Pertanyaan: Apa artinya Tuhan "menempatkan kakiku di atas bukit batu" (Mazmur 40:3)?
Jawaban:
Mazmur 40 dimulai dengan nyanyian syukur dan beralih menjadi seruan minta tolong. Daud menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan untuk membebaskannya dari kesulitannya seperti yang telah Tuhan lakukan di masa lalu: "Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku" (Mazmur 40:3).
Situasi Daud begitu mengerikan dan berbahaya sehingga ia menggambarkannya sebagai "lubang kebinasaan", "lubang licin" (NIV), atau "lubang keputusasaan" (NLT). Dia terjebak begitu dalam di dalam "rawa licin" (ESV), atau "lumpur dan pasir" (NLT) sehingga, dengan kekuatannya sendiri, Daud tidak berdaya untuk bebas. Tetapi ketika ia berseru kepada Tuhan untuk meminta pertolongan, Tuhan turun tangan, menyelamatkan Daud. Dia menarik Daud keluar dari lubang pasir hisap yang licin dan meletakkan kakinya di atas batu.
Berbeda dengan lumpur dan pasir yang licin dan tak terhindarkan, batu adalah tanah yang kokoh, kuat dan tak tergoyahkan. Dengan kakinya berpijak pada batu karang, Daud berdiri di tempat yang aman, stabil, dan terjamin. Dalam Mazmur 18:3-4, Daud menggambarkan Tuhan sendiri sebagai "bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku."
Gambaran Daud dalam Mazmur 40:3 adalah gambaran keselamatan kita di dalam Yesus Kristus, yang adalah "Batu Penjuru", "dasar yang teguh", dan "Batu Keselamatan" bagi semua orang yang menaruh iman dan kepercayaan kepada-Nya (Yesaya 28:16-17; Mazmur 118:21-23; Kisah Para Rasul 4:11; 1 Petrus 2:4-8). Sebelum diselamatkan, kita seperti Daud di dalam lubang, diikat oleh dosa dalam penjara keputusasaan dan menuju kematian dan kebinasaan di neraka (Yesaya 61:1; Galatia 3:22-23; Yohanes 8:34). Tetapi setelah diselamatkan, kita seperti Daud yang kakinya berpijak pada bukit batu. Kita dapat berkata seperti Daud, "TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur" (Mazmur 30:4).
Alkitab menggambarkan kehidupan yang berdosa sebagai lereng licin yang mengarah pada bencana dan akhirnya kematian. Terperangkap dalam lumpur dan pasir rohani, kita hidup "tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (Efesus 2:12). Kita tidak dapat membebaskan diri kita sendiri dari jurang dosa (Roma 3:10-18; 6:23; Efesus 2:8-9). Syukurlah, Tuhan, dalam kasih dan belas kasihan-Nya yang besar, memilih untuk menjangkau jurang yang licin itu "ketika kita masih berdosa" dan mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita (Roma 5:8; lihat juga Yohanes 3:16).
Ketika kita memanggil nama Tuhan, Yesus menyelamatkan kita (Roma 10:13; Kisah Para Rasul 2:21). Dia membebaskan "orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara" (Yesaya 42:7; lihat juga Yesaya 61:1; Galatia 5:1; Efesus 4:8). Dia membebaskan kita dari masa lalu yang berlumpur dan penuh dengan dosa dan mengubah kita menjadi ciptaan baru yang bersinar di dalam Yesus Kristus (2 Korintus 5:17). Hidup-Nya menjadi batu karang yang kokoh yang di atasnya kita membangun kehidupan baru kita (Matius 7:24-29; 16:13-20). Dia "menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya" (1 Samuel 2:9).
Ketika Tuhan menjejakkan kaki kita di atas bukit batu Yesus Kristus, Dia berjanji kepada kita, "Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung" (Amsal 4:12). Hidup dan masa depan kita aman di dalam Dia (Roma 10:11; 1 Petrus 2:6). Allah, Bapa kita, memegang kita untuk selama-lamanya, menjaga kita tetap aman dan terlindung dalam genggaman-Nya (Yohanes 10:28-29).