Jawaban:
Seorang Brahman adalah anggota dari kasta pendeta tertinggi dalam agama Hindu. Brahman adalah kata dalam bahasa Sansekerta yang dapat merujuk pada orang, tetapi juga dapat mencakup hal-hal penting dalam filosofi Hindu. Dalam teks-teks Hindu, penggunaan kata Brahman atau Brahmana juga dapat merujuk kepada siapa saja yang berkarakter baik dan berbudi luhur.
Pemahaman lain tentang Brahman adalah "Tuhan Mutlak umat Hindu." Menurut Hinduwebsite.com, Brahman adalah "Makhluk yang sangat misterius. Dalam agama Hindu, Dia menempati tempat tertinggi, sebagai pencipta dan penikmat semua ciptaan. Dia adalah Cahaya dan Kesenangan Alam Semesta, Penguasa dan Tuhan, tanpa awal dan tanpa akhir, tidak dapat dihancurkan, tak terlukiskan, dengan penuh kebahagiaan terbenam di dalam diriNya dan semua oleh diriNya sendiri." Tidak ada kesepakatan dalam agama Hindu mengenai definisi yang tepat dari Brahman, karena hal ini dapat diterapkan pada idealisme dan pada mereka yang menjunjung tinggi idealisme tersebut.
Gagasan tentang Brahman adalah upaya Hindu untuk menjelaskan Dia yang kita kenal sebagai Tuhan Pencipta. Yahweh. Yang menyatakan diri sebagai AKU (Keluaran 3:14). Banyak atribut yang diberikan oleh umat Hindu kepada Brahman mereka sejajar dengan pemahaman Yudeo-Kristen tentang TUHAN. Hal ini menunjukkan kebenaran dari Roma 1:20, yang mengatakan, "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih."
Di seluruh budaya dan peradaban dan selama berabad-abad dalam sejarah manusia, umat manusia telah berusaha untuk mengenal Tuhan. Perasaan benar dan salah yang Dia tempatkan di dalam hati kita menuntut sebuah penjelasan. Di seluruh masyarakat, orang-orang yang menjunjung tinggi cita-cita tersebut dirayakan, seperti umat Hindu yang merayakan para Brahman yang menjadi pendeta. Namun, alih-alih mencari Tuhan, manusia justru menciptakan teori-teori alternatif untuk menjelaskan keberadaan hati nurani, kompas moral, dan perasaan bahwa ada Makhluk yang lebih besar di balik penciptaan. Roma 1:21-23 menjelaskan apa yang terjadi ketika manusia menolak Tuhan yang benar dan lebih memilih filsafat mereka sendiri: "Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar."
Meskipun ada beberapa kebenaran dalam filosofi Hindu, itu hanya benar di bagian tertentu yang sesuai Alkitab. Namun, penjelasan Brahman masih jauh dari apa yang Tuhan ingin kita ketahui tentang Dia. Dia ingin agar ciptaan-Nya mengenal Dia sebagai Bapa (Roma 8:14-15; Galatia 4:6; 2 Tesalonika 2:16). Kita mengenal Allah Bapa melalui Anak-Nya, Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Tuhan bukanlah Brahman yang impersonal dalam pengertian Hindu. Dia ada dalam tiga Pribadi yang berbeda (Matius 28:19) yang dapat dikenal. Dia berinteraksi dengan umat manusia secara pribadi (Zefanya 3:17) dan menawarkan kehidupan kekal kepada siapa saja yang memanggil nama-Nya (Kisah Para Rasul 2:21).