Pertanyaan: Apakah artinya bahwa Tuhan sanggup menjaga kita agar tidak jatuh (Yudas 24)?
Jawaban:
Doksologi Yudas 1:24-25 mengatakan, "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin." Apa artinya bahwa Tuhan mampu menjaga kita agar tidak tersandung (dalam terjemahan Inggris versi KJV: tidak jatuh).
Dalam memahami makna dari setiap ayat, konteks adalah kuncinya. Surat Yudas adalah surat yang ditulis oleh Yudas, saudara tiri Yesus. Surat ini ditulis kepada sesama orang percaya, yang disebut Yudas sebagai "saudara" (Yudas 1:3, 17, 20). Menurut Yudas 1:3, Yudas ingin menulis tentang keselamatan, tetapi ia justru merasa terdorong untuk menulis tentang perlunya berjuang demi iman. Tampaknya ada petobat-petobat palsu di dalam gereja yang merupakan "orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus" (Yudas 1:4). Yudas melanjutkan dengan menjelaskan beberapa hal yang dilakukan oleh orang-orang percaya palsu ini dan membandingkan tindakan mereka dengan pemberontakan-pemberontakan dalam sejarah. Yudas memperingatkan bahwa orang-orang ini tidak akan luput dari penghakiman.
Yudas kemudian menasihati orang-orang percaya untuk terus bertahan dalam iman. Ia berkata agar tidak terkejut bahwa ada "pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka" (Yudas 1:18) seperti yang telah dinubuatkan. Daripada tertipu oleh tipu daya guru-guru palsu di antara mereka, mereka harus terus bertumbuh dalam iman: "Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal." (Yudas 1:20-21).
Setelah mengecam orang-orang fasik yang "menyelusup di tengah-tengah kamu" (Yudas 1:4), menjelaskan sifat serius penghakiman Tuhan, dan memohon kepada para pembacanya untuk menjalani kehidupan yang saleh, Yudas menutup suratnya dengan sebuah doksologi. Di sinilah ia menulis bahwa Tuhan sanggup menjaga kita agar tidak jatuh. Meskipun Yudas meminta para pembacanya untuk "peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah" (Yudas 1:21), ia juga menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memelihara kita. Kebenaran kita tidak berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Tuhan. Kita harus berjuang untuk iman dan bertekun. Namun, pada akhirnya, keselamatan kita tidak bergantung pada diri kita sendiri. Kita tidak perlu takut bahwa kita akan murtad dari Tuhan, karena Dialah yang memelihara kita. Kita bersandar pada kekuatan-Nya, bukan kekuatan kita sendiri.
Dalam nyanyian pujian Yudas, "Allah yang esa, Juruselamat kita" (Yudas 1:25), Dia dipercaya melakukan dua hal untuk kita: Dia mampu menjaga kita agar tidak jatuh (secara harfiah, Dia menjaga kita tetap kuat), dan Dia mampu membawa kita yang tidak bernoda "penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya" (ayat 24). Di tengah semua jebakan dunia ini, termasuk pengajaran palsu yang merajalela di mana-mana, Juruselamat kita mampu menjaga kita dari dosa dan kesalahan. Guru-guru palsu yang dikutuk Yudas telah tersandung ke dalam gaya hidup yang berdosa, tetapi Tuhan sanggup memelihara milik-Nya sendiri. Suatu hari nanti kita akan berdiri di hadirat-Nya dalam keadaan kudus dan tak bercacat (lihat Kolose 1:22).
Yudas menulis hal ini sebagai sebuah dorongan. Ia memperingatkan orang-orang percaya untuk bertekun dan menjalani kehidupan yang kudus. Dan dia meyakinkan mereka bahwa Tuhan mau dan mampu menyucikan anak-anak-Nya. Orang Kristen sejati akan bergumul dengan dosa (1 Yohanes 1:8-9). Kita akan gagal. Tetapi kita dapat percaya bahwa Tuhan kita setia dan mampu memelihara kita dalam cengkeraman-Nya dan mempersembahkan kita tak bercacat di hadapan-Nya (Yohanes 10:28-30; Roma 7-8; Filipi 1:6). Dia tidak hanya mampu melakukan hal ini, tetapi Dia melakukannya dengan penuh sukacita. Inilah mengapa kita sangat memuji Dia.