Pertanyaan: Bagaimana kasih menutupi segala pelanggaran (Amsal 10:12)?
Jawaban:
Salah satu peribahasa Alkitab yang paling populer adalah Amsal 10:12, "Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran." Beberapa terjemahan berbunyi, "Kasih menutupi semua kesalahan" atau "semua dosa." Apa yang dimaksud dengan kasih menutupi segala pelanggaran?
Pepatah ini adalah contoh paralelisme antitesis dalam puisi Ibrani. Mencermati kontras yang terlibat akan membantu memberikan pemahaman yang lebih baik. "Kebencian" dikontraskan dengan "kasih". "Menimbulkan" dikontraskan dengan "menutupi". Dan "pertengkaran" adalah hal yang didorong oleh kebencian, sedangkan kasih berusaha untuk berdamai dengan menutupi "segala pelanggaran". Untuk memberikan parafrase yang lebih luas: "Kebencian mencari pertengkaran dan menolak untuk menyelesaikan masalah, tetapi kasih menginginkan perdamaian di antara pihak-pihak yang bertikai dan tidak akan terlibat dalam memicu pertikaian."
Kasih menutupi segala pelanggaran, tetapi orang jahat mendapatkan motivasi dari kebencian atau kedengkian terhadap orang lain. Sebaliknya, orang benar dimotivasi oleh kasih. Kebencian mencari cara untuk menimbulkan masalah, tetapi kasih mencari cara untuk mengampuni.
Pepatah yang sama dikutip dalam 1 Petrus 4:8, "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." Dalam konteks ini, peribahasa tersebut menekankan bahwa kasih dinyatakan melalui pengampunan dosa.
Gagasan tentang kasih yang dikaitkan dengan pengampunan sering ditemukan dalam Alkitab. Salah satu contoh penting ditemukan dalam 1 Yohanes 4:10, "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." Lihat juga Yohanes 3:16 dan 1 Yohanes 3:16. Karya Kristus di kayu salib - karya pengampunan kita - adalah sebuah tindakan kasih ilahi.
Dalam hubungan pribadi kita sendiri, kita juga menunjukkan kasih dalam pengampunan kita terhadap orang lain. Salah satu karakteristik kasih adalah bahwa kasih "tidak menyimpan kesalahan orang lain" (1 Korintus 13:5). Kasih tidak memiliki daftar tentang bagaimana atau seberapa sering ia tersinggung. Kasih mengampuni.
Ide terkait dari Amsal 10:12 adalah konsep "menutupi" dosa. Konsep ini dikomunikasikan di tempat lain dalam Perjanjian Lama untuk menggambarkan pengampunan dosa oleh Tuhan. Sebagai contoh, Mazmur 85:2 berbunyi, "Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, telah menutupi segala dosa mereka." Dalam Perjanjian Baru, Roma 4:7 berbicara tentang berkat mengetahui kasih dan pengampunan Tuhan: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya."
Yakobus 5:19-20 mengatakan, "Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa." Sekali lagi, gagasan "menutupi" banyak dosa mengkomunikasikan fakta bahwa dosa-dosa seseorang telah diampuni.
Hidup kita harus dicirikan oleh kasih ilahi yang mengampuni dosa-dosa orang lain. Pengampunan yang kita berikan dimotivasi oleh kebenaran bahwa Tuhan telah mengampuni dosa kita melalui Yesus Kristus (Efesus 4:32). Berapa kali kita harus mengampuni? Sampai tujuh kali? Itulah pertanyaan Petrus dalam Matius 18:21. Jawaban Yesus: "Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Matius 18:22). Di mana dosa bertambah, kasih karunia semakin bertambah (Roma 5:20). Kasih menutupi banyak dosa-dan kasih akan terus menutupi.