www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa artinya jangan matahari terbenam, sebelum padam amarahmu?

Jawaban:
Efesus 4:26-27 mengatakan, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."

Paulus memberikan nasihat yang praktis di bagian akhir surat Efesus. Dalam bagian ini, ia menasihati orang-orang percaya untuk mengatakan kebenaran kepada satu sama lain, marah tanpa berbuat dosa, berhenti mencuri, bekerja sehingga mereka dapat memberi kepada orang lain yang membutuhkan, menggunakan kata-kata mereka untuk membangun orang lain, tidak mendukakan Roh Kudus, membuang dosa seperti kemarahan, bersikap baik kepada orang lain, dan mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampuni mereka.

Dalam Efesus 4:26, kita mendapat perintah untuk "menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." Pernyataan ini mungkin merujuk pada Mazmur 4:5, "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa." Mazmur khusus ini kadang-kadang diberi judul "Doa Malam" atau "Doa Malam Percaya kepada Tuhan." Ayat 5 melanjutkan, "berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." Mungkin bagian dari mazmur ini dimaksudkan untuk membantu pembaca yang berdoa untuk menyelesaikan masalah kemarahan di dalam hati sebelum tidur. Paulus menggunakan bagian Perjanjian Lama ini sebagai batu loncatan untuk perintahnya untuk "janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu."

Kemarahan itu sendiri bukanlah dosa, tetapi bagaimana kita menggunakannya akan menentukan apakah kemarahan itu berdosa atau tidak. Kemarahan yang benar dan sah terhadap dosa atau ketidakadilan dapat menjadi produktif. Yesus menunjukkan kemarahan yang benar pada saat-saat tertentu, terutama ketika Dia membersihkan rumah Bapa-Nya, Bait Allah (Yohanes 2:13-16). Namun, lebih seringnya, kemarahan menjadi dosa karena kepentingan dan kesombongan kita sendiri yang memotivasinya. Seseorang atau sesuatu menyinggung perasaan kita, dan kita menyerang. Kita akhirnya mengatakan dan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Kemarahan yang berakar pada keberdosaan kita sendiri berbahaya dan merusak orang lain dan diri kita sendiri.

Satu hal yang dapat mengubah kemarahan menjadi sikap yang berdosa adalah membiarkannya terus membusuk alih-alih menindaklanjutinya dengan cara yang benar. Nasihatnya adalah untuk tidak membiarkan matahari terbenam dalam kemarahan kita atau, seperti yang tertulis dalam Alkitab, "janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." Membiarkan kemarahan berkepanjangan tanpa alasan berarti "memberi kesempatan kepada Iblis" (Efesus 4:27).

Alkitab memiliki banyak peringatan terhadap penggunaan kemarahan yang tidak tepat. Dalam pasal yang sama ketika kita diperintahkan untuk tidak membiarkan matahari terbenam dalam kemarahan kita, kita juga diperintahkan untuk menyingkirkan kemarahan (Efesus 4:31). Yakobus memerintahkan kita untuk "cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:19). Daud menulis, "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan" (Mazmur 37:8). Salomo menambahkan kebijaksanaannya: "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh" (Pengkhotbah 7:9). Kitab Amsal menggemakan peringatan tentang kemarahan: "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan" (Amsal 14:29), dan "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran" (Amsal 19:11).

Kemarahan harus dikendalikan, dan kita tidak boleh menggunakannya untuk berbuat dosa. Jika kita menjadi marah, kita harus menangani kemarahan dan akarnya dengan cepat dan kemudian segera menyingkirkannya dari kehidupan kita. Kita harus berusaha untuk "menjaga agar tidak ada dendam" dan mengampuni orang-orang yang perlu kita ampuni pada waktu yang tepat-sebelum matahari terbenam. Jika kita berpegang pada kemarahan, kita berisiko mengalami kepahitan dan kebencian, yang memberikan pijakan bagi iblis untuk masuk ke dalam hidup kita. Kemarahan yang tidak terkendali di antara orang-orang percaya akan memecah persekutuan dan membawa kerusakan pada gereja. Kita harus berhati-hati untuk memperhatikan nasihat penutup dari Efesus 4, "hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Efesus 4:32).

© Copyright Got Questions Ministries