Pertanyaan: Apakah ada kemungkinan masturbasi tidak menjadi dosa?
Jawaban:
Sebagai latar belakang, silakan baca artikel kami tentang “Apakah masturbasi itu dosa?” Meskipun artikel tersebut membahas masalah ini secara umum, tujuan artikel ini adalah untuk menjawab pertanyaan “apakah masturbasi itu dosa” dari sudut pandang lain. Kita sering menerima pertanyaan yang intinya berisi daftar alasan untuk melakukan masturbasi atau menjelaskan mengapa melakukan masturbasi tidak selalu merupakan dosa. Tidak ada alasan atau pembenaran yang meyakinkan, namun ada satu situasi spesifik yang menimbulkan pertanyaan tentang dosa melakukan masturbasi.
Situasinya begini: sepasang suami istri berpisah dalam jangka waktu yang lama, mereka saling mengizinkan untuk melakukan masturbasi, dan mereka melakukan masturbasi tanpa pornografi atau memiliki pikiran yang penuh nafsu atau amoral terhadap orang lain. Apakah melakukan masturbasi dalam kasus seperti itu merupakan dosa? Apakah ada salahnya pasangan suami istri berpisah karena wajib militer, misalnya melakukan masturbasi saat berjauhan? Memang benar bahwa ketegangan seksual meningkat ketika seseorang yang terbiasa berhubungan seks tidak menerima hubungan seks dalam waktu yang cukup lama. Ketegangan seksual fisiologis ini dapat membuat kita lebih sulit menolak godaan seksual—perzinahan atau pornografi menjadi lebih berisiko. Dan memang benar masturbasi bisa meredakan ketegangan seksual. Jadi, apakah situasi ini merupakan contoh di mana masturbasi bukanlah suatu dosa?
Jawaban terbaik yang bisa kami berikan adalah “mungkin.” Memiliki izin dari pasangan Anda berarti prinsip 1 Korintus 7:4 tidak berlaku. Jika tidak ada sama sekali pornografi atau pikiran penuh nafsu atau amoral dapat menghilangkan aspek-aspek yang jelas dari berdosa terkait dengan masturbasi. (Yang biasanya menjadikan masturbasi sebagai dosa adalah hasrat nafsu yang terkait dengan tindakan tersebut.) Namun, dalam situasi pasangan yang berpisah, kita tidak boleh mengabaikan pertanyaan penting: apa alternatif selain masturbasi? Apa yang akan terjadi jika seseorang dalam situasi ini tidak melakukan masturbasi? Mengatakan bahwa seseorang tidak mampu menahan godaan berarti mengabaikan kuasa Roh Kudus yang berdiam di dalam dirinya (1 Yohanes 4:4). Alkitab memerintahkan kita untuk menghindari godaan seksual (1 Korintus 6:18; 10:13; 2 Timotius 2:22). Alkitab tidak memerintahkan kita untuk mencari cara untuk mengurangi kekuatan godaan tersebut.
Jadi, meskipun melakukan masturbasi dalam situasi di atas kemungkinan bukanlah suatu dosa, Alkitab memerintahkan kita untuk membuat keputusan yang lebih pasti daripada keadaan “mungkin”, “bisa jadi”, atau “barangkali”. Roma 14:23 mengatakan, “segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.” Roma 14:5 menunjukkan bahwa kita harus “yakin sepenuhnya” sebelum kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Fakta bahwa “apakah masturbasi berdosa?” ditanyakan menunjukkan kurangnya keyakinan. Sang penanya memberikan bukti bahwa dia tidak “sepenuhnya yakin”. Menanyakan “Apakah ______ bukan dosa JIKA … ?” pada intinya berbahaya karena pertanyaan seperti itu mencari celah dalam standar yang solid. Lebih baik daripada mencoba menemukan situasi di mana dosa tidak lagi berdosa adalah menjauhi dosa sejauh mungkin. Meskipun melakukan masturbasi dalam situasi khusus yang dibahas di sini mungkin bukan suatu dosa, kita mengetahui hal ini dengan pasti: “Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging” (Roma 8: 12).
