Pertanyaan: Apakah Kecemburuan Tuhan itu (terjemahan Inggris: Semangat Tuhan), dan jaminan apakah yang diberikan-Nya kepada kita (Yesaya 9:6)?
Jawaban:
Dalam Yesaya 9:1-6, nabi Yesaya melihat hari-hari yang kelam di cakrawala Israel. Tetapi dengan penglihatan kenabian, ia menembus kesulitan, hukuman, dan penindasan yang akan datang menuju masa pembebasan yang mulia dan pengharapan yang berlimpah. Pengharapan ini akan muncul dalam bentuk seorang anak yang baru lahir, Mesias yang dijanjikan bagi Israel: "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN (terjemahan Inggris: Semangat Tuhan) semesta alam akan melakukan hal ini" (ayat 6-7).
Kecemburuan Tuhan terkait erat dengan semangat (zeal) Tuhan. Di Timur Dekat kuno, orang-orang kafir menggunakan semangat untuk menggambarkan ketegangan cemburu di antara dewa-dewa yang bersaing. Bangsa Israel menggunakan ungkapan ini untuk mendefinisikan kasih Tuhan yang kuat, dedikasi yang melindungi, dan kesetiaan yang kekal kepada umat-Nya dan kepada tujuan ilahi-Nya bagi mereka. Yesaya mengatakan bahwa Kecemburuan Tuhan akan menyebabkan segala sesuatu yang telah Dia nubuatkan di masa depan Israel terjadi. Dengan kata lain, Yesaya menggantungkan seluruh pengharapan nubuatnya pada komitmen yang penuh semangat dari Tuhan Israel terhadap umat-Nya.
Kecemburuan Tuhan adalah kecemburuan ilahi Tuhan yang digunakan-Nya untuk melindungi dan memulihkan umat-Nya: "Sebab dari Yerusalem akan keluar orang-orang yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini" (Yesaya 37:32; lihat juga 2 Raja-raja 19:31; Zakharia 1:14; 8:2). Kecemburuan ini adalah dasar dari tuntutan Tuhan akan kesetiaan eksklusif, seperti yang dinyatakan dalam Sepuluh Perintah Allah. Tuhan melarang umat-Nya untuk sujud menyembah ilah-ilah lain (Keluaran 20:3-5; lihat juga Keluaran 34:14; Ulangan 5:9). Hanya Dialah Tuhan kita. Dalam kecemburuan-Nya terhadap kita, Tuhan tidak dapat membayangkan anak-anak-Nya yang dikasihi-Nya memberikan kasih sayang atau kesetiaan kepada yang lain: "Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu" (Ulangan 4:24; lihat juga Yosua 24:19).
Kecemburuan Tuhan mencari respons kesetiaan dan ketaatan dari umat-Nya. Ia tidak menerima ketidaksetiaan. Ketika Israel berpaling dari Yahweh untuk melayani ilah-ilah asing, Tuhan menjadi cemburu karena reputasi-Nya sendiri (Ulangan 32:16, 21; Yesaya 42:8). Jika kita tidak setia kepada Tuhan, kecemburuan-Nya akan membuat Dia bertindak untuk menghakimi (Ulangan 6:15).
Ketika Nahum mengumumkan penghakiman Tuhan atas Niniwe karena kejahatan, kekejaman, dan penyembahan berhala yang besar, sang nabi memulai, "TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas" (Nahum 1:2). Dalam bahasa aslinya, kata sifat yang diterjemahkan "cemburu" di sini berarti "bersemangat, sangat protektif, dan tidak menerima ketidaksetiaan." Alkitab menggunakan kata sifat ini secara eksklusif untuk menggambarkan Tuhan. Bahkan, Alkitab menyatakan bahwa nama Tuhan sendiri adalah "Cemburu" (Keluaran 34:14). Kecemburuan-Nya tidak seperti emosi cemburu manusia, melainkan "cemburu ilahi" (2 Korintus 11:2). Sebagai Pencipta dan Penebus kita, Tuhan sangat berfokus untuk merawat dan melindungi kita dan, bila perlu, membalaskan dendam-Nya kepada musuh-musuh umat-Nya.
Semangat Tuhan meyakinkan kita akan kasih Tuhan yang kuat, pengabdian yang tak terbendung, dan komitmen tanpa henti untuk menggenapi tujuan-Nya dalam hidup kita (Yesaya 46:10; 55:10-11; Mazmur 138:8; Filipi 2:13). Tuhan adalah juara kita yang tidak dapat dihentikan, Dia akan menang atas setiap musuh kita (Yesaya 42:13). Masa depan dan keselamatan kita terjamin di dalam Dia (Yeremia 29:11; Mazmur 62:6-7).