Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan Teilhardisme?
Jawaban:
Teilhardisme adalah pendekatan kuasi-religius dan mistis terhadap teori evolusi. Pierre Teilhard de Chardin (1881-1955) adalah seorang filsuf dan pastor Yesuit yang juga dilatih sebagai ahli paleontologi dan geologi. Terlepas dari filosofinya, Teilhard de Chardin mungkin paling dikenal karena perannya dalam penemuan Manusia Peking.
Filosofi Teilhard berpusat pada Titik Omega, yang menurut Teilhard, merupakan tujuan akhir alam semesta, yaitu titik di mana alam semesta berevolusi. Karena Kristus adalah Alfa dan Omega (Wahyu 1:8), Teilhard sering menyamakan Titik Omega dengan Kristus dalam upaya untuk memadukan kekristenan dan sains. Buku Fenomena Manusia dan Lingkungan Ilahi memaparkan filosofinya.
Teilhard dengan sepenuh hati menganut teori evolusi vitalis-yaitu gagasan bahwa evolusi tidak berjalan secara acak dalam skala besar, namun bergerak maju ke titik tertentu. Alam semesta telah berevolusi menjadi kesadaran dalam diri manusia dan pada akhirnya akan berevolusi menjadi kesadaran tertinggi di Titik Omega. Kekuatan evolusi yang beroperasi di dunia fisik juga beroperasi di dunia spiritual, mendorong manusia untuk maju. Dengan ajaran ini, Teilhard berharap untuk memodernisasi gereja. Jika evolusi benar-benar acak, maka ada alasan yang sah untuk putus asa karena tidak ada tujuan sejarah. Tetapi jika evolusi mengarah ke suatu tempat, maka makna dan tujuan dapat dipertahankan. Kristus adalah tujuan akhir dari evolusi ketika semua orang akan sepenuhnya bersatu dengan Tuhan melalui Kristus. Persisnya apa yang dimaksud dengan persatuan ini didefinisikan dalam istilah-istilah mistik, bukan memakai istilah dari Perjanjian Baru.
Kutipan berikut ini adalah sinopsis yang baik dari ajaran Teilhard-tetapi apa maksud sebenarnya?: "Akan tiba saatnya, setelah memanfaatkan ruang angkasa, angin, pasang surut air laut, dan gravitasi, kita akan memanfaatkan energi cinta kasih bagi Tuhan. Dan pada hari itu, untuk kedua kalinya dalam sejarah dunia, kita akan menemukan api" (dari "The Evolution of Chastity" dalam Toward the Future, 1936).
Sebagian besar ilmuwan menganggap Teilhard sebagai seorang mistikus yang mencoba mengkooptasi istilah-istilah ilmiah. Orang Kristen Injili dapat memandangnya sebagai seorang ilmuwan, filsuf, dan mistikus yang mencoba mengkooptasi istilah-istilah Perjanjian Baru. Oleh karena itu, baik para ilmuwan maupun kaum Injili tidak menghargai Teilhard. Namun, dia sangat dihormati oleh mereka yang berada dalam gerakan Zaman Baru.
Asosiasi Teilhard Amerika, sejak tahun 1967, "berkomitmen untuk membuat pemikiran dan visi Teilhard tersedia secara lebih luas" (dari situs web mereka). Penekanan organisasi ini tampaknya lebih pada penyatuan roh umat manusia dalam kesadaran global daripada kesatuan umat manusia dengan Tuhan di dalam Kristus, yang mengindikasikan bahwa mungkin tidak ada lagi kebutuhan untuk membungkus filosofi ini dengan istilah-istilah Perjanjian Baru agar dapat diterima oleh budaya kontemporer.