Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan Tantra / Tantrisme / agama Tantra?
Jawaban:
Tantra, juga disebut Tantrisme atau agama Tantra, adalah sebuah konsep payung dalam agama Hindu. Yoga, mantra, pembangunan mandala, visualisasi, dan banyak praktik Hindu lainnya adalah bagian dari keseluruhan yang lebih besar, yaitu Tantra. Bagi seorang pengikut agama Hindu, Tantra hanyalah sebuah upaya untuk terhubung dengan yang ilahi, untuk mencapai kondisi kesadaran yang lebih tinggi, dan untuk menyalurkan energi ilahi melalui tubuh manusia. Tantra menggunakan ritual untuk mengintegrasikan tubuh, jiwa, roh, emosi, kehendak, dan pikiran ke dalam satu kesatuan yang sempurna. Tantra berusaha untuk mencerahkan aspek spiritual dan fisik seseorang.
Cendekiawan Hindu David Gordon White mendefinisikan Tantra seperti ini: "Tantra adalah kepercayaan dan praktik Asia yang bekerja berdasarkan prinsip bahwa alam semesta yang kita alami tidak lain adalah manifestasi konkret dari energi ilahi dari ketuhanan yang menciptakan dan memelihara alam semesta tersebut, dan berusaha untuk secara ritual menyesuaikan dan menyalurkan energi tersebut, di dalam mikrokosmos manusia, dengan cara-cara yang kreatif dan emansipatoris" (Tantra in Practice, Princeton University Press, 2000, hal. 9).
Ada beberapa perbedaan utama antara agama Tantra/Tantrisme dan agama Kristen yang alkitabiah. Tantra mengajarkan keberadaan cakra dan energi kundalini, yang merupakan konsep-konsep yang tidak alkitabiah, dan mempromosikan yoga dan ritual-ritual gaib, yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh orang Kristen. Tantra berjanji untuk membebaskan manusia, tetapi Yesus berkata bahwa hanya kebenaran yang akan memerdekakan kita (Yohanes 8:32). Konsep energi ilahi dalam Tantra tidak bersifat pribadi dan dapat dimanipulasi untuk kepentingan pribadi; Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan itu pribadi dan tidak dapat dimanipulasi sama sekali (Mazmur 59:8).
Dalam agama Hindu, tidak ada seperangkat hukum atau tradisi yang diikuti oleh setiap umat Hindu, dan tidak ada otoritas agama atau kitab suci yang otoritatif. Seorang Hindu dapat memilih jalannya sendiri menuju Tuhan, baik itu panteistik, monoteistik, ateistik, atau humanis. Karena alasan ini, definisi komprehensif tentang Tantra atau agama Tantra sulit untuk dicapai. Agama Kristen, di sisi lain, adalah kebalikannya. Ada satu kitab suci - Alkitab - yang merupakan kebenaran dan otoritas mutlak. Hanya ada satu Tuhan, dan satu jalan menuju Tuhan - keselamatan melalui Yesus Kristus (Yohanes 14:6).
Seseorang yang percaya kepada Yesus untuk keselamatan kekal akan didiami oleh Roh Kudus, yang mengajar, membimbing, dan menyucikan orang percaya (Yohanes 15:26; Ibrani 10:14). Roh Kudus adalah suatu Pribadi dan tinggal bersama manusia secara pribadi (Yohanes 14:26). Sebaliknya, konsep Tantra tentang yang ilahi dalam diri manusia adalah sebuah kekuatan yang impersonal dan tidak menyelamatkan yang dapat diakses (atau tidak) melalui berbagai ritual, pengorbanan, ritual seks, dan berbagai cara lainnya. Hubungan dengan yang ilahi yang impersonal, dalam agama Tantra, diletakkan di pundak manusia. Jika dia ingin terhubung dengan yang ilahi, dia harus mengusahakannya.
Tantra tidak menawarkan jaminan pasti dan mutlak akan keberhasilan. Para penganut Tantra berusaha keras untuk terhubung dengan yang Ilahi, namun tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti bahwa mereka telah terhubung atau bahwa hubungan tersebut akan dipertahankan. Kekuatan ilahi Tantra naik turun dan bersifat impersonal dan tidak peduli seperti gelombang laut. Kuasa Yesus Kristus adalah mutlak dan tidak berubah, dan Dia menawarkan untuk menyelamatkan semua orang yang berseru kepada-Nya untuk mendapatkan keselamatan (Roma 10:13).