja 18:13).
Pada masa pemerintahan Ahab dan Izebel, Elia menjadi nabi di Israel. Setan memiliki pasangannya di atas takhta, tetapi Tuhan memiliki hamba-Nya di ladang, melakukan mukjizat dan memimpin kebangunan rohani melawan penyembahan Baal. Kekeringan selama tiga setengah tahun yang didoakan oleh Elia merupakan bagian dari penghakiman Tuhan atas kejahatan bangsa itu dan para pemimpinnya.
Ketika Elia berhadapan dengan Ahab menjelang akhir musim kemarau, berkatalah raja kepadanya: "Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?" (1 Raja-raja 18:17). Tetapi Ahab salah sangka. Elia bukanlah orang yang membawa masalah di negeri itu. Sang nabi mengoreksi sang raja: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal" (ayat 18).
Setelah Elia mengalahkan nabi-nabi Baal dan membunuh mereka di gunung Karmel (1 Raja-raja 18), Izebel mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap Elia (1 Raja-raja 19:2). Sang ratu kemudian merencanakan untuk melawan Nabot, pemilik kebun anggur yang tidak bersalah yang didambakan oleh Ahab. Izebel menyuruh Nabot dibunuh agar raja dapat menyita tanahnya (1 Raja-raja 21), dan dia mendorong suaminya untuk melakukan banyak tindakan jahat lainnya: "Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya" (1 Raja-raja 21:25).
Kematian Ahab telah dinubuatkan oleh nabi Elia dan Mikha (1 Raja-raja 21:19; 22:28). Kematian Izebel yang mengerikan juga dinubuatkan oleh Elia (1 Raja-raja 21:23). Sesuai dengan nubuat tersebut, Ahab terbunuh dalam sebuah pertempuran dengan orang Aram. Kemudian, Izebel dilemparkan dari sebuah menara, "ddarahnya memercik ke dinding dan ke kuda; mayatnyapun terinjak-injak" (2 Raja-raja 9:33). Kemudian, "Mereka pergi untuk menguburkannya, tetapi mereka tidak menjumpai mayatnya, hanya kepala dan kedua kaki dan kedua telapak tangannya" (2 Raja-raja 9:35). Seperti yang dikatakan Elia, anjing-anjing memakan Izebel.
Dalam Wahyu 2:20, reputasi Izebel tetap hidup ketika Yesus berbicara tentang jemaat di Tiatira: "Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala." Nama perempuan di Tiatira mungkin tidak secara harfiah berarti "Izebel", tetapi amoralitas dan penyembahan berhala yang dilakukannya dalam merusak umat Tuhan sangat mirip dengan Izebel.
Baik Ahab maupun Izebel adalah pemimpin umat Tuhan yang meninggalkan Tuhan dan melayani ilah-ilah lain. Pasangan kerajaan ini memiliki reputasi yang buruk karena dosa dan kekerasan, dan mereka berdua mengalami kematian yang kejam sebagai bagian dari penghakiman Tuhan atas tindakan mereka.
English
Bagaimana kisah Ahab dan Izebel?