Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan Nunc Dimittis?
Jawaban:
Nunc Dimittis secara tradisional dipandang sebagai sebuah lagu dan namanya diambil dari kata-kata pembuka dalam Vulgata Latin yang diucapkan oleh Simeon saat ia melihat Yesus. Dalam bahasa Inggris, frasa Latin tersebut berarti "sekarang kamu bisa pergi," yang diambil dari Lukas 2:29.
Simeon adalah seorang pengikut Tuhan yang menantikan dan merindukan penyelamatan Israel (Lukas 2:25). Sebagai seorang yang "benar dan saleh", Simeon telah diberitahu oleh Roh Kudus bahwa ia akan hidup untuk melihat Mesias (ayat 25-26). Ketika Maria dan Yusuf membawa bayi Yesus ke Bait Allah untuk melakukan ritual penyucian yang diwajibkan bagi setiap anak sulung laki-laki, Roh Kudus menuntun Simeon ke sana untuk menggenapi janji-Nya (ayat 22-23, 27). Simeon dapat melihat Yesus Kristus dan menggendong bayi Mesias sambil memuji Tuhan (ayat 28).
Seluruh pernyataan pujian Simeon dapat ditemukan dalam Lukas 2:29-32:
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi
dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Seperti Mary’s Magnificat (Kehormatan Maria), Nunc Dimittis karya Simon kadang-kadang disebut sebagai sebuah lagu atau nyanyian, meskipun Simeon tidak digambarkan sedang bernyanyi ketika ia mengucapkan kata-kata pujiannya. Sebagai ucapan syukur, ia berbicara tentang Yesus sebagai sumber keselamatan, terang bagi bangsa-bangsa lain, dan sumber kemuliaan bagi Israel (Lukas 2:30-32). Setelah memuji Tuhan, Simeon memberkati Yusuf dan Maria, dan dia mengatakan kepada Maria bahwa "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan--dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (ayat 34-35).
Nunc Dimittis berisi kiasan-kiasan untuk bagian-bagian lain dari Kitab Suci. Lukas 2:30-31, yang berbicara tentang melihat keselamatan dari Tuhan, dapat dibandingkan dengan Yesaya 52:10, yang menyatakan, "TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita." Pujian Simeon terhadap Yesus sebagai terang bagi bangsa-bangsa lain dalam Lukas 2:32 tampaknya mengambil sebagian dari Yesaya 49:6, yang berbunyi, "Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." Nubuat tentang Yesus yang menjadi terang bagi dunia adalah tema utama di seluruh Injil Lukas, yang menunjukkan fakta bahwa keselamatan yang Yesus sediakan adalah untuk semua orang.
Banyak gereja Ortodoks, Katolik Roma, dan Anglikan menyanyikan Nunc Dimittis selama kebaktian Doa Sore atau Doa Malam sebagai bagian dari liturgi mereka. Umat Lutheran biasanya melafalkan atau menyanyikan Nunc Dimittis setelah menerima Perjamuan Kudus. Meskipun tidak ada yang salah dengan menggunakan Kitab Suci dalam penyembahan dan nyanyian (Efesus 5:19), kita harus berhati-hati dalam mendengar, membaca, dan menyanyikannya secara hafalan atau dengan pengulangan yang tanpa penghayatan. Orang yang mendengar, membaca, dan menyanyikan Nunc Dimittis harus memperhatikan kata-kata puisi pujian Simeon dan merenungkan maknanya.
Mengakui kesetiaan Tuhan, kedatangan Mesias, dan tujuan penebusan Yesus bagi semua orang adalah elemen-elemen penting dalam Nunc Dimittis. Mempersembahkan pujian kepada Tuhan atas keselamatan yang telah Dia sediakan, seperti yang dilakukan Simeon, adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang Kristen dengan sepenuh hati.