Pertanyaan: Mengapa kita diperintahkan untuk jangan ada perpecahan di antara kamu (1 Korintus 1:10)?
Jawaban:
Dalam 1 Korintus 1:10, rasul Paulus mendorong orang-orang percaya untuk "seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu." Dengan mengatakan "jangan ada perpecahan di antara kamu," Paulus mendorong orang-orang percaya untuk bersatu sebagai gereja saat mereka membagikan Injil ke seluruh dunia.
Pada abad pertama Masehi, gereja di Korintus dilanda perpecahan dan perselisihan. Gereja terpecah atas pemimpin atau misionaris mula-mula mana yang menjadi favorit mereka dan siapa yang mereka anggap paling penting untuk diikuti. Beberapa lebih menyukai Paulus sementara yang lain lebih menyukai Apolos atau Petrus, sebagian besar didasarkan pada gaya bicara mereka (lihat "hikmat" dan "perkataan" dalam 1 Korintus 1:17). Alih-alih bersatu di bawah Kristus, mereka justru terpecah belah karena pemimpin yang mereka sukai. Jadi, untuk menangkal godaan untuk terpecah belah, Paulus memerintahkan mereka untuk bersatu dan tidak membiarkan perpecahan di antara mereka.
Salah satu alasan penting mengapa orang percaya tidak boleh membiarkan perpecahan di antara mereka adalah karena hal tersebut menghalangi kemampuan mereka untuk bertumbuh dan menjadi dewasa secara rohani. Dalam Efesus 4:3, Paulus memerintahkan orang-orang percaya untuk "berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera." Ia kemudian melanjutkan dalam Efesus 4:15 bahwa orang-orang percaya, sebagai Tubuh Kristus yang bersatu, akan "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." Dengan kata lain, jika ada perpecahan di antara kita sebagai orang percaya, kita tidak akan bertumbuh menjadi dewasa seperti yang Tuhan inginkan. Pertumbuhan rohani terjadi ketika orang-orang percaya bersatu ketika mereka berkumpul dan menyembah Tuhan.
Alasan lain mengapa orang percaya tidak boleh membiarkan perpecahan di antara mereka adalah karena hal itu akan mengalihkan perhatian mereka dari misi mereka untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus (Matius 28:19-20). Setelah Paulus mendorong jemaat Korintus untuk bersatu, ia mengatakan bahwa satu-satunya misinya sebagai rasul Kristus adalah memberitakan Injil (lihat 1 Korintus 1:17). Ia tidak ingin dikenang karena pengaruhnya atau karena cara ia berbicara atau bahkan karena orang-orang yang ia baptis. Dia hanya ingin dikenang sebagai seseorang yang dengan setia memberitakan Injil. Demikian juga, jika kita sebagai orang percaya berfokus pada bagaimana kita terpecah belah karena kecenderungan pribadi dan kesukaan kita, kita akan kehilangan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari untuk membagikan Injil kepada orang-orang di sekitar kita.
Akhirnya, mungkin alasan terbesar mengapa orang percaya tidak boleh membiarkan perpecahan di antara mereka adalah karena hal tersebut merusak kesaksian mereka kepada dunia dalam mengungkapkan siapa Tuhan itu. Dalam Yohanes 17, tepat sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan, Ia berdoa kepada Allah Bapa untuk semua orang percaya di sepanjang sejarah: "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" (Yohanes 17:21). Dengan kata lain, Yesus berdoa agar semua orang yang mengikuti-Nya bersatu untuk membuat dunia percaya bahwa Dia adalah Anak Allah. Jadi, ketika ada perpecahan di antara kita sebagai orang percaya, hal ini menghalangi kemampuan kita untuk menunjukkan kepada dunia siapa Allah dan seperti apa Dia-Allah Tritunggal yang bersatu dengan sempurna.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak boleh membiarkan preferensi pribadi yang berkaitan dengan politik, gaya pendidikan, olahraga, pembicara favorit, atau apa pun yang memecah belah mereka, terutama jika mereka lebih dikenal karena apa yang tidak mereka setujui daripada apa yang mereka setujui. Orang Kristen haruslah pertama-tama dan terutama dikenal sebagai satu kesatuan kelompok orang yang menyembah dan memuji Yesus sebagai Anak Allah yang datang untuk mati bagi dosa-dosa dunia.